Media sosial hingga hari ini masih ramai dengan penilaian netizen atas debat perdana calon presiden (capres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) semalam. Meski demikian, pakar politik UNS Sri Hastjarjo meyakini hasil debat itu tidak akan banyak berpengaruh ke elektabilitas.
Menurutnya, debat capres hanyalah satu dari sekian banyak faktor yang menentukan para pemilih untuk memilih paslon yang akan didukung. Debat hanya menarik bagi mereka yang memiliki ketertarikan di dunia politik dan kalangan terpelajar.
"Kita tahu sekarang kan pemilihnya lebih dari separuh itu kelompok milenial. Kelompok yang mayoritas voters tahun ini nonton debat nggak, care dengan debat nggak," kata Hastjarjo saat ditemui di kantornya, Rabu (13/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menyebut bahwa para capres dan cawapres memiliki pendukung loyal yang tidak akan terpengaruh pada hasil debat.
"Jadi saya juga tidak setuju bahwa kalau ada orang yang berpikir bahwa debat itu menentukan segalanya, seolah-olah kalau jelek di debat pasti kalah. Ini kan hanya salah satu, masih ada begitu banyak yang bisa dikerjakan oleh paslon," tegasnya.
![]() |
Meski demikian, penyelenggaraan debat ini akan menjadi ajang bagi para calon untuk membangun citra di hadapan para pendukungnya.
"Jadi kesempatan untuk membangun brand image, untuk menyampaikan gagasan yang mungkin tidak bisa disampaikan ketika kampanye langsung," jelas dia.
Selain itu, dia juga meyakini para calon dan tim tetap akan melakukan analisis terhadap reaksi masyarakat terutama di media sosial.
"Bagaimana yang dianggap kurang tepat atau kurang pas atau yang ternyata mendapatkan simpati publik. Dan saya yakin timnya sudah melakukan scanning di medsos ya, komentar-komentar seperti apa yang muncul dari performance mereka di sana (debat perdana capres)," kata Hastjarjo.
(ahr/apl)