Giliran Golkar-PKS Blora Protes Simulasi Pilpres KPU Pakai Gambar 4 Paslon

Giliran Golkar-PKS Blora Protes Simulasi Pilpres KPU Pakai Gambar 4 Paslon

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Selasa, 30 Jan 2024 17:46 WIB
Surat suara simulasi pilpres KPU pakai 4 gambar
Surat suara simulasi pilpres KPU pakai 4 gambar. Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng.
Blora -

Simulasi pemilihan capres-cawapres di Blora yang memakai 4 gambar mendapatkan protes dari sejumlah partai politik. Terbaru, Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga memprotes simulasi tersebut.

Ketua DPD Partai Golkar, Siswanto mempertanyakan alasan mendasar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggunakan 4 paslon saat simulasi.

"Kan yang jadi pertanyaan dasarnya apa? Pertimbangannya apa kok 4. Kenapa simulasi tidak 3 yang sesuai dengan kondisi riil. Kenapa? Dasarnya apa?" ucapnya kepada detikJateng saat dimintai konfirmasi, Selasa (30/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya simulasi pilpres menyoal surat suara mesti disosialisasikan terlebih dahulu dengan pihak terkait sebelum dipraktikkan.

"Itu sudah dikonsultasikan dengan partai di tingkat pusat atau belum. Atau minimal disosialisasikan sebelum dipraktikkan di bawah. Apakah sudah sosialisasi dengan partai, peserta pemilu, capres-cawapres, partai pendukung, partai pengusung. Atau KPU jalan sendiri?" terang pria yang juga wakil ketua DPRD Blora ini.

ADVERTISEMENT

Dalam pemilu, menurut Siswanto kalau pilpres pesertanya adalah capres-cawapres, sedangkan peserta pemilu legislatif adalah partai politik. Adanya simulasi pemilu capres-cawapres yang pakai 4 gambar itu membingungkan pemilih.

"Apakah itu tidak membingungkan bagi pemilih? Apakah sudah disosialisasikan? Kenapa kok 4, kenapa kok tidak lebih dari 4, kenapa tidak 3 sekalian? Menurut saya sebaiknya itu harus koordinasi dan sosialisasi dengan capres-cawapres. Itu yang penting. Dibuatkan dengan gambar orang tapi tidak kelihatan figur kan tidak apa apa," terangnya.

Protes juga disampaikan Ketua DPC PKS Blora Santoso Budi Susetyo. Santoso menilai sebagai lembaga resmi penyelenggara pemilu tidak pantas membuat surat suara dengan 4 gambar pasangan. Sedangkan realitasnya hanya 3 pasangan calon.

"Katanya lembaga resmi. Jadi sesuatu yang tidak pantas dan potensi mengundang kecurigaan. Simulasi pakai kartu suara dengan gambar yang tidak sesuai dengan jumlah semestinya bisa mengundang pertanyaan dan kegaduhan. Ada apa? Kan gitu," jelasnya kepada detikJateng.

Dia curiga KPU sengaja membuat kegaduhan dalam kontestasi Pemilu 2024. Menurutnya langkah KPU dianggap aneh menggunakan 4 pasangan dan nomor yang tidak numerik.

"Orang kan bertanya-tanya. Seolah-olah kok sengaja membuat kegaduhan. Kalau kami menyayangkan. Apa sih motivasinya? Kan namanya pemilu dari sejak dulu sampai sekarang seperti ini kan baru ini. Aneh," ucapnya.

Budi menginginkan simulasi sesuai dengan kenyataan paslon capres-cawapres saat ini yang 3 pasangan calon.

"Idealnya ya seperti biasanya lah. Namanya 3 pasang ya 3 pasang. Kecuali kalah pihak lain di luar KPU yang bukan lembaga resmi penyelenggara pemilu tidak ada yang menyalahkan. Itu kan terkesan aneh. Mengundang kegaduhan. Harapannya kembali kepada kewajaran kalau 3 pasang ya 3 pasang," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, KPU Kabupaten Blora menggelar simulasi pemantapan pemungutan dan penghitungan surat suara di TPS 7 Desa Jepangrejo, Kabupaten Blora, Senin (29/1). Dalam simulasi itu terdapat surat suara capres-cawapres yang memakai 4 gambar.

"Kemarin 2 pasangan calon. Untuk yang presiden ini 4 pasangan calon. Presiden mulai nomor 65, 66, 67 dan 68," ungkapnya saat meninjau simulasi pemungutan suara di Jepangrejo Blora, Senin (29/1).

Solikin menambahkan, surat suara capres yang diterima dari KPU RI. Dengan 4 paslon, nomor 65, 66, 67 dan 68 saat simulasi.




(apl/ahr)


Hide Ads