Bawaslu Ungkap Asal Tumpukan Duit Miliaran di DPC PDIP Banyumas yang Viral

Bawaslu Ungkap Asal Tumpukan Duit Miliaran di DPC PDIP Banyumas yang Viral

Anang Firmansyah - detikJateng
Rabu, 14 Feb 2024 11:47 WIB
Video tumpukan uang diduga di kantor DPC PDIP Banyumas (dok tangkapan layar)
Video tumpukan uang diduga di kantor DPC PDIP Banyumas (Foto: dok tangkapan layar)
Banyumas -

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Banyumas mengungkap asal-usul uang miliaran yang videonya tersebar melalui media sosial Instagram. Diketahui pengunggah video tersebut merupakan pengurus DPC PDIP Banyumas.

Ketua Bawaslu Banyumas, Imam Arif Setiadi menjelaskan, pihaknya sudah meminta klarifikasi kepada pengurus DPC PDIP Banyumas. Menurutnya uang itu merupakan bayaran untuk para saksi.

"Bawaslu sudah konfirmasi dari pihak ketua dan bendahara menjelaskan bahwa itu uang saksi yang berasal dari caleg," kata Imam singkat saat dimintai konfirmasi, Rabu (14/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, warganet dibuat heboh dengan unggahan video cerita pemilik akun Instagram @dyah*******2. Dalam unggahan berdurasi 15 detik tersebut menunjukkan sejumlah uang pecahan Rp 100 ribu yang dibungkus dalam satu plastik.

Lokasi video tersebut diduga di kantor DPC PDI Perjuangan Banyumas. Dalam unggahannya juga dituliskan jumlah uang Rp 7 miliar namun tanpa tujuan yang jelas diperuntukkan untuk apa.

ADVERTISEMENT

Saat dimintai konfirmasi, Bendahara DPC PDIP, Sadewo Tri Lastiono membenarkan lokasi tersebut berada di kantornya. Namun tumpukan uang tersebut untuk membayar saksi dan petugas input data.

"Itu kan memang duit saksi. Di PDIP per TPS kan ada beberapa saksi. Jumlah saksinya 2 kali jumlah TPS. Jumlah TPS nya 5 ribuan berapa. Nah itu dua kalinya karena dua orang saksi. Itu juga bukan cuma buat saksi. Kalau PDIP kan ada petugas yang input juga," terangnya.

Uang tersebut menurutnya berasal dari iuran para caleg yang mendapatkan rekomendasi. Namun ia memastikan jumlahnya tidak sampai Rp 7 miliar.

"Itu dulu semua caleg yang dapat rekom iuran. Terus dikumpulkan. Nah kemarin dicairkan untuk saksi-saksi. Itu harus dibagi malam itu. Setiap caleg itu harus ada petugas yang input data. Nanti ada sistemnya," jelasnya.

Dirinya mengklarifikasi bahwa uang yang ada dalam satu bendel plastik jumlahnya hanya Rp 1 miliar.

"Itu uang saksi jumlahnya tidak Rp 7 miliar. Tapi tepatnya saya tidak tahu persis. Uangnya itu kalau seplastik isinya Rp 1 miliar. Jumlahnya ga sampai Rp 7 miliar. Orang Dyah tahu juga ga, itu kan pengurus DPC, tidak pernah di sini karena di Jakarta. Pas lagi pulang mampir," ungkapnya.

Pada saat menghitung uang tersebut Dewo juga menjelaskan ada di dalam ruangan tersebut. Ia juga sudah mewanti-wanti agar pengurus yang ada tidak berbuat macam-macam.

"Saya ya posisinya di situ, saya kan yang ngurusin itu orang saya bendahara kemudian saya ngomong yang ada di situ 'jangan pada glewehan loh ya' mbokan gimana-gimana. terus Dyah itu iseng-iseng. Pagi-pagi sudah tak marahin," tegasnya.

Dirinya juga mengaku bahwa uang tersebut sudah dilaporkan ke Bawaslu tingkat kabupaten. Tanda bukti terimanya diklaim sudah ada semua.

"Itu ada buktinya. Tanda terimanya juga ada. Sudah diklarifikasi juga (Bawaslu). Tidak masalah kalau mau lihat bukti-buktinya ada semua itu nilainya berapa. Saya cuma mengatur tok. Tanda terimanya ada untuk apa," pungkasnya.

Dilansir dari detikNews, dari video yang dilihat detikcom, Selasa (13/2), tampak tumpukan uang itu berada di atas meja. Uangnya pecahan Rp 100 ribu.

Seorang wanita terlihat memegang uang-uang tersebut. Lalu kamera menyorot sisi lain yang memperlihatkan bingkai foto di dinding.

"DPC PDI Perjuangan. The best. Duh baru pernah ngelihat duit cash sebanyak ini" ujar seorang wanita yang diduga memvideokan tumpukan uang itu.

Di dalam video itu, ada juga narasi yang ditambahkan. Tulisannya "Hari ini pertama kalinya ngelihat dan menyentuh DUIT CASH sebanyak total udah 7M yang gw liat hari ini biasanya cuma liat dalem bentuk saldo doang."




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads