- Contoh Ceramah Singkat Bulan Rajab 1. Contoh Ceramah Bulan Rajab #1: Isra Miraj & Sholat 2. Contoh Ceramah Bulan Rajab #2: Keutamaan Bulan Rajab
- 3. Contoh Ceramah Bulan Rajab #3: Keistimewaan Bulan Rajab 4. Contoh Ceramah Bulan Rajab #4: Momentum Membenahi Sholat 5. Contoh Ceramah Bulan Rajab #5: Sekilas Bekal di Awal Bulan Rajab 6. Contoh Ceramah Bulan Rajab #6: Amaliyah Bulan Rajab 7. Contoh Ceramah Bulan Rajab #7: Rajab Bulan Istimewa
Ceramah menjadi salah satu agenda wajib dalam momen pengajian atau doa bersama. Pada bulan Rajab, isi ceramah pun sebaiknya disesuaikan agar lebih relevan dengan audiens. Ada begitu banyak contoh ceramah singkat bulan Rajab yang membahas tentang keistimewaan bulan ini.
Rajab sendiri merupakan bulan ketujuh di dalam kalender hijriah. Pada tahun 2024 atau 1445 H ini, bulan rajab jatuh pada hari Sabtu, 13 Januari 2024. Artinya, saat ini kita masih dalam minggu pertama bulan Rajab.
Bulan Rajab begitu istimewa bagi umat Islam karena termasuk dalam salah satu bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah SWT, selain Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. Pada bulan ini, kita dianjurkan untuk memperbanyak beribadah dan menjauhi perbuatan dosa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika kamu sedang mencari referensi untuk ceramah di bulan Rajab, sebaiknya jangan lewatkan penjelasan lengkap di bawah ini. detikJateng telah menghimpun beberapa ceramah bertema Rajab dari buku 'Taushiah Populer Tradisi Televisi Seputar Ibadah Amaliyah dan Akhlak' oleh Didik Yulianto Al Paresi (2020) dan laman resmi Nahdlatul Ulama.
Contoh Ceramah Singkat Bulan Rajab
1. Contoh Ceramah Bulan Rajab #1: Isra Miraj & Sholat
"Maha Suci Allah yang telah menjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha, yang telah Kami berkahi sekitarnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian ayat Kami (QS. Al Isra: 1)
Setiap memasuki bulan Rajab, umat Islam antusias memperingati perjalanan monumental Rasulullah dari Mekkah ke Masjid Al-Aqsa di Palestina (isra) dan naiknya beliau ke langit (miraj) dalam rangka menerima risalah shalat lima waktu yang dilaksanakan umat Islam saat ini.
Pada masa sekarang, fenomena keagamaan memang semarak yang ditandai dengan antusiasnya masyarakat dalam mengikuti acara-acara yang berkaitan dengan agama, mulai dari tahajud bersama, zikir bersama, dan lainnya. Hanya saja, pada saat fenomena keagamaan itu meningkat, ada fenomena lain yang tidak kalah semaraknya, seperti maraknya perjudian dan bentuk-bentuk kemaksiatan lainnya. Semestinya, ketika fenomena keagamaan tersebut menggeliat menurunkan fenomena kemaksiatan tersebut.
Memperhatikan hal itu, apakah karena pengaruh sekularisme atau karena kedangkalan pemahaman agama, saat ini sepertinya sudah berkembang opini bahwa agama hanya berkaitan dengan ibadah (shalat, haji, zakat, puasa, dan lainnya) sedangkan di luar itu merupakan persoalan duniawi yang tidak ada kaitannya dengan agama. Opini tersebut jika tidak mendapatkan perhatian serius akan semakin memarjinalkan peran agama dalam lingkup rumah ibadah saja. Padahal, selaku umat Islam semestinya menghayati, firman Allah, "Sesungguhnya shalat (bisa) mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" (QS. Al-Ankabut: 45
Untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana shalat semestinya dilakukan oleh setiap muslim, perlu dimengerti tentang ada' atau ta'diyah dan iqamah yang berarti menunaikan dan mendirikan.
Oleh sebab itu, berkaitan dengan pemenuhan kewajiban shalat-di samping nash mereferensi penggunaan kata iqamah, ulama juga menggunakan kosa kata serupa dalam penjelasan mereka agar umat dalam melakukan shalat itu tidak semata-mata memenuhi kewajiban, tapi sebagai kebutuhan untuk pencerahan jiwa. Bukankah Allah telah berfirman, "Hanya dengan berdzikir hati menjadi tenang?" Dan, shalat sebagai bentuk dzikir tertinggi semestinya berdampak kepada hal itu. Dalam rangka menuju kepada maksud tersebut. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits Nabi yang maksudnya bahwa shalat bisa mendatangkan ketenangan jiwa dan membuka mata hati pelakunya. Karena itu maknailah shalatmu!
Oleh sebab itu, kesemarakan peringatan Isra-Miraj pada bulan Rajab ini, semestinya dijadikan evaluasi bagi setiap muslim dalam melaksanakan perintah shalat. Apakah shalat yang dilakukan berdampak kepada ketenangan jiwa dan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Jika hal itu tidak dilakukan, kesemarakan peringatan Isra-Miraj hanya akan melahirkan budaya konsumtif saja, Sedangkan shalat sebagai media pencerahan jiwa diabaikan.
2. Contoh Ceramah Bulan Rajab #2: Keutamaan Bulan Rajab
Rajab berasal dari kata tarjih yang artinya menghormati, demikian penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya. Dari namanya saja dapat diketahui bahwa Rajab adalah bulan yang layak dihormati dan dimuliakan. Mengapa Rajab menjadi bulan yang terhormat? Setidaknya ada tiga keutamaan bulan tersebut.
Rajab merupakan salah satu bulan dari empat bulan haram (arba'atun hurum). Oleh karena itu, Rajab menjadi salah satu bulan istimewa dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Syaban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Taala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah: 36)
Ketika menjelaskan tafsir Surat At Taubah ayat 36 ini, Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa sanksi berbuat dosa di bulan-bulan haram jauh lebih berat dibandingkan bulan-bulan lainnya, selain bulan suci Ramadhan. Sebaliknya, amal shalih di bulan-bulan haram pahalanya lebih besar dibandingkan di bulan lainnya, kecuali Ramadhan. "Sesungguhnya mengerjakan perbuatan zalim di bulan-bulan haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar dibandingkan melakukan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya," kata Ibnu Abbas yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya. "Amal shalih di bulan haram pahalanya lebih besar, dan kezaliman di bulan ini dosanya juga lebih besar dibanding di bulan-bulan lainnya, kendati kezaliman di setiap keadaan tetap besar dosanya."
Hadis Nabi shallallahualaihi wa sallam dari Abu Bakrah : "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Syaban." (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).
Inilah empat bulan haram atau mulia dalam Islam:
(1) Dzulqadah
(2) Dzulhijjah
(3) Muharram
(4) Rajab.
Jadi, bulan Rajab salah satu di antaranya. Inilah yang menjadikan Rajab adalah bulan yang istimewa. Ibadah di dalamnya bernilai besar pahalanya, sebagaimana dosa juga besar nilainya, dibanding yang dilakukan di luar bulan Rajab serta tiga bulan haram lainnya.
Amalan yang dianjurkan pada bulan Rajab:
1. Puasa Sunnah, perbanyaklah puasa sunnah di bulan Rajab
2. Perbanyak sedekah, perbanyak juga sedekah sepanjang bulan Rajab
3. Menyapu kepala anak yatim, yaitu memberi santunan terhadap anak-anak yatim di bulan Rajab.
3. Contoh Ceramah Bulan Rajab #3: Keistimewaan Bulan Rajab
Rasanya seolah-olah waktu berjalan begitu cepat, dan kita harus bersiap untuk menyambut bulan Rajab. Memasuki bulan ini, kita juga akan segera menghadapi Syaban dan bulan suci Ramadhan. Namun, seharusnya tidak ada istilah "tiba-tiba" karena waktu berjalan linier, kecuali jika kita abai atau tidak peduli.
Bulan Rajab sendiri memiliki makna istimewa. Dalam kitab I'anatut Thalibin dijelaskan bahwa "Rajab" berasal dari kata "tarjib" yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan bulan Rajab di atas bulan lainnya. Bulan Rajab juga dikenal sebagai "Al-Ashabb" (الأصب), yang berarti "yang mengucur" atau menetes, karena dianggap bulan penuh berkah. Julukan lainnya adalah "Al-Ashamm" (الأصم) atau "yang tuli," karena tidak terdengar suara perang pada bulan ini.
Allah memuliakan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram, bersama dengan Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. Oleh karena itu, bulan Rajab memiliki nilai yang lebih tinggi.
Meskipun tidak ada hadits yang kuat tentang keutamaan amalan tertentu di bulan Rajab, bukan berarti kita tidak dapat melakukan ibadah dengan niat ikhlas. Menjalankan puasa di bulan ini memiliki nilai istimewa karena dilakukan pada bulan yang agung. Dalam hadits riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad, disebutkan "Berpuasalah pada bulan-bulan haram."
Imam Al-Ghazali menyarankan agar puasa dilakukan pada hari-hari utama, seperti ayyâmul bidh (tanggal 13, 14, dan 15), hari Senin, Kamis, dan Jumat. Rajab juga memiliki peristiwa istimewa isra dan miraj Rasulullah, di mana beliau menerima perintah shalat lima waktu.
Seiring dengan memasuki bulan Rajab, Rasulullah mengajarkan doa:
"اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ"
"Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Syaban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan."
Bulan Rajab adalah momen untuk meningkatkan kualitas diri, mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallâh), dan berbuat baik ('amal shâlih) kepada sesama. Mari manfaatkan dengan baik kesempatan berharga ini di tengah kesibukan dunia yang melengahkan. Wallahu a'lam.
4. Contoh Ceramah Bulan Rajab #4: Momentum Membenahi Sholat
Hadirin yang terhormat,
Bulan Rajab telah tiba, salah satu dari empat bulan yang dihormati oleh Allah subhanahu wa taala, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran:
"Ini [adalah ketetapan yang ditetapkan oleh Allah] tentang agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan-bulan yang empat itu." (QS At-Taubah: 36)
Bulan ini memiliki kemuliaan dan keutamaan tersendiri, serupa dengan bulan-bulan lain yang juga dihormati. Dalam bulan Rajab, kita dianjurkan untuk meningkatkan ketaqwaan dan membersihkan diri dari perbuatan dosa. Ingatlah bahwa perbuatan dosa di bulan ini memiliki konsekuensi yang lebih berat. Kita perlu menjauhi segala bentuk perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Bulan Rajab juga menjadi pengingat untuk fokus pada ibadah, terutama shalat. Shalat adalah kewajiban yang harus kita laksanakan dengan baik. Allah memberikan keutamaan yang besar terhadap shalat, dan kita sebagai umat-Nya, hendaknya menjaga kualitas dan ketepatan waktu shalat.
Pada bulan Rajab ini, marilah kita merenung dan introspeksi diri. Sampaikan doa-doa kita kepada Allah, memohon petunjuk dan keberkahan dalam setiap langkah hidup kita. Kita juga dianjurkan untuk merawat hubungan dengan sesama, menjauhi sikap buruk, fitnah, dan perilaku yang tidak pantas.
Bulan Rajab juga mengingatkan kita akan peristiwa Isra Miraj yang penuh keajaiban. Pada malam 27 Rajab, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diIsrakan dari Baitul Haram ke Baitul Maqdis dan naik ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini mengajarkan kepada kita tentang kemuliaan dan kebesaran Allah.
Dalam menanam kebaikan di bulan ini, mari kita saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan lupa bahwa kebaikan yang kita tanam akan menuai hasil yang baik di dunia dan akhirat.
Semoga bulan Rajab ini memberikan keberkahan, keselamatan, dan petunjuk bagi kita semua. Mari tingkatkan amal ibadah dan teruslah berusaha menjadi hamba yang taat kepada Allah subhanahu wa taala.
Terima kasih, semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
5. Contoh Ceramah Bulan Rajab #5: Sekilas Bekal di Awal Bulan Rajab
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang atas limpahan rahmat-Nya kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan bulan Rajab 1445 H. Bulan ini memiliki keutamaan yang istimewa, yang memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih bersungguh-sungguh dalam berbuat kebaikan dan meningkatkan amal ibadah.
Bulan Rajab termasuk salah satu dari empat bulan haram, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran (Surah At-Taubah: 36). Allah menjadikan bulan-bulan ini khusus dengan larangan berperang kecuali melawan musuh yang memulai. Di bulan-bulan ini, perbuatan maksiat lebih besar dosanya. Oleh karena itu, kita diminta untuk menjauhi perbuatan yang diharamkan dan merusak kesucian bulan-bulan tersebut.
Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani, huruf-huruf dalam nama "Rajab" membawa makna yang mendalam. "Ra'" adalah Rahmatullah (rahmat Allah), "Jim" adalah Jûdullah (kemudahan Allah), dan "Ba'" adalah Birrullah (kebaikan Allah). Ini menunjukkan bahwa bulan Rajab adalah waktu di mana Allah melimpahkan rahmat, kemudahan, dan kebaikan kepada hamba-Nya.
Sebagai persiapan menyambut bulan Rajab, kita dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan memohon ampunan kepada Allah. Salah satu doa istighfar yang dianjurkan adalah:
"رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ"
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang."
Semoga kita dapat memanfaatkan bulan Rajab dengan sebaik-baiknya, menjauhi larangan Allah, dan melaksanakan perintah-Nya. Bulan ini menjadi waktu untuk bercocok tanam amal ibadah, sehingga pada bulan Ramadhan kita dapat menuai hasil yang baik dari apa yang telah kita tanamkan.
Marilah kita memperbanyak ibadah, istighfar, dan doa di bulan Rajab ini sebagai persiapan menuju bulan-bulan yang penuh berkah. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang mendapatkan rahmat-Nya. Amiin.
6. Contoh Ceramah Bulan Rajab #6: Amaliyah Bulan Rajab
Bulan Rajab, bulan ketujuh dalam penanggalan Islam, memiliki arti keagungan atau mulia. Bulan ini disebut sebagai Asyhurul Hurum, bulan yang dihormati, dan merupakan persiapan menuju bulan Ramadhan yang hanya beberapa bulan lagi.
Pada bulan Rajab, kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan dan doa. Dalam doa Rasulullah SAW, kita meminta berkah di bulan Rajab, Syaban, dan agar Allah sampaikan kita ke bulan Ramadhan.
Peristiwa penting dalam bulan Rajab adalah perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW pada malam ke-27. Dalam perjalanan spiritual ini, Rasulullah mendapatkan perintah sholat lima waktu.
Bulan ini penuh ampunan, dan para ulama menganjurkan untuk memperbanyak istighfar. Telah disebutkan bahwa dalam setiap jam bulan Rajab, Allah membebaskan orang-orang dari neraka.
Salah satu amalan yang ditekankan dalam bulan Rajab adalah puasa. Meskipun ada pendapat berbeda, dianjurkan puasa tiga hari berturut-turut dengan jeda, atau tiga hari berpuasa dan satu atau dua hari berbuka.
Bagi yang mampu, berpuasa penuh di bulan Rajab juga diperbolehkan. Namun, hendaknya dilakukan dengan pertimbangan kondisi kesehatan dan ketahanan fisik.
Semoga kita semua bisa memanfaatkan bulan Rajab dengan baik, memperbanyak amalan, doa, dan istighfar. Amin.
7. Contoh Ceramah Bulan Rajab #7: Rajab Bulan Istimewa
Alhamdulillah, kita berkesempatan memasuki bulan Rajab yang penuh berkah. Rasulullah saw bersabda:
"Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku." (Imam Al Suyuti)
Bulan Rajab memiliki keistimewaan, dan Rasulullah saw sangat menghormatinya. Beliau bahkan berdoa:
"Ya Allah, berkatilah kami di bulan Rajab dan Syaban, semoga kami dapat mencapai bulan Ramadhan." (Imam Ahmad)
Rajab dinamakan "bulan haram" bersama dengan bulan lainnya, yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram. Bulan ini sangat dimuliakan oleh Allah.
Di bulan Rajab, dianjurkan memperbanyak amal kebaikan dan ketaatan. Meski tidak ada hadits khusus tentang puasa Rajab, namun tidak ada larangan pula. Kesunnahan puasa Rajab dapat diambil dari anjuran berpuasa setahun penuh, kecuali lima hari yang diharamkan.
Sebagai pengingat, Rasulullah saw pernah berpuasa hingga orang berpikir beliau tak akan berbuka, dan sebaliknya, beliau berbuka hingga orang beranggapan beliau tak akan berpuasa.
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kemampuan untuk memperbanyak kebaikan di bulan Rajab ini. Aamiin.
Demikian beberapa contoh ceramah singkat bulan Rajab yang dapat detikers jadikan sebagai referensi untuk mengisi pengajian atau doa bersama. Semoga bermanfaat!
(par/dil)