Dokter Lo Siauw Ging yang akrab disapa dokter Lo kembali dirawat di rumah sakit. Dokter senior yang kondang karena tak pernah menentukan tarif buat pasiennya ini dirawat di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.
Wakil Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Sumartono Hadinoto mengatakan kondisi kesehatan dokter Lo menurun pada Kamis (21/12). Dia sempat menjenguk dokter Lo di kediaman pribadi.
"Iya betul dirawat di rumah sakit. Dokter Lo keadaannya memang kurang baik. Kamis (21/12) pekan kemarin saya sempat besuk beliau ke rumahnya," kata Sumartono kepada wartawan, Senin (25/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Jumat (22/12) pekan lalu, Sumartono mendapat kabar bahwa dokter Lo dilarikan ke RS Kasih Ibu, Solo. Dari kabar yang ia peroleh dari rumah sakit, hemoglobin (HB) dokter Lo rendah sehingga harus diopname.
"Keadaannya memang masih kurang baik. Pada hari Jumat (22/12) dilarikan ke rumah sakit. Kondisinya kembali kurang stabil, HB-nya drop di angka 7.7, Jadi perlu dipantau dan dirawat di rumah sakit," jelas Martono.
Martono juga menampik kabar kurang sedap terhadap dokter Lo yang beredar belakangan ini. Beberapa hari ini, kata Martono, beredar informasi melalui WhatsApp yang menyebut dokter Lo sudah meninggal dunia.
"Jadi berita yang 2 hari ini beredar melalui WA dan beberapa grup WA itu tidak benar. Karena dokter Lo masih sehat, walaupun keadaannya kurang baik. Kami juga mohon doa dari semuanya agar dokter Lo segera pulih dan bisa kembali ke rumah," pungkasnya.
Sebagai informasi, dokter Lo di Solo terkenal karena kedermawanannya. Meski usianya telah senja, dokter Lo masih membuka praktek di Rumah Sakit Kasih Ibu dan di kediamannya di Jagalan, Jebres.
Dilansir detikNews pada 30 November 2013, Lo Siauw Ging bisa disebut dokter langka di Indonesia saat ini. Dokter senior di Solo ini tidak pernah menentukan tarif untuk pasien yang datang kepadanya. Bahkan lebih banyak dari mereka digratiskan sama sekali dari biaya konsultasi maupun obat. Dia melakukan itu karena merasa ingin mengabdi kepada kemanusiaan dan tahu diri pada negara.
Di usianya yang telah mencapai 79 tahun pada 2013, setiap hari rata-rata 60 pasien datang ke tempat praktik di kediamannya di Jagalan, Jebres, Solo. Ada yang datang dari kalangan kaya maupun dari kalangan miskin. Semua pasien yang datang tidak dikenai biaya. Artinya yang mau memberinya uang suka rela, biasanya yang datang dari kalangan berduit, akan memberinya imbalan konsultasi dengan meletakkan amplop berisi uang suka rela di meja konsultasi.
Namun lebih dari 70 persen diantaranya digratiskan dari biaya konsultasi. Dokter Lo, demikian dokter dermawan itu biasa dipanggil, menolak menerima biaya konsultasi dari kalangan bawah dan hanya memberikan resep untuk dibeli sendiri oleh si pasien di apotik.
(dil/dil)