Maruarar Sebut Kemenangan Prabowo-Gibran karena Jokowi Effect

Nasional

Maruarar Sebut Kemenangan Prabowo-Gibran karena Jokowi Effect

Elvan Dany Sutrisno - detikJateng
Rabu, 21 Feb 2024 18:34 WIB
Maruarar Sirait Bertemu Jokowi (tangkapan layar Instagramnya @maruararsirait)
Foto: Maruarar Sirait Bertemu Jokowi (tangkapan layar Instagramnya @maruararsirait)
Solo - Maruarar Sirait menyatakan kemenangan pasangan calon (paslon) 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tak lepas karena pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia juga menerangkan tentang menjaga basis-basis Jokowi di beberapa daerah untuk memastikan kemenangan Prabowo-Gibran.

"Jokowi effect mempengaruhi hasil pilpres. Basis-basis Pak Jokowi seperti Sulut, Maluku, Bali, Toraja, Sumut daerah Toba, semuanya Prabowo-Gibran menang," kata Maruarar kepada wartawan, Rabu (21/2/2024).

Dilansir detikNews, bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran di menit-menit terakhir, Maruarar mengaku dirinya membantu paslon 02 itu menembus basis massa Jokowi yang selama ini dia jaga. Namun Ara, sapaan Maruarar Sirait, berujar dirinya tak mau mengklaim kemenangan Prabowo-Gibran hanya karena usahanya.

"Pak Prabowo ke PGI, itu memang punya hubungan baik dengan PGI. Kebetulan ayah saya Pak Sabam Sirait pernah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan PGI. Jadi jangan dibilang Ara effect tapi Jokowi effect. Kita cuma meyakinkan apa yang bisa melanjutkan Pak Jokowi ya Prabowo-Gibran," katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menerangkan, mundurnya Ara sebagai kader PDI Perjuangan (PDIP) menjadi penyebab terganggunya perolehan suara baik partai maupun paslon 03, Ganjar Pranowo-Mahfud Md. PDIP disebut banyak kehilangan suara di wilayah yang selama ini dijaga Ara.

"Dari data quick count perolehan suara PDIP turun sekitar 3 sampai 3,5 persen dibandingkan Pemilu 2019. Meskipun PDIP unggul tetapi penurunan suara PDIP sangat terasa terutama di beberapa kantong suara seperti Jawa Barat, NTT, Sumut, Sulut dan lainnya," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi kepada wartawan, Senin (19/2).

Burhanuddin menjelaskan, penurunan suara tersebut terkait keluarnya tokoh penting dari PDIP ke partai lain, termasuk Maruarar Sirait. Efeknya dirasakan tidak saja di Pileg, namun juga di Pilpres. Bahkan, suara Ganjar yang didukung PDIP juga ikut tergerus.

"Maruarar bukan hanya tokoh kuat di PDIP yang punya basis massa di beberapa kantong suara, tapi juga punya jaringan kuat terutama di Parkindo. Ayahnya juga Pak Sabam Sirait dedengkot di Parkindo pada era fusi partai. Karena itu PDIP juga menderita kekalahan cukup besar di basis Parkindo seperti Bali, NTT, Sumut, Sulut dan beberapa daerah lain," kata Burhan.


(apu/dil)


Hide Ads