Civitas Akademika Undip Desak Pemerintah Junjung Etika, Kampus: Sikap Pribadi

Civitas Akademika Undip Desak Pemerintah Junjung Etika, Kampus: Sikap Pribadi

Afzal Nur Iman - detikJateng
Rabu, 07 Feb 2024 14:49 WIB
Civitas akademika Undip membacakan pernyataan sikap terkait konstelasi politik nasional di Taman Inspirasi Undip, Semarang, Rabu (7/2/2024).
Foto: Civitas akademika Undip membacakan pernyataan sikap terkait konstelasi politik nasional di Taman Inspirasi Undip, Semarang, Rabu (7/2/2024). (Afzal Nur Iman/detikJateng)
Semarang -

Sejumlah civitas akademika Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menyampaikan pernyataan sikap terkait konstelasi politik nasional. Pihak kampus melalui Humas Undip, Utami Setyowati menyatakan hal itu merupakan sikap pribadi.

"Pernyataan sikap yang disampaikan bukan atas nama institusi Universitas Diponegoro. Segala yang berkenaan dengan pernyataan sikap menjadi pendapat pribadi masing-masing," kata Utami dalam pesan singkat, Rabu (7/2/2024).

Dia menyatakan Undip sebagai institusi akan menjaga netralitas dan sikap santun dalam Pemilu 2024 ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Undip sebagai insitusi negara selalu berusaha menjaga dan menegakkan netralitas dan budaya santun serta damai dalam setiap Pemilu," tambahnya.

Sebelumnya, civitas akademika Unidip menyampaikan sikap untuk menyikapi konstelasi politik nasional. Pernyataan sikap itu dibacakan oleh Guru Besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip, Suradi Jaya Saputra di Taman Inspirasi Undip. Dia menyebut sekitar 30 guru besar hadir dalam acara tersebut.

ADVERTISEMENT

Di antaranya ialah Muhammad Nuh dari Fakultas MIPA, Lita dan Ani Purwanti dari Fakultas Hukum, Ferdinan dari Fakultas Ekonomi, Zainal dari Fakultas Kedokteran. Selain itu mahasiswa dari aliansi BEM se-Undip dan alumni juga ikut hadir dalam deklarasi tersebut.

Dalam pernyataan sikap itu juga disebutkan bahwa kehidupan demokrasi telah mengalami kemunduran. Karena itu mereka meminta penyelenggara negara kembali ke pilar-pilar demokrasi yang berlandaskan nilai Pancasila.

"Hari ini kita melihat bagaimana nilai-nilai kehidupan berdemokrasi didegradasi secara terang-terangan, etika dan moral dalam berdemokrasi telah hingga mencapai titik nadir. Untuk itu kami mendesak pemerintah dan mengimbau seluruh bangsa Indonesia untuk kembali menjunjung tinggi etika dan moral dalam berdemokrasi guna menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara dari potensi kerusakan yang lebih parah," ujar Suradi Jaya Saputra.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads