Banyak orang bingung membedakan antara Purwodadi dan Grobogan. Jika detikers juga susah membedakan keduanya, tenang, kamu tidak sendiri. Tidak jarang terdengar orang salah sebut atau bahkan hanya mengenal Purwodadi tanpa tahu Grobogan.
Rasanya seperti ada misteri kecil di balik kebingungan ini. Mari cari tahu lebih dalam tentang perbedaan antara Purwodadi dan Grobogan dengan membaca penjelasan di bawah ini.
Kedua wilayah ini terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, lokasinya berada di sisi timur Kota Semarang. Wilayah ini juga termasuk dalam eks-Karesidenan Pati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan Purwodadi dan Grobogan
Mengacu pada data yang terdapat pada publikasi Kabupaten Grobogan dalam Angka 2023, Grobogan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Semarang, Kabupaten Demak, Boyolali, Sragen, Blora, dan Kudus.
Sementara Purwodadi merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Grobogan. Purwodadi juga menjadi ibu kota untuk kabupaten tersebut.
Meski Purwodadi termasuk dalam Grobogan, masyarakat lebih mengenal Purwodadi dibandingkan Grobogan itu sendiri. Hal serupa juga terjadi pada Purwokerto yang lebih terkenal dibandingkan dengan Kabupaten Banyumas.
Jadi, perbedaan Purwodadi dan Grobogan dapat dilihat dari aspek administratif. Purwodadi merupakan kecamatan sekaligus ibu kota kabupaten. Sementara Grobogan sendiri adalah kabupaten dengan cakupan wilayah lebih besar.
Grobogan terdiri 19 kecamatan serta 280 desa/kelurahan. Sementara itu Kecamatan Purwodadi memiliki 18 desa/kelurahan.
Sejarah Grobogan dan Purwodadi
Purwodadi memang kini lebih dikenal masyarakat dibandingkan dengan Kabupaten Grobogan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari pemindahan ibu kota Grobogan ke Purwodadi. Mari simak sejarahnya yang detikJateng himpun dari laman resmi Pemkab Grobogan berikut.
Kabupaten Grobogan terbentuk pada 4 Maret 1726 ketika Ng. Wongsodipo diangkat sebagai Bupati Monconegari Grobogan oleh Susuhunan Amangkurat IV. Pengembangan struktur pemerintahan dimulai pada tahun 1847 dengan pengaruh dari Staatsblad dan Rijksblad.
Pada tahun 1864, meskipun status daerah tetap tidak berubah, ibu kota Grobogan dipindahkan ke Purwodadi. Wilayah Grobogan semakin terkenal dengan tambahan dua distrik dari Kabupaten Demak pada tahun 1928, yang meningkatkan jumlah desa menjadi 280.
Selama Perang Dunia II, Grobogan tidak luput dari pendudukan Jepang, dan Bupati Ario Soekarman mengungsi ke Pesanggrahan Argomulyo. Pasca-perang, ibu kota tetap di Purwodadi dengan perkembangan administratif yang berlanjut, termasuk tambahan wilayah dari Demak.
Itulah perbedaan antara Purwodadi dan Grobogan. Jadi, jangan sampai salah sebut lagi, Lur!
(dil/apl)