Tiga kakak beradik di Kecamatan Jatiroto, Wonogiri, mengalami kecelakaan maut usai mengantar ayahnya yang hendak merantau ke Jakarta. Ironisnya, ibu ketiga bocah itu ternyata sudah meninggal tiga tahun yang lalu.
"Kalau ibunya sudah meninggal sejak sekitar 3 tahun lalu, sakit," kata warga Sugihan yang juga masih kerabat korban, Slamet Prasetyo saat dihubungi detikJateng, Kamis (11/1/2024).
Kecelakaan maut mobil berpenumpang tiga kakak beradik dan satu sopir itu terjadi di Dusun Sugihan, Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Wonogiri hingga menewaskan satu orang, Rabu (10/1) sore. Satu penumpang tewas yakni Galeh Randu Agel (9), sedangkan dua saudaranya RD (15) dan R (5) bersama sopirnya Susilo (30) yang merupakan tetangganya mengalami patah kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet mengaku sedang melintas di sekitar lokasi saat peristiwa mobil terjun ke jurang itu terjadi. Dia menyebut saat itu sudah ramai warga di lokasi kecelakaan tersebut.
"Saya langsung mengabarkan ke banyak orang. Kemudian ke Kades diteruskan ke Polsek dan kecamatan," kata dia.
Ia mengatakan evakuasi terhadap korban dilakukan setelah mendapat izin dari Polsek Jatiroto. Lokasi kejadian termasuk kawasan ladang yang agak jauh dari permukiman penduduk.
"Kedalamannya (jurang) sekitar 100 meter. Jalannya memang belak-belok. Dari timur ke barat bagian kiri tebing semua. Kalau jalannya sebenarnya baru (jalan cor)," ungkap Slamet.
Dia menerangkan ketiga kakak beradik itu selama ini tinggal bersama kakeknya di Sugihan. Sedangkan ayah mereka merantau ke Jakarta.
"Mbah kakung saja. Bapaknya merantau untuk bekerja. Kebetulan kemarin pulang ke rumah satu minggu. Saat balik (ke Jakarta) anaknya pengin nganter ke bus (terminal)," ujar dia.
Slamet menuturkan usai kecelakaan nahas itu pihak keluarga menghubungi ayah korban, Mingan, yang sedang perjalanan ke Jakarta. Mingan yang bisa dihubungi saat perjalanan di daerah Solo itu lalu pulang kembali ke Wonogiri.
Slamet mengatakan kini ayah korban dan sebagian keluarga besar berada di rumah sakit. Sedangkan, korban Galeh yang meninggal sudah dimakamkan pukul 23.30 WIB tadi malam.
"Di sana memang banyak keluarga korban pakde, pamannya. Yang meninggal masih SD. Kalau yang di rumah sakit SMP dan satu masih PAUD," kata Slamet.
(ams/rih)