Siswa MTs Muhammadiyah berinisial MFA (14) ditemukan meninggal dunia setelah hilang empat hari karena terseret ombak di Pantai Depok, Pantai Parangtritis pada Kamis (7/12/2023) lalu. Pihak keluarga mengaku ikhlas melepas kepergian MFA.
"Tadi ditemukan di pantai Depok, sekira pukul 14.00 WIB. Saya sudah persiapkan perasaan karena sudah empat hari kejadian, saya sudah persiapkan mental saya, ya legowo," kata ayah korban Mardi kepada wartawan, Senin (11/12/2023).
Mardi mengaku lega jasad anaknya bisa ditemukan. Pasalnya, selama empat hari ini ia berdoa agar jasad sang anak bisa ditemukan dan bisa diurus dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya Alhamdulillah bisa ketemu lagi, saya inginnya ketemu bisa saya rawat dengan baik. Iya saya ikhlas, yang penting bisa ketemu," ungkapnya.
Apalagi, selama masa pencarian ia mengaku sering melakukan salat tahajud bersama istri dan kakak-kakak korban. Agar jasadnya bisa ditemukan.
Dirinya mengaku sebelum terseret ombak di Pantai Parangtritis sudah mempunyai firasat terhadap anaknya itu. Menurutnya, ia sempat berpamitan dengan para guru-guru di sekolahnya.
"Ya sudah pamitan sama guru-guru di sana yang dekat, itu tanda-tanda. Dan pesan sama ibu kantin untuk buatin makanan. Saya firasat sudah ada burung gagak ada di sini, dan kakak-kakaknya mimpiin adiknya," ucapnya.
Menurutnya, anak ke 4 dari 5 bersaudara itu begitu periang dan banyak teman.
"Ini itu supel, banyak temannya. Sama orang baik, guru, orang tua baik. Nggak tahu dendam, hanya senyam-senyum," jelasnya.
Sebelum berangkat liburan ke Pantai Parangtritis, sang anak sempat pamit minta uang saku Rp 70 ribu.
"Waktu tak jemput, sempat pamit 'Pak aku besok tanggal 7 mau wisata aku minta uang jajan Rp 70 ribu', saya sanggupi. Setelah saya otak-atik tanggal, 70 itu tanggal 7 itu hari kamis, 10 itu jamnya digulung ombak itu tadi," pungkasnya.
![]() |
Selanjutnya, jenazah akan dimakamkan di TPU Muslim Polokarto, Sukoharjo usai tiba dari Gunungkidul. Korban akan disalatkan di masjid di kampung Joyontakan RT 04 RW 03 Serengan, Solo.
Dilansir detikJogja, Kamis (7/12/2023), tiga wisatawan asal Solo terseret arus palung laut saat bermain air di Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul. Dua orang berhasil diselamatkan dan satu orang masih dalam pencarian.
Koordinator SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah III Parangtritis, M Arif Nugraha menjelaskan kejadian bermula saat ketiga korban bersama rombongan dari salah satu pondok pesantren di Solo tiba di Pantai Parangtritis pukul 09.30 WIB. Rombongan tersebut menggunakan bus berisi 58 penumpang dengan rincian 43 siswa dan 15 pendamping.
"Selanjutnya pukul 09.45 WIB rombongan melakukan foto bersama secara bergiliran. Di mana yang pertama adalah murid-murid laki-laki," kata Arif kepada detikJogja, Kamis (7/12/2023).
Setelah selesai, sesi foto berlanjut untuk murid-murid perempuan. Sedangkan beberapa murid laki-laki langsung bermain air di Pantai Parangtritis.
"Karena bermain air terlalu ke tengah dan masuk kawasan palung, secara tidak sengaja ada tiga orang terbawa arus ke tengah dan tenggelam," ucapnya.
Adapun ketiga pelajar itu berinisial MFA (14) pelajar asal Sampang, Madura; ASA (14) pelajar asal Joho, Mojolaban, Sukoharjo, dan MAD (14) pelajar asal Solo.
"Tahu kejadian itu, petugas SAR dan Ditpolair Polda DIY langsung berenang untuk menyelamatkan ketiga korban. Hasilnya dua korban berhasil diselamatkan dan satu lagi masih dalam pencarian," ucapnya.
Arif menyebut satu orang yang masih dalam pencarian itu adalah MFA. SAR gabungan masih melakukan pencarian baik penyisiran melalui laut dan pemantauan dari darat.
"Kami sudah lakukan penyisiran menggunakan papan surfing hingga menebar jaring agar korban segera diketemukan. Kami juga sudah koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar pencarian bisa dilakukan secara maksimal," kata Arif.
(cln/ahr)