Banjir Bandang di Pekalongan, Ibu dan Anak Dikabarkan Hilang

Banjir Bandang di Pekalongan, Ibu dan Anak Dikabarkan Hilang

Robby Bernardi - detikJateng
Rabu, 13 Mar 2024 22:40 WIB
Banjir bandang di Pekalongan, Rabu (13/3/2024).
Banjir bandang di Pekalongan, Rabu (13/3/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng.
Pekalongan -

Banjir bandang terjadi di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Rabu (13/3/2024) malam, sekitar pukul 19.00 WIB. Akibat dari peristiwa tersebut, Dikabarkan ibu-anak hilang dan sampai belum bisa ditemukan.

Banjir bandang menerjang di wilayah RT 01 RW 01. Cipto (47) warga setempat mengungkapkan, peristiwa terjadi usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Menurutnya, air berasal dari bendungan buatan sebuah pabrik yang tidak jauh dari permukiman desa setempat yang jebol. Hal ini karena bendungan tersebut tidak mampu menampung air hujan dan melimpas ke permukiman.

Ia sendiri sempat terjebak di dalam rumah dengan ketinggian air dan material lumpur hingga satu meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar jam 19.00 WIB, sebelumnya memang hujan sejak sore deras, berhenti lalu hujan lagi. Saya masih di dalam rumah,tiba-tiba, ada suara gemuruh, warga terdengar pada panik teriak, tahu-tahu air sudah masuk ke rumah-rumah. Aku sendiri terperangkap di dalam, nggak bisa keluar, air deras bersama material lumpur," ungkap Cipto kepada detikJateng.

Selain membawa material lumpur, air juga membawa material rumah yang hancur dari atas akibat terjangan banjir bandang yang cukup deras tersebut.

ADVERTISEMENT

"Di dalam satu meter. Airnya deras, sampai jebol bangunan belakang. Barang elektronik dan belanjaan sembako, basah semua," ungkapnya.

Banjir bandang di Pekalongan, Rabu (13/3/2024).Banjir bandang di Pekalongan, Rabu (13/3/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Akibat banjir bandang tersebut, sejumlah rumah warga hilang. Demikian juga ada warga yang dilaporkan hanyut tersapu banjir bandang.

"Rumah-rumah yang di atas hilang nggak tahu jumlahnya berapa. Ada warga yang hilang dua, iya ibu dan anak, masih dalam pencarian. Puluhan rumah rusak terutama yang di bawah sini, " ungkapnya.

Dikatakan Cipto, sebelumnya tidak pernah terjadi banjir bandang seperti saat tadi.

"Selama nenek moyang kami ada di sini, tidak pernah terjadi banjir bandang seperti ini. Kemungkinan di atas lokasi pembangunan pabrik, kayak ada bendungan, terus jebol," ungkapnya.

Genangan banjir sendiri dengan kondisi air yang cukup deras terjadi selama 30 menitan.

"Sekitar 30 menitan. Kita takut semua," tanahnya.

Sementara itu, munirah (52) warga yang bertempat tinggal di atas permukiman lainnya, merupakan korban selamat. Ia sendiri, mempertahankan diri di tengah derasnya air dan material lumpur berpegangan dengan tiang rumah. Beruntung tiang rumahnya kokoh, hingga dirinya selamat.

"Saya lagi liat TV, terdengar para tukang proyek (pembangunan pabrik), pada lari-lari. Tidak lama air langsung datang dengan deras, segini (sekitar satu meter). Di Rumah Saya ada empat orang, termasuk suami saya," katanya saat ditemui detikJateng, di lokasi pengungsian di rumah saudaranya.

Saat kejadian, dirinya panik, ia tidak bisa berbuat banyak, berlari seperti warga lainnya, karena jalan saja dirinya susah.

"Air deras, langsung saya pegangan soko (tiang rumah), untung kuat. Saya pegang itu, suami saya juga. Kita melihat barang-barang semua hanyut, dan rumah belakang jebol," jelasnya.

"Rumah tetangga juga hilang tidak ada lagi. Ada ibu dan anaknya belum ketemu," ungkapnya.

Dua warga yakni ibu dan seorang anak, dikabarkan hanyut. Hingga malam tadi sekitar pukul 22.00 WIB, proses pencarian masih dilakukan.

Di lokasi kejadian sendiri intensitas hujan masih tinggi. Beberapa kali terjadi hujan deras. TNI, Polri, PMI, BPBD dan relawan masih berupaya melakukan evakuasi material dan melakukan upaya pencarian warga yang dikabarkan hanyut.

Hingga berita ini diturunkan belum ada data yang resmi berapa rumah yang hilang dan rusak serta berapa warga yang hanyut.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads