Ramai Jokowi Dikritik Civitas Akademika, Begini Tanggapan Rektor di Kebumen

Ramai Jokowi Dikritik Civitas Akademika, Begini Tanggapan Rektor di Kebumen

Rinto Heksantoro - detikJateng
Sabtu, 03 Feb 2024 14:01 WIB
Jokowi
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Kebumen -

Belakangan ini sejumlah civitas akademika dari berbagai kampus di Indonesia mengkritik pemerintahan Jokowi dan menuntut pemilu yang jujur dan adil. Beberapa rektor universitas di Kebumen justru menyatakan agar jangan mudah melakukan pernyataan-pernyataan politik dengan mengatasnamakan kampus yang sebenarnya adalah bagian dari narasi politik.

Sejumlah civitas akademika ramai mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu muncul setelah mencermati dinamika yang terjadi dalam perpolitikan nasional selama beberapa waktu terakhir.

Rektor Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen, Dr H Imam Satibi M.Pdi mengingatkan agar semua elemen masyarakat menjaga marwah pemilu. Oleh karena itu, baik pemilu maupun pihak penyelenggara harus didukung sehingga pemilu berjalan dengan damai dan jujur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait dengan fenomena menghadapi pemilu 2024. Yang pertama bahwa pemilu ini merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus kita jaga marwah dan tidak kita cederai. Untuk itu pemilu ini harus sama-sama kita dukung bagaimana penyelenggara pemilu dapat menyelenggarakan pemilu secara damai secara jujur tanpa ada intrik intimidasi yang tentunya akan mengganggu proses demokrasi," kata Imam Satibi kepada detikjateng, Sabtu (3/2/2024).

Lebih lanjut ia menegaskan agar civitas akademika tidak mudah melakukan pernyataan-pernyataan politik dengan mengatasnamakan kampus yang sebenarnya adalah bagian dari narasi politik.

ADVERTISEMENT

"Kemudian yang kedua, saya menghargai apresiasi Bapak Presiden beserta penyelenggara pemilu yang sudah sedemikian rupa untuk menyelenggarakan pemilu ini secara baik secara berkualitas. Sehingga menurut saya bahwa kita semuanya harus menjaga jangan sampai kita mudah melakukan pernyataan-pernyataan politik dengan mengatasnamakan kampus, mengatasnamakan komunitas tertentu yang sebetulnya itu adalah bagian dari narasi politik," imbuhnya.

Ia pun meminta semua pihak untuk bisa menahan diri dan sebisa mungkin justru melakukan edukasi politik demi pemilu yang jujur dan damai. Pihaknya berharap agar pemilu ini berjalan dengan baik dan ke depan Indonesia akan semakin maju.

"Menurut saya bahwa kita harus bisa menahan diri sebisa mungkin justru kita bagaimana melakukan edukasi politik untuk terwujudnya pemilu yang jujur yang damai yang aman sehingga semuanya adalah merupakan tanggung jawab bersama-sama. UMNU Kebumen mendukung terselenggaranya pemilu yang damai dan hak-hak masyarakat harus dilindungi dan juga semuanya harus ikut berpartisipasi tetap menjaga terselenggaranya pemilu 2024. Semoga pemilu ini berjalan dengan baik dan Indonesia ke depan akan semakin maju," lanjutnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo), Dr Herniyatun M.Kep Sp.Mat menyampaikan kepada semua masyarakat khususnya keluarga besar Unimugo agar bisa berpartisipasi sebaik-baiknya dalam pemilu 2024. Ia berharap pemilu nanti akan menghasilkan pemimpin yang terbaik buat bangsa dan bisa melanjutkan kepemimpinan yang sudah sangat baik.

"Kami sampaikan pada kesempatan yang baik ini kita semua sedang menghadapi pemilu kami sampaikan juga kepada seluruh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Gombong dan kepada seluruh masyarakat agar bisa menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya, kita netral menjaga ketertiban keamanan kebersamaan yang sudah terjalin dengan baik selama ini. Semoga nanti pemilu akan menghasilkan pemimpin yang terbaik buat bangsa dan bisa melanjutkan kepemimpinan yang sudah sangat baik ini," ucapnya.

Diwartakan sebelumnya, civitas akademika sejumlah kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ramai-ramai melayangkan kritik untuk pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sejumlah guru besar dan dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar juga turut mengingatkan kepada Presiden Joko Widodo dan semua pejabat negara agar mengedepankan nilai-nilai kerakyatan dan keadilan sosial serta rasa nyaman dalam berdemokrasi.

Memiliki sikap yang sama, Universitas Indonesia (UI) ikut terpanggil untuk menabuh genderang memulihkan demokrasi negeri yang terkoyak.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads