Pesan Terakhir KPPS Boyolali Sebelum Meninggal: Sudah Enak, Nggak Capek

Pesan Terakhir KPPS Boyolali Sebelum Meninggal: Sudah Enak, Nggak Capek

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 20 Feb 2024 15:20 WIB
Jenazah almarhum GiyantiΒ diberangkatkan ke pemakaman, Boyolali, Selasa (20/2/2024). GiyantiΒ adalahΒ anggota KPPS Pemilu 2024 di Boyolali.
Jenazah GiyantiΒ diberangkatkan ke pemakaman, Boyolali, Selasa (20/2/2024). GiyantiΒ adalahΒ anggota KPPS Pemilu 2024 di Boyolali. Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Anggota KPPS Pemilu 2024 di Boyolali, Giyanti (37) meninggal dunia diduga karena kelelahan. Ibu kandung almarhumah, Sulami, mengungkapkan kronologi anak perempuannya itu jatuh sakit saat menjadi KPPS hingga kemudian dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal.

"Kata Pak Dokter di PKU (Aisyiyah Boyolali) waktu anak saya masuk rumah sakit PKU, sudah nggak ada penyakit yang lain, cuma kelelahan. Pak Dokter PKU bilangnya begitu," kata Sulami saat ditemui di rumah duka, Dukuh Gunung Wijil, Desa Gubug, Kecamatan Ceoogo, Kabupaten Boyolali, Selasa (20/2/2024).

Sulami menceritakan, Giyanti masuk rumah sakit PKU Aisyiyah Boyolali pada Kamis (15/2) pukul 03.30 WIB. Bertugas sebagai anggota KPPS di TPS 6 Desa Gubug, Giyanti baru pulang pukul 02.00 WIB, Kamis (15/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu proses penghitungan suara di TPS 6 belum selesai. Namun Giyanti pulang lebih dulu karena mengeluhkan sakit. Proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS 6 baru selesai pukul 04.00 WIB.

"Adiknya kan pulang jam 04.00 WIB. Adiknya bilang, Mbak (Giyanti) tadi jam 7 sore sudah kelelahan minta istirahat di TPS," terang Sulami.

ADVERTISEMENT

Setelah istirahat di TPS, pukul 02.00 WIB Giyanti diantarkan pulang bersama suaminya, Sularto. Kemudian pukul 03.30 WIB, ibu dua anak itu dibawa ke PKU Aisyiyah.

Dirawat di rumah sakit dua hari, kondisi kesehatan Giyanti semakin menurun kemudian masuk ruang ICU.

"Meninggalnya kemarin (Senin) jam 10 malam (22.00 WIB). Siangnya jam 12.00 WIB itu (Giyanti) bilang ke bapaknya, 'saya semakin penak, sudah nggak ada yang capek-capek' gitu. Pukul 14.00 WIB malah nggak sadar," ungkapnya.

Kemudian, lanjut dia, dipasang alat bantu. Tetapi kata dokter alat bantu sudah tidak mampu. Pukul 22.00 WIB Giyanti dinyatakan meninggal dunia.

Sulami menambahkan, Giyanti sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak. Sehari-harinya dia bekerja di pabrik.

Selain itu, Giyanti ternyata sudah berpengalaman menjadi petugas KPPS Pemilu.

"Sudah 5 atau 6 kali (menjadi petugas KPPS Pemilu). Pokoknya sejak lulus SMA, dia itu senang jadi petugas KPPS," kata Sulami.

Bahkan, jika ada Pemilu lagi, Giyanti mengaku akan kembali ikut menjadi KPPS.

"Aku seneng kok dadi (saya senang menjadi) petugas KPU (KPPS), begitu (jawab Giyanti) ditanyai adiknya," pungkas Sulami.




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads