Komunitas Karanganyar Moeda menggelar kegiatan Ruang Temu Alam 'Gen Z - Bicara Gagasan dan Kreatifitas' di Unknown Coffee, Pulut, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Kamis (28/12). Acara ini dihadiri oleh sosok inspiratif di kalangan muda, yakni Muhammad Zinedine Alam Ganjar dan Disa Ageng Alifeven, serta diikuti oleh ratusan pelajar dan mahasiswa.
Dalam kesempatan tersebut, Alam menyampaikan gagasannya mengenai Indonesia emas 2045. Menurutnya, Indonesia emas bukan lagi soal optimisme atau pesimisme. Menurutnya, bonus demografi merupakan sebuah pencapaian konkret bagaimana Indonesia bisa sampai pada titik keemasan menuju negara berdaulat.
"Dengan adanya bonus demografi, maka akan meningkatkan kebutuhan tenaga kerja. Dengan demikian, keterbukaan lapangan kerja pun juga harus ada. Nah, ini tugas pemangku kebijakan dalam menyediakan pelayanan dan akses yang baik agar suatu saat Indonesia bisa mencapai ke tujuan pembangunannya," kata Alam dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sejumlah hal yang harus dipersiapkan, lanjut Alam, salah satunya softskill dan pendidikan karakter. Dengan skill set seperti itu, tentu jadi modal dasar bagaimana masyarakat bisa berkembang.
"Selain soft skill ada hal lain yang perlu ditingkatkan, yakni pendidikan karakter karena anak muda sifatnya dinamis sehingga prinsipnya masih mencari. Harusnya sudah tertanam dari awal jadi dasar untuk berpikir melalui prinsip. Dampaknya ke keputusan lapangan kerja, politik dan lain sebagainya," ungkap Alam.
Lebih lanjut, Alam pun menyampaikan persoalan yang kerap kali dihadapi pemuda. Sebab, dirinya menilai seringkali gagasan berakhir dengan angan-angan karena idealisme tinggi, Alam mengungkapkan butuh aksi yang konkret dalam menangkap peluang.
"Gak usah muluk-muluk untuk menciptakan hal besar, mulai dari hal kecil dari apa yang kita punya dan kita lakukan secara konsisten," jelasnya.
Sementara itu, narasumber lainnya yang juga seorang pengusaha Disa Ageng mengatakan momen 2024 sampai 2040 bonus demografi harus dimaksimalkan, karena bagaimanapun peran dan keikutsertaan anak muda akan berpengaruh untuk merubah arah bangsa menuju Indonesia emas.
"Bonus demografi harus diiringi dengan produktivitas anak muda dan diimbangi dengan pelayanan publik, akses kesehatan dan pendidikan yang baik. Apabila nantinya tidak diimbangi hal ini akan berdampak terjadinya konflik sosial atau bahkan menjurus ke arah kriminalitas," kata Disa.
Oleh karena itu, menurut Disa, saat ini masyarakat membutuhkan kolaborasi dan aksesibilitas, kebijakan publik ini memiliki dampak yang signifikan pada kelangsungan hidup masyarakat, terutama para pelaku usaha. Dengan demikian, birokrasi yang mudah akan berpengaruh terhadap kemaslahatan orang banyak.
(prf/ega)