Banjir di Karanganyar, Kabupaten Demak, berangsur surut. Meski begitu, tercatat masih ada 5.400 warga Demak bertahan mengungsi di Kudus karena kendala listrik hingga air bersih.
"Yang tercatat di kita ada 5.400-an warga, itu tersebar di banyak sekali di 9 kecamatan, ada yang besar dan kecil, total ada 5.400 warga," kata Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie usai rapat koordinasi dengan Pemkab Demak di pendopo Kabupaten Kudus, Jumat (16/2/2024).
Hasan mengatakan genangan banjir di Demak berangsur surut. Dia menyebut ada beberapa warga yang sudah kembali ke rumah untuk bersih-bersih. Namun, karena terkendala air bersih dan jaringan listrik, akhirnya warga kembali ke pengungsian di Kudus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan ini sebagian sudah ada yang mengecek rumah mereka masing-masing karena banjir mulai surut, tapi pada kembali lagi, kalau misalnya pagi ada yang bersih-bersih, malam karena belum ada listrik, belum ada air mereka kembali ke pengungsian," jelasnya.
"Harapannya beberapa hari ini sudah mulai bersih sehingga bisa kembali ke rumah masing-masing," sambung Hasan.
Hasan menyebut terkait dengan bencana banjir bukan soal batas teritorial. Menurutnya bencana banjir yang melanda di Karanganyar Demak adalah kepedulian terhadap warga yang kebanjiran.
"Bencana ini tidak ada batas teritori, yang ada adalah rasa kemanusiaan, oleh karena itu kami dari Kabupaten Kudus, memaksimalkan mungkin dalam posisi bencana untuk memberikan suport maksimal terhadap masyarakat Demak yang mengungsi ke Kabupaten Kudus," jelasnya.
"Terkait dengan logistik kami mengucapkan terima kasih terhadap masyarakat Kudus dan sekitarnya, sumbangan donasi, logistik, BBM, gas itu banyak berasal dari masyarakat," Hasan melanjutkan.
![]() |
Banjir Berangsur Surut
Di lokasi yang sama, Bupati Demak Eisti'anah mengatakan beberapa daerah yang sempat kebanjiran karena tanggul Sungai Wulan jebol kini berangsur surut. Warganya sudah ada yang kembali ke rumah. Namun kembali ke pengungsian karena masih terkendala air bersih.
"Beberapa warga sudah ada yang membersihkan rumahnya, masjid sekalipun malamnya kembali karena belum bersih dan kelelahan, kita upayakan tetap rumati (difasilitasi di pengungsian)," kata Esti'anah ditemui di Pendopo Kabupaten Kudus.
Eisti'anah juga berkoordinasi dengan Pemkab Kudus untuk mengatasi tanggul Sungai Wulan yang kritis kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Dia berharap agar kejadian banjir bandang tidak kembali terjadi.
"Terkait tanggul kita bersama Pemkab Kudus berkoordinasi dengan pusat, BBWS tanggul-tanggul kritis sehingga tidak ada kejadian seperti ini," terang dia.
(ams/rih)