Menengok Kokohnya Bendung Pengendali Banjir Wilalung Kudus Peninggalan Belanda

Menengok Kokohnya Bendung Pengendali Banjir Wilalung Kudus Peninggalan Belanda

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 11 Feb 2024 07:00 WIB
Bendung Wilalung bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan, Kudus, Selasa (2/6/2024).
Bendung Wilalung bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan, Kudus, Selasa (2/6/2024).Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Bendung Pengendali Banjir Wilalung di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah hingga sekarang masih berdiri kokoh dan kuat. Padahal bendung pengendali banjir yang kono itu dibangun pada masa penjajahan Belanda. Seperti apa cerita di baliknya?

Bendung Wilalung yang begitu dikenal warga masih berdiri kokoh sampai sekarang. Fungsinya untuk mengendali banjir pun tidak diragukan lagi meski usianya sudah tua.

Pantauan detikJateng di lokasi, Selasa (6/2/2024), debit air sedang tinggi mencapai 825 meter kubik per detik. Air di bendung sudah peres ke pintu. Bahkan pintu ke arah Sungai Juana sudah dibuka berdasarkan SOP atau ketentuan yang berlaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bendung itu pun selain menjadi pengendali banjir juga akses warga khususnya pengguna motor atau pejalan kaki. Terutama warga dari Demak ke Kudus atau sebaliknya.

Berdasarkan papan informasi di kantor operasional Bendung Wilalung, bendung ini dibangun pada tahun 1918 oleh Belanda. Di Bendung Wilalung terdapat 11 pintu, terdiri dari sembilan pintu ke arah Sungai Juana dan dua pintu ke arah Sungai Wulan atau Demak dan Jepara.

ADVERTISEMENT

Tujuan pembangunan bendungan ini konon untuk oncoran sedimentasi pada areal Belanda khususnya rawa-rawa yang ada di Kudus dan Pati. Hal ini bertujuan agar Belanda bisa menanami daerah rawa dengan tanaman tebu untuk memasok bahan baku ke Pabrik Rendeng Kudus dan Trangkil Pati.

Bendung Wilalung bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan, Kudus, Selasa (2/6/2024).Bendung Wilalung bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan, Kudus, Selasa (2/6/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Bendung ini juga untuk mengelola atau mengatur pembagian banjir dari Sungai Serang dan Lusi ke arah Lembah Juana dan Sungai Wulan. Selain itu juga agar daerah rawa-rawa lembah Juana terjadi colmatese khusus kelompok rawa Prawoto di Pati.

OP Bendung Wilalung Kudus Karno mengakui jika bendung pengendali banjir tersebut usianya sudah tua. Sehingga ada beberapa pintu yang tidak simetris. Meskipun demikian kata dia bendung yang dibuat pada masa penjajahan Belanda itu masih terbilang kuat.

"Sudah tidak simetris tapi masih kuat," jelas Karno ditemui di lokasi, Selasa (6/2/2024).

Dia mengatakan dari 11 pintu pengendali banjir hanya tinggal beberapa saja yang masih aktif. Lainnya kata dia sudah termakan usai sehingga tidak bisa dioperasionalkan.

"Semua pintu total ada 11 pintu, yang masih aktif tiga pintu, nomor 6,7, dan 8 itu arah Sungai Juana semua, yang lain sudah netral," jelas Karno.

Meskipun demikian, pihaknya berharap adanya perhatian pemerintah daerah atau pusat agar melakukan peremajaan bendung pengendali banjir tersebut.

"Ini karena sudah dimakan usia, karena sudah tua. Kita gunakan yang bisa-bisa saja. Kita sudah usulkan ke dinas terkait tapi hingga sekarang belum ada tindak lanjut," terang Karno.




(cln/ahr)


Hide Ads