Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengimbau agar korban pengeroyokan saat konser yang diadakan Sahabat Ganjar di GOR Satria Purwokerto melaporkan kejadian tersebut. Hal ini sebagai pembelajaran bagi oknum pendukung capres lain untuk tidak berbuat semena-mena.
"Sudah ditangani oleh teman-teman. Hari ini saya minta laporkan saja siapa yang melakukan itu agar fair. Karena setiap kali acara terbuka selalu punya potensi," kata Ganjar menjawab pertanyaan di Kabupaten Purbalingga, Senin (15/1/2023).
Sebab dalam acara konser terbuka seperti itu, seluruh masyarakat bisa masuk. Ini tentunya berpotensi adanya para provokator dan pendukung capres lain bisa masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang gak suka bisa masuk, provokasi bisa masuk. Kemudian orang nonton itu ingin punya keinginan nonton konsernya tapi yang lain 'oh ini acaranya Ganjar' kalau kemudian dia menyebut nama yang lain mungkin akan bisa memancing," terangnya.
Dirinya berpesan agar para pendukungnya tidak terpancing provokasi. Namun jika kejadian tersebut sudah terlanjur, dia meminta agar korban bisa melapor.
"Maka satu jangan terpancing, kedua yang sudah terjadi laporkan biar bisa ditangani dengan cepat. Nanti kalau ditangani orang akan bisa tahu," jelasnya.
Ia memberikan contoh saat pengancam Anies Baswedan saat live di media sosial bisa tertangkap. Maka dari situ diketahui siapa yang menyuruh dan motif di balik ancamannya tersebut.
"Umpama kaya kemarin ada yang ngancam salah satu paslon membunuh. Ketangkap katanya kan. Kita tunggu saja apa motifnya, apa motifnya siapa yang suruh. Biar makin hari mendekati pemilu makin terbuka. Kita jaga yuk biar jurdil," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, konser relawan Sahabat Ganjar yang mengundang NDX AKA dan band Tipe-X berakhir ricuh. Konser tersebut digelar di halaman parkir Gor Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (11/1/2024) malam.
Kericuhan terjadi usai gelaran konser selesai. Kerusuhan sendiri terjadi diduga karena adanya penonton yang memprovokasi. Dalam kericuhan tersebut sejumlah penonton dan tim Satgas PDIP dilaporkan menjadi korban.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Banyumas, Sadewo Tri Lastiono menjelaskan korban terluka yaitu Dansatgas Cakra Buana PDIP Banyumas, Iwan Mujianto hingga harus dilarikan ke RS DKT Purwokerto.
Sadewo menceritakan pada saat itu Iwan bersama tim Satgas lainnya tengah mengamankan beberapa orang yang diduga provokator. Saat itu, beberapa orang ini akan dikeroyok massa yang hadir.
"Kronologinya itu ada provokasi dari pihak luar. Kemudian yang memprovokasi itu mau dimassa. Tapi dilindungi oleh Satgas. Tapi ternyata yang provokator itu ada 3 anak. Yang 1 anak karena tidak membawa apa-apa kemudian disuruh pulang. Yang 2 anak itu ditahan," kata Sadewo kepada wartawan, Jumat (12/1).
![]() |
Saat itu, tim Satgas Cakra Buana berencana akan mengkoordinasikan dengan aparat. Sebab saat digeledah dua anak tersebut diketahui membawa botol miras kaca dan kunci T.
"Kita mau koordinasi dengan aparat dari satgas. Yang 2 anak itu 1 anak membawa botol minuman keras dari kaca, yang satu membawa kunci T. Karena diduga mau melakukan tindak kejahatan jadi tidak boleh pulang," terangnya.
Namun pada saat mengamankan kedua orang tersebut, tiba-tiba terjadi kericuhan lagi. Tim Satgas bergegas menuju ke titik kericuhan menyisakan Dansatgas di posko tempat dua orang diamankan.
"Tapi pada saat lagi menghalau massa yang mau mengeroyok orang itu. Tiba-tiba terjadi keributan lagi. Jadi sebagian satgas lari ke arah keributan mau melindungi provokator yang mau dimassa lagi. Tiba-tiba di posko satgas tinggal 1 orang, yaitu Mas Iwan Dansatgas," jelasnya.
Dari informasi yang diperoleh oleh Iwan, saat ditinggal tim Satgas lainnya, datang 5 orang tidak dikenal yang menghendaki kedua terduga provokator dibebaskan. Saat tim lainnya kembali ke posko Iwan sudah dalam kondisi tergeletak.
"Kemudian informasi dari Iwan ada 5 orang datang minta 2 orang itu dibebaskan. Sehingga terjadi keributan. Mungkin ada benturan-benturan sedikit. Sehingga Dansatgas kami mas Iwan tujuannya sudah kami perintahkan untuk melindungi jangan sampai terjadi keributan," ungkapnya.
"Provokator pun kami lindungi meski bukan dari kubu kami. Itu kemudian keributan, satgas yang lagi melindungi provokator baru lagi, lari ke situ (posko). Iwan sudah gletak ngomongnya jatuh," lanjutnya.
Meski begitu Sadewo tidak begitu percaya dengan informasi yang didapat dari Iwan. Sebab luka yang diderita Iwan tidak seperti orang terjatuh.
"Bahunya geser kemudian kakinya patah. Saya ga ngerti kenapa, tapi informasinya dikeroyok 5 orang. Kemudian dibawa ke DKT," ujarnya.
(apu/ahr)