Pakar UMK: Debat Cawapres Belum Konkret, Gibran Tampil Mengejutkan

Pakar UMK: Debat Cawapres Belum Konkret, Gibran Tampil Mengejutkan

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 23 Des 2023 20:21 WIB
Rektor Universitas Muria Kudus (UMK) Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si
Rektor Universitas Muria Kudus (UMK) Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si (Foto: dok. Humas Universitas Muria Kudus)
Kudus -

Akademisi dari Universitas Muria Kudus (UMK) Jawa Tengah menilai debat calon wakil presiden (cawapres) belum menghasilkan solusi di bidang ekonomi, perdagangan, dan infrastruktur. Meski begitu, penampilan Cawapres Gibran Rakabuming Raka saat debat dinilai mengejutkan.

Hal ini diungkapkan Rektor UMK Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. Darsono menilai debat cawapres semalam masih beraura makro dan generik dalam narasi ekonomi, perdagangan, dan infrastruktur.

"Belum signifikan apa jalan keluarnya dengan berbasis endowment terpasang yang dinarasikan dengan dasar big data yang valid," jelas Darsono dalam keterangan tertulis diterima detikJateng, Sabtu (23/12/2023).

"Semoga putaran berikutnya semakin mengerucut tentang apa yang dilakukan secara reliable," dia melanjutkan.

Menurutnya, penampilan ketiga cawapres cukup berimbang. Namun, dia berpendapat Gibran yang berpasangan dengan Prabowo Subianto tampil mengejutkan dengan kemampuan retorikanya.

"Bahkan Mas Gibran tampil mengejutkan dengan kemampuan retoriknya. Semoga ini talent yang terpendam sesungguhnya yang belum terungkap selama ini. Bukan karena yang lain," ujar Darsono.

Isu IKN yang Jadi Sorotan

Dosen Fakultas Hukum UMK, Bayu Aryanto, S.H., M.H. menggarisbawahi pembahasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang seharusnya menjadi hal yang penting untuk diperdebatkan terkait keberlanjutannya. Namun, dia menyesalkan seluruh cawapres tidak memberikan argumentasi yang konkret.

"Seluruh cawapres hanya terfokus pada argumentasi subjektif. Seluruh cawapres seharusnya memberikan perdebatan yang terfokus pada jaminan pemerataan di seluruh daerah apabila IKN dilanjutkan ataupun tidak dilanjutkan," kata Bayu dalam keterangan tertulisnya.

Bayu menyebut pemerataan pembangunan, infrastruktur maupun ekonomi, merupakan hak yang harus diterima seluruh masyarakat Indonesia. Dia pun mempertanyakan jaminan kesejahteraan kepada masyarakat lewat program IKN.

"Melanjutkan IKN dengan beban biaya yang cukup besar apakah menjamin pemerataan ekonomi? Jangan-jangan justru akan menambah beban biaya yang menjadi boomerang bagi masyarakat Indonesia. Argumentasi yang memberikan jaminan atas pemerataan dengan biaya yang cukup besar, tidak disampaikan dalam debat tadi malam," ujarnya.

Sementara itu untuk cawapres nomor urut 1, Bayu menilai argumentasi pemerataan dengan cara menggunakan dana APBN untuk prioritas daerah sebenarnya sudah dilakukan dengan adanya dana perimbangan. Namun, faktanya pemerataan juga belum dirasakan.

"Argumentasi yang memberikan jaminan atas gagasan tersebut tidak terlihat secara konkret, meskipun bisa dijadikan sebagai janji politik," jelasnya.

"Seperti Mahfud Md, gaya komunikasi yang dilandasi atas penegakan hukum. Gibran, gaya komunikasi yang sebenarnya sudah sering kali terlihat saat memimpin kota Solo ketika menangani kasus-kasus yang menyita perhatian publik. Sedangkan gaya komunikasi Muhaimin Iskandar yang memang seorang politisi," pungkasnya.




(ams/ams)


Hide Ads