"Pembangunan Indonesia tidak secara politik harusnya, tapi secara kearifan lokal. Kearifan lokal bisa kita ambil dari ajaran-ajaran dari Samin Surosentiko," ucap Soesilo saat peringatan 117 tahun perjuangan Samin Surosentiko, di Pendopo Pengayoman Samin Surosentiko, Blora, Jumat (15/3/2024).
Dia mengatakan banyak mahasiswa Blora menulis skripsi tentang kearifan Samin. Mulai dari keyakinan Samin, arsitektur Samin hingga perkawinan Samin.
"Kearifan-kearifan Samin nanti kita masukkan dalam program bagaimana membangun Indonesia melalui republik jalan ketiga. Kearifan itu memang perlu terutama di Indonesia," ucap doktor lulusan Rusia ini.
Pria berusia 87 tahun itu lalu mencontohkan potensi lokal Indonesia yang bikin orang luar negeri terpesona. Misalnya saja makanan khas seperti onde-onde.
"Bandeng presto kenapa tidak dikembangkan bertaraf internasional. Orang Amerika itu kaget lihat makanan kita onde-onde, bagaimana menaruh wijen di onde-onde. Padahal orang Amerika paling pintar negaranya," ucapnya.
![]() |
"Itulah kearifan yang dipunyai orang Indonesia, itulah yang kita kembangkan. Termasuk kearifan-kearifan yang dimiliki oleh Samin Surosentiko dan para pengikut Samin sekarang," sambung dia.
Soesilo Toer lalu mengutip kata-kata kakaknya Pram. Kalimat itu yakni 'kita harus hidup mutlak, bebas itu mutlak, kearifan yang tidak ada harganya. Kebebasan adalah imanku, agama adalah sandaran hidupku. Hidup harus berani menang kalah lain lagi. Cuma orang-orang berani yang bisa menaklukkan dunia'.
"Pram dulu dituduh komunis, bukan. Dia itu mempertahankan kebebasan. Samin itu orang yang merintis kebebasan, nggak mau dijajah. Sesuai keinginan jiwa raga dia sendiri. Kita kumpul di sini karena kebebasan, tidak ada paksaan," ujar Soesilo Toer.
(ams/ams)