Gibran Salah Ucap-Tak Hadiri Debat, Pakar Komunikasi UNS: Bisa Bikin Ilfeel

Gibran Salah Ucap-Tak Hadiri Debat, Pakar Komunikasi UNS: Bisa Bikin Ilfeel

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 07 Des 2023 22:36 WIB
Pakar komunikasi politik UNS, Dr. Andre N. Rahmanto, S.Sos., M.Si, Kamis (7/12/2023).
Pakar komunikasi politik UNS, Dr. Andre N. Rahmanto, S.Sos., M.Si, Kamis (7/12/2023). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng.
Solo -

Pernyataan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming yang salah sebut asam folat menjadi asam sulfat menuai sorotan masyarakat. Tak hanya salah ucap, Gibran juga dinilai sering absen dialog cawapres.

Pakar komunikasi politik Universitas Sebelas Maret (UNS), Andre Noevi Rahmanto mengatakan, kesalahan pengucapan hingga ketidakhadiran Gibran dalam debat cawapres menyiratkan beberapa kemungkinan.

"Kalau saya lihat, itu ada dua (kemungkinan). Pertama memang dia takut debat, yang kedua memang dia sengaja untuk berstrategi seperti itu, branding," kata Andre kepada detikJateng, Kamis (7/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, keputusan Gibran untuk tidak mengikuti debat itu merupakan hal yang wajar, jika menurut Gibran debat adalah kelemahan yang dimilikinya. Branding Gibran sebagai seseorang yang kurang menyukai perdebatan juga bisa menjadi salah satu strategi yang mungkin ia pakai untuk menggaet suara pendukung.

"Kenapa branding seperti itu ya karena ada celah pada sebagian masyarakat atau pemilih yang memang nggak suka debat juga. Jadi sebagian mungkin kan berharap ingin lihat debat semua calon untuk menyampaikan gagasannya, tapi banyak juga dari sekian juta pemilih sekian ratus juta pemilih itu nggak terlalu suka (debat), nah dia mengambil segmen yang itu," terang Andre.

ADVERTISEMENT

Apabila benar menjadi suatu strategi branding, menurut Andre hal tersebut bisa menjadi persoalan yang bisa digunakan untuk melemahkan pasangan Gibran-Prabowo. Menurutnya, Wali Kota Solo itu harus lebih berhati-hati dan tak hanya menganggap pemilu sebagai ajang untuk mencari kemenangan.

"Karena ini kan calon pemimpin, pemimpin seharusnya memberikan contoh yang baik, mengajarkan kepada semua pemilihnya. Tidak sekadar hanya untuk branding atau untuk mencari kemenangan," ungkapnya.

Di sisi lain, debat cawapres malah seharusnya bisa menjadi ruang bagi Gibran ataupun kedua cawapres lainnya untuk menunjukkan gagasan ataupun aspirasinya kepada para calon pemilih. Lantaran masyarakat nantinya bisa menilai para cawapres melalui debat-debat tersebut.

"Pemimpin kan harus ada persiapan. Salah satunya termasuk persiapan untuk berkomunikasi yang baik. Politik itu memang adu gagasan, adu wacana, jadi nggak bisa dihindari," urainya.

"Kalau kemudian itu dihindari dengan mengatakan yang penting kerja nyata itu kan semacam apologi atau semacam pemakluman," sambung Andre.

Andre pun menyinggung video-video di media sosial yang memperlihatkan kesalahan pengucapan Gibran. Menurutnya, dengan adanya media sosial yang terbuka bagi siapapun, maka salah ucap asam folat menjadi asam sulfat yang dikatakan Gibran itu merupakan kesalahan yang fatal. Lantaran bisa membuat para calon pemilih kehilangan minat untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran.

"Kalau bahasa anak sekarang ilfeel, tadinya mungkin berharap. Kalau dia salah-salah terus jadi ilfeel. Makanya itu, jangan diterusin salah-salah terus," ujarnya.

Menurutnya, ada 3 penentu keberhasilan seorang tokoh publik. Mulai dari memiliki kredibilitas tinggi, bisa menyentuh sisi emosional dan rasional khalayak.

"Kalau dia sering salah, berarti kredibilitasnya turun. Ngomong apa lagi orang nggak percaya, takut, dikira salah lagi," tuturnya.

Kesalahan pengucapan menjadi fatal jika diucapkan seorang pemimpin, yang memiliki pengaruh besar dalam hidup masyarakat. Menurutnya, apa yang ditampilkan para capres dan cawapres saat kampanye ini seharusnya bisa lebih menunjukkan kelayakannya menjadi seorang pemimpin.

"Memang berkompetisi untuk pemilu, tapi apa yang dia tampilkan harusnya lebih dari sekadar cari menang. Dia harus berpikir ke depan jauh untuk masyarakat Indonesia," imbuhnya.

Ia pun menyarankan Gibran untuk bisa lebih mempersiapkan diri dalam menjadi cawapres. Gibran pun dirasa harus memperbaiki strateginya dalam menggaet pendukung.

"Mestinya nggak seperti itu. Kalau dia seperti itu kan orang semakin melihat seolah-olah ini instan semua, dari kemunculan (Gibran menjadi cawapres) sampai sekarang, banyak pengecualian. Kita disuruh maklum terus," tuturnya.

"Ya memang jadi pembicaraan, tapi jadi pembicaraan yang jelek," pungkasnya.




(apl/apl)


Hide Ads