Ribuan warga masih terdampak banjir di Desa Wonoketingal, Kecamatan Karanganyar, Demak. Sebanyak 6.800 warganya mengungsi di sejumlah tempat pengungsian.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 12.30 WIB bahwa ketinggian air di permukiman warga tersebut antara 70 cm hingga 120 cm. Sementara itu kondisi banjir di titik koordinat TPS 7 RT 2 RW 3 masih terendam banjir sekitar 1 meter.
Satu warga, Abdul Munif (60) mengatakan bahwa kondisi di kampungnya surut dua hari ini. Kendati demikian, menurutnya ketinggian air masih antara 70 cm hingga 180 cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini surut sampai 60 cm, kalau yang ke dalam sampai sawah ya 70 sampai 180 cm," ujar Mbah Dul, panggilan Abdul Munif, saat ditemui di lokasi, Kamis (15/2/2024).
"Ini termasuknya sudah mending, sebelumnya sempat surut terus nambah lagi," imbuhnya.
Ia menerangkan bahwa desanya kebanjiran sejak Jumat (9/2) sore. Air mulai masuk kampung deras sehabis Jumatan.
"Habis Jumatan persis, (arus) airnya wusss (deras). Masuk rumah itu sekitar ashar," terangnya.
Ia menerangkan sekeluarga mengungsi di SDN 2 Gajah. Ia kembali ke rumahnya untuk ngasih makan ayam peliharaannya.
"Ya kasih makan ayam, naikin (barang) yang penting-penting yang pada tenggelam. Ngungsinya di SDN 2 Gajah, bareng keluarga semua anak cucu semua," terangnya.
Mbah Dul yang sudah berkepala enam itu menyadari bahwa pemungutan suara di desanya tertunda lantaran dampak banjir dan pengungsinya menyebar. Ia pun mengaku akan nyoblos jika coblosan susulan berlangsung.
"Ya emang nggak bisa, soalnya kan orangnya pada nyebar semua, ada yang di Kalitekuk, ada yang di Ngaluran, ada yang di saudaranya Dempet, ada yang di Kudus, ada yang di Mayong Jepara. Ya kalau ditunda kan besok kalau sudah reda pada pulang semua," terangnya.
"Ya pengennya ya ikut nyoblos, setiap pemilu kan nyoblos," imbuhnya.
Sementara itu, Kades Wonoketingal Muhajirin mengatakan bahwa kondisi di desanya surut namun ketinggian air masih sekitar 60 hingga 1 meter lebih. Ia mengatakan bahwa semua warganya masih mengungsi di sejumlah titik.
"Saat ini surut sekitar 40 cm mulai dari kemarin. Kemungkinan yang di tengah masih sekitar 1 meter lebih sedikit, tapi yang di pinggir-pinggir kurang lebih masih 70 cm atau 60 cm," ujar Muhajirin.
"Masih, hampir semuanya masih mengungsi, 100 persen. Tidak ada daratan di Wonoketingal," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa sebanyak di wilayahnya terdapat 19 TPS. Sementara Balai Desa sebagai tempat sekretariat pemilu desa setempat.
"Ada 19 TPS yang saat ini belum bisa mengikuti pemilu. Titik TPS-nya tersebar, ada yang di halaman rumah rumah warga," ujarnya.
Sejumlah warga nampak masih bertahan di pos pengungsian jalan pantura desa setempat. Mereka berteduh di dalam tenda terpal buatan di atas jalan pantura yang lebih tinggi dibanding daratan permukiman mereka.
Selain tenda, warga juga ada yang mengungsi di dalam bak truk. Jalan tersebut dipenuhi dengan sejumlah sepeda motor yang terparkir rapi.
Sementara itu satu anggota KPPS Desa Wonoketingal mengatakan bahwa TPS 7 terletak di RT 2 RW 3 rumahnya Bapak Kasan. Kondisi wilayah tersebut masih terendam banjir.
"Saat ini masih terendam banjir (titik TPS 7)," ujar Rifki.
Sebelumnya, banjir di Demak yang membuat coblosan di 10 desa tertunda mendapat perhatian khusus dari KPU. Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menyatakan masih menunggu situasi kondusif untuk melaksanakan pemilu bagi korban banjir.
"Belum, seperti yang di Demak ini kan karena tergenang semua sehingga belum bisa ditentukan kapan akan dilaksanakan pemilu susulannya. Nanti setelah situasinya memungkinkan," katanya usai mencoblos di TPS 31, Kelurahan Pedurungan Kidul, Semarang, Rabu (14/2/2024).
Dia akan memikirkan kondisi dari pemilih untuk menetapkan hari pemilu susulan. Sebab, saat ini banyak warga yang mengungsi hingga ke luar daerah.
"Warganya kan sebagian besar ngungsi. Pada dasarnya kan KPU ini melayani, follow the voters, mengikuti pemilih, pemilih ada di mana itu yang diikuti untuk dilayani, tapi karena tersebar itu nanti kita cek satu-satu dulu sehingga pemilihnya bisa terlayani," tambahnya.
(ahr/apu)