Aksi demo warga soal proyek jalan tol Jogja-Solo di wilayah Desa Joho, Kecamatan Prambanan, Klaten, beredar di media sosial. Dalam aksinya, belasan warga membentangkan spanduk bertulisan tuntutan di mulut terowongan.
Aksi warga itu diunggah di grup Facebook (IPM new) INFORMASI PRAMBANAN MANISRENGGO DAN SEKITARNYA, Sabtu (2/3) siang.
Spanduk berupa kain dan kertas putih itu bertulisan 'Mohon Tinggikan Terowongan Ini', 'Jangan Tutup Akses Desa Kami dengan Kendaraan Besar', 'Nek ora Ditinggikan Ora Iso Piknik Bro, dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zuned Hasugian, warga Desa Joho, saat dikonfirmasi detikJateng membenarkan adanya aksi itu. Aksi damai itu meminta pihak penggarap tol Jogja-Solo agar meninggikan terowongan.
"Demo aksi damai, meminta tolong sama pengelola jalan tol agar ditinggikan terowongannya, karena tidak bisa dilalui bus sama mobil Damkar dan mixer," kata Zuned yang juga koordinator aksi kepada detikJateng, Sabtu (2/3/2024).
![]() |
Dijelaskan Zuned, jalan tersebut merupakan jalan utama yang menghubungkan desanya ke jalan utama jalan Manisrenggo.
"Ibaratnya itu jalan utama, menghubungkan dengan jalan utama, jalan Manisrenggo. Tadi ada bus kunjungan tidak bisa masuk. Kalau tuntutan kita tidak, cuma minta tolong kepada pihak tol," kata Zuned.
Ketinggian terowongan, sebut Zuned, sudah diukur yaitu 3,6 meter. Sedangkan ketinggian bus pariwisata dan Damkar sekitar empat meter.
"Damkar itu udah 4,2 meter dan bus empat meteran, bus pariwisata. Jadi sulit kemungkinan lewat, ya tidak bisa lewat, ke depannya kita pikirkan bagaimana anak cucu kita," ucap Zuned.
Sementara itu, Pimpro tol Jogja-Solo PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ), M Ahdal Masruhin menyatakan apa yang dibangun sudah ada dasarnya. Semua yang dibangun proyek tol sudah sesuai rekomendasi teknis (rekomtek).
"Semua yang kita bangun sudah berdasarkan rekomtek yang dikeluarkan dan disepakati Dinas PU setempat yang sebelumnya sudah sosialisasi di setiap desa," jelas Ahdal kepada detikJateng saat dimintai konfirmasi.
(cln/dil)