Jebakan Tikus Pakai Listrik di Sawah Masih Marak di Klaten

Jebakan Tikus Pakai Listrik di Sawah Masih Marak di Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 11 Des 2023 15:22 WIB
Jebakan tikus listrik yang dipasang di sawah tepi jalan Tegalgondo-Janti, Klaten.
Jebakan tikus listrik yang dipasang di sawah tepi jalan Tegalgondo-Janti, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Meninggalnya FH (8) siswa MI warga Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Klaten, gegara tersengat listrik pengusir tikus tidak membuat petani jera. Di Kecamatan Polanharjo dan Delanggu, jebakan listrik masih terlihat di beberapa desa.

Pantauan detikJateng, sekitar 10 petak sawah di tepi jalan Tegalgondo-Janti masih memasang jebakan tikus. Baik yang masuk wilayah Desa Sidoharjo dan Kranggan, Kecamatan Polanharjo maupun Desa Sidomulyo, Kecamatan Delanggu.

Jebakan tikus tersebut berupa kawat penampang yang dipasang mengelilingi lahan padi yang sudah berubah. Sebagai penanda ada jebakan tikus, di pojok petak sawah dipasang lampu bohlam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari semua lahan yang dipasang jebakan, tidak ada satupun lampu bohlam yang menyala. Lampu yang mati tersebut menandakan jebakan tikus tidak sedang beroperasi karena siang hari.

Seorang petani, Pawiro menjelaskan lampu tersebut merupakan penanda setrum tikus. Jika siang hari mati karena tidak ada aliran listriknya.

ADVERTISEMENT

"Cuma malem karena tidak ada mesin dieselnya. Di sini tidak pakai listrik dari tiang listrik, tidak berani karena berbahaya," ungkap Pawiro kepada detikJateng dengan bahasa Jawa campuran, Senin (11/12/2023) siang.

Menurut Pawiro, biasanya jebakan tikus itu hanya dihidupkan saat malam hari. Saat dihidupkan, mesin juga ditunggu pemilik sawah sehingga tidak berbahaya.

"Nanti ditunggu, tiap berapa jam dikelilingi untuk diambil tikusnya. Satu disel bisa untuk dua patok sawah, lebih dari itu tidak mampu menyala," kata Pawiro.

Petani, imbuh Pawiro, sudah sejak lama menggunakan jebakan tikus dengan listrik disel tersebut. Karena setrumnya kecil sehingga tidak pernah ada yang kena.

''Setrumnya kecil, kena musang sawah atau anjing saja kadang mati diselnya. Di sini tidak ada yang berani pakai listrik dari rumah atau tiang, karena bahaya," pungkas Pawiro.

Jebakan tikus listrik yang dipasang di sawah tepi jalan Tegalgondo-Janti, Klaten.Jebakan tikus listrik yang dipasang di sawah tepi jalan Tegalgondo-Janti, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Widiyanti menyatakan meskipun dengan disel tetap dilarang karena juga berbahaya. Tidak ada yang bisa menjamin listrik jebakan tikus aman.

"Yang menjamin tidak bahaya siapa, diesel itu ada yang besar juga dan diesel menghasilkan aliran listrik. Penggunaan setrum listrik pengendalian tikus itu dilarang," jelasnya saat diminta konfirmasi detikJateng.

Sementara itu, terkait kejadian di Desa Ngreden, dijelaskan Widiyanti, pemilik lahan saat itu sedang salat sehingga tidak dijaga. Korban diduga penasaran dengan lampu menyala sehingga mendekati.

"Di korban main ke sawah mungkin karena penasaran sawahnya di pasang lampu dan yang pasang baru salat lalu terjadi. Untuk setrum tikus sebenarnya juga sudah kita sosialisasikan untuk dilarang, PPL, POPT juga sudah pernah melakukan gropyokan di wilayah tersebut," imbuh Widiyanti.

Jebakan tikus listrik yang dipasang di sawah tepi jalan Tegalgondo-Janti, Klaten.Jebakan tikus listrik yang dipasang di sawah tepi jalan Tegalgondo-Janti, Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI), FH (8) meninggal dunia diduga setelah tersengat aliran listrik untuk pengusir hama tikus. Bocah warga Dusun/Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Klaten.

Kades Ngreden, Kecamatan Wonosari, Sunarto menyatakan kejadian korban tersetrum terjadi pada Rabu (6/12/2023), sekitar pukul 20.00 WIB. Korban bersama beberapa teman bermain dan tersengat listrik.

"Sore dipasang jam 20.00 WIB kena. Kejadian di sebelah selatan desa," ungkap Sunarto kepada wartawan di lokasi pemakaman, Kamis (7/12/2023) siang.




(cln/ahr)


Hide Ads