Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Ditarget Operasi pada 2026

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Ditarget Operasi pada 2026

Dea Duta Aulia - detikJateng
Jumat, 01 Des 2023 09:18 WIB
Pabrik Biomassa di Blora
Foto: Pemkab Blora
Jakarta -

Pemerintah Kabupaten Blora (Pemkab Blora) telah menjalin kerja sama dengan PT Maharaksa Biru Energi Tbk. Kerja sama tersebut terkait pembangunan pabrik biomassa yang bakal beroperasi pertengahan 2026 di Blora.

Bupati Blora Arief Rohman mengatakan kerja sama tersebut juga terkait pengembangan proyek bidang energi baru terbarukan (EBT) seperti wood chip atau sawdust dan bio compressed natural gas. Hal itu diungkapkan olehnya saat melakukan penandatanganan MoU bersama Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur di Jakarta, beberapa hari lalu.

"Kami juga minta time schedule-nya biar bisa kongkret untuk kerja sama ini. Termasuk pada ibu-ibu PKK yang jaringannya sampai desa nanti bisa ikut digerakkan. Ini investasi yang ramah lingkungan," kata Arief dalam keterangan tertulis, Jumat (1/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Mas Arief, sapaan Bupati Blora, pihaknya siap untuk mengumpulkan seluruh camat hingga kepala desa di Blora untuk diberikan sosialisasi akan hal industri biomassa.

"Kami siap, hanya saja nanti tim dari OASA bisa disiapkan untuk memberi materi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dalam pelaksanaannya, dia menjelaskan, nanti langkah-langkahnya seperti apa Pemkab dalam mendukung hal ini siap berbagi tugas. Termasuk skemanya seperti apa sambil Blora menyiapkan BUMD maupun lahannya nanti seperti apa.

Dia mengatakan saat ini, Pemerintah Kabupaten Blora sangat konsen dalam isu-isu lingkungan ini, terlebih dulu Blora terkenal daerah penghasilan minyak dan gas.

"Itu masa lalu kita harus menatap masa depan dengan langkah langkah ini kita berharap ini nanti menjadi contoh untuk beberapa daerah yang lain, karena di seputar kami, tidak hanya Blora nanti mungkin, Rembang, Bojonegoro, Ngawi, dan sekitarnya nanti bisa tarik, jadi nanti centernya di Blora, karena konsepnya kami pembangunan kawasan. Saya bersama Pak Mensesneg sedang merancang Cepu Raya, Cepu jadi kota vokasi," jelasnya.

Pabrik Biomassa di BloraFoto: Pemkab Blora

"Saya kira ini isu yang menarik. Kami siap ketika nanti di tempat kami sukses untuk ekspansi lebih luas lagi. Tidak hanya Blora, melainkan kabupaten- kabupaten sekitar akan kita ajak bersama sama untuk mensukseskan," sambungnya.

Sementara itu, Bobby Gafur Umar mengatakan perusahaannya memang semakin aktif 'mengintip' potensi dan peluang bisnis biomassa. Hal itu dilakukan dalam rangka memperluas jaringan bisnis perusahaan.

Kali ini, melirik potensi pengembangan usaha berbasis biomassa di daerah Blora, Jawa Tengah. Bobby mengatakan pihaknya sudah mulai menyusun rencana pengembangan bisnis Bio-CNG (Compressed Natural Gas) dari limbah pertanian yang berlimpah di sana, antara lain jerami, gabah, dan jagung.

Dia menjelaskan pada tahap pertama, kapasitas industri biomassa di Blora akan mencapai 5.000 ton per bulan dan akan terus dikembangkan hingga 15.000 ton setiap bulannya.

"Kita bidik sampai 60.000 ton per tahun pada tahap pertama ini, akan terus ditingkatkan hingga mencapai 180.000 ton pertahun. Belum banyak yang tahu bahwa daerah Blora ternyata menyimpan potensi limbah pertanian yang sangat besar," kata Bobby Gafur Umar.

Bobby menjelaskan pabrik biomassa yang akan digarap OASA di Blora menghasilkan wood chip yang nantinya dipasok sebagai bahan co-firing untuk PLTU Rembang. Sementara produk bio-CNG rencananya bakal diekspor ke Jepang. Pabrik ini nantinya akan mampu menghasilkan 5 MMCFD bio-LNG per hari, dibangun dengan investasi sekitar US$ 100 juta.

"Kami dalam proses kerja sama pengembangan dengan USTDA atau US Trade Development Agency. Targetnya, pabrik bio-CNG di Blora ini akan siap beroperasi sekitar pertengahan tahun 2026," tutur Bobby.

Ia mengatakan produk tambahan dari Bio-CNG ini adalah pupuk organik kualitas tinggi, yang akan menyuburkan lahan pertanian masyarakat. Menurutnya, pabrik di Blora nanti juga akan menjadi pemasok utama bahan baku wood-chip untuk PLTU Rembang, dalam rangka mengurangi penggunaan energi fosil.

"Ini akan menjaga keberlanjutan sistem pertanian dan terciptanya ekonomi sirkular," tutup Bobby.




(ncm/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads