30 Orang Keracunan Makanan Hajatan di Solo, Polisi Turun Tangan

30 Orang Keracunan Makanan Hajatan di Solo, Polisi Turun Tangan

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Senin, 20 Nov 2023 13:43 WIB
Ilustrasi ambulans.
Ilustrasi keracunan massal di Solo (Foto: Istock)
Solo -

Puluhan orang mengalami keracunan usai menyantap makanan hajatan dari pesta pernikahan yang diselenggarakan oleh warga di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. Polisi turun tangan.

Keracunan Massal

Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi mengatakan pihaknya telah mendalami penyebab keracunan massal itu. Mereka datang ke lokasi hajatan pada Minggu (19/11) kemarin.

"Jadi pada tanggal 19 November itu ada hajatan di rumah Pak W di Kadipiro, Banjarsari. Jarak beberapa waktu itu, beberapa tamu mengeluhkan pusing dan mual. Total sampai hari ini sekitar 30 orang yang mengalami itu," kata Iwan saat dihubungi awak media, Senin (20/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iwan mengatakan, awal mengonsumsi makanan tersebut, para korban tak mengalami apa-apa. Namun selang beberapa jam, mereka mengalami pusing dan mual.

Pada hari pertama, ada 19 orang yang dilaporkan mengalami keracunan. Mereka memeriksakan diri ke dua rumah sakit (RS) di Solo.

ADVERTISEMENT

"Hari pertama itu 19 orang, tapi semua rawat jalan. Ada dua orang yang agak menunggu situasi, dia standby di RS tetapi kemudian sudah bisa kembali," ucapnya.

Pemilik Hajatan Dimintai Keterangan

Pemilik hajatan sudah dimintai keterangan atas kejadian ini. Iwan menuturkan, dari kronologi awal, masakan yang disajikan dimasak bersama-sama oleh warga kampung.

Sementara para korban belum dimintai keterangan karena faktor kondisi kesehatan. Meski tidak ada yang opname, namun Iwan masih menunggu kondisi korban siap untuk dimintai keterangan.

"Keterangan awal yang kita himpun, masakan itu dipanasi. Jadi hari Sabtu dimasak, Minggu dipanasi lagi. Kita masih menghimpun keterangan korban-korban yang nanti bisa kita mintai keterangan, termasuk RS," ujarnya.

Sampel Makanan Diuji Lab

Atas kejadian ini, polisi sudah mengambil sejumlah sampel makanan, seperti telur, nasi, daging, dan makanan ringan. Sampel itu kemudian dikirim ke Laboratorium Forensik (Labfor) untuk diperiksa.

Untuk hasil dari Labfor belum keluar sehingga belum bisa dipastikan penyebab keracunan massal tersebut.

Sementara soal penanganan kasus ini, polisi akan mendorong penyelesaian secara kekeluargaan. Sebab, dari keterangan awal yang dihimpun, belum ditemukan indikasi kesengajaan.

"Makanan di hajatan ini bukan dari katering, tapi dimasak orang kampung juga. Jadi mereka masaknya bareng-bareng. Kita mendorong, penyelesaian secara damai, kekeluargaan, antara korban dengan pemilik hajat. Pemilik hajat tidak ada keterangan yang sengaja meracuni orang. Harapan kita bisa dimediasi," pungkasnya.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads