Memasuki hari kedua, banjir akibat limpasan Sungai Pemali di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, semakin meluas dan mulai menggenangi wilayah perkotaan. Warga yang terdampak mulai mengeluhkan sakit dan gatal-gatal.
Banjir di Brebes akibat limpasan Sungai Pemali terjadi sejak Senin (26/2) kemarin. Tumpahan air sungai kini sudah mengalir ke wilayah perkotaan Brebes.
Hingga Selasa (27/2) sore, banjir terus bergeser ke sejumlah daerah utara yang jaraknya cukup jauh. Wilayah yang terendam itu antara lain Wangandalem, Krasak, Kelurahan Brebes, Kelurahan Limbangan Kulon, Limbangan Wetan dan Gandasuli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak warga diungsikan karena rumahnya terendam banjir. Di Desa Krasak misalnya, puluhan warga ditempatkan di beberapa lokasi, kantor desa, dan sekolah. Selama semalam, mereka tidur di atas lantai yang dilapisi plastik.
Sehari menempati lokasi pengungsian, sebagian warga korban banjir kini mulai mengeluh sakit demam, sakit kepala, dan gatal-gatal.
"Di sini kebanyakan kena kutu air, gatal-gatal karena basah terus," ujar Yanto sambil menggendong anak balitanya.
Ratinah, wanita lansia juga mengeluh sakit akibat banjir. Dia mengaku semalam tidur beralaskan plastik membuat badannya demam dan sakit kepala. Serupa dengan lainnya, wanita ini pun terkena kutu air.
"Kakinya gatal, kena rangen (kutu air) terus kalau tidur di lantai cuma pakai plastik, jadi kepalanya sakit," kata Ratinah.
Untuk membantu para korban yang sakit, Dinas Kesehatan Brebes menugaskan tenaga medis di tempat tempat pengungsian. Mereka ditempatkan di pos kesehatan yang ada di kantor kantor desa.
"Pasca banjir ini kami sudah koordinasi dengan puskesmas terdampak, termasuk di Puskesmas Kalimati. Dari pagi sudah koordinasi supaya langsung berjaga di Posko. Mereka kebanyakan tadi gatal gatal, pusing, tadi juga ada yang stroke," beber Ineke Tri Sulistyowati, Kepala Dinas Kesehatan Brebes, saat meninjau para pengungsi di Desa Kalimati, Selasa sore.
(ahr/dil)