Pj Gubernur Optimistis Angka Stunting di Jateng Alami Penurunan

Pj Gubernur Optimistis Angka Stunting di Jateng Alami Penurunan

Dea Duta Aulia - detikJateng
Jumat, 08 Des 2023 16:16 WIB
Pemprov Jateng
Foto: Dok. Pemprov Jateng
Jakarta -

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah optimistis angka stunting di wilayahnya mengalami penurunan pada 2023. Sebab Pemprov Jateng terus berupaya melakukan penurunan stunting secara intensif.

Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan rencananya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan mengumumkan hasil kinerja penurunan angka stunting di akhir Desember 2023 ini. Hal itu diungkapkan olehnya saat acara Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Jateng di Hotel Novotel Semarang, beberapa waktu lalu.

"Pada tahun 2022, posisinya di angka 20,8 persen. Untuk tahun 2023 belum diumumkan. Nanti kita menunggu sekitar akhir Desember. Tapi kami yakin bahwa di tahun 2023 ini akan ada penurunan," kata Nana Sudjana dalam keterangan tertulis, Jumat (8/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nana mengatakan pihaknya akan menurunkan stunting di angka 14% sebagaimana seperti yang diharapkan pemerintah pusat. Untuk mencapai target itu, berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemprov Jateng, meliputi kampanye Jokawin Bocah, pemberian pil tambah darah, gerakan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, penyediaan jamban sehat, dan kolaborasi dengan kabupaten/ kota, terkait penguatan perencanaan anggaran.

"Makanya hampir setiap satu bulan sekali, dari BKKBN Jateng, terus melakukan langkah-langkah evaluasi," ungkap Nana.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, salah satu kunci keberhasilan penurunan stunting adalah pengawalan dan koordinasi dari tingkat pusat hingga desa. Proses ini juga membutuhkan kolaborasi dari semua pihak agar angka stunting turun menggembirakan.

Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengapresiasi kerja keras Provinsi Jateng dalam menurunkan angka stunting.

"Kinerja itu salah satunya tercermin dari realisasi serapan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tinggi. Untuk serapan fisik sudah mencapai 91.7 persen. Sementara untuk non fisik serapannya 75 persen," tutup Hasto.

(anl/ega)


Hide Ads