Setiap tanggal 13 November diperingati sebagai Hari Kebaikan Sedunia. Momentum ini dirayakan sebagai pengingat bagi seluruh manusia agar selalu berbuat baik kepada diri sendiri ataupun orang lain. Hal ini dilakukan karena kebaikan memberikan berbagai manfaat dalam hidup ini.
Kebaikan dapat memberikan manfaat seperti membantu perasaan lebih baik, memicu rasa bahagia, meningkatkan kesejahteraan mental, menciptakan hubungan sosial yang baik, hingga mempengaruhi orang lain untuk berbuat baik pula. Menariknya, muncul sebuah anggapan bahwa berbuat baik juga dapat membuat seseorang panjang umur.
Namun, benarkah berbuat baik dapat membuat umur lebih panjang? Simak penjelasannya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Hari Kebaikan Sedunia
Berdasarkan informasi yang dibagikan melalui Save the Children, pada tahun 1998 sebuah gerakan bernama World Kindness Movement atau Gerakan Kebaikan Dunia menetapkan Hari Kebaikan Dunia. Misi dari penetapan hari tersebut adalah untuk menginspirasi individu dan menghubungkan negara-negara untuk menciptakan dunia yang lebih ramah.
Kebaikan juga merupakan bagian mendasar dari kondisi manusia yang dapat menjembatani perbedaan ras, agama, politik, gender, hingga lokasi. Tak hanya itu, perbuatan baik juga memiliki beragam manfaat dalam hidup ini.
Manfaat Berbuat Baik
Kebaikan bukan hanya sebatas perilaku yang dilakukan oleh seorang individu. Melainkan lebih dari itu. Dikutip dari Mayo Clinic Health System, kebaikan melibatkan semangat suka menolong, bersikap murah hati dan penuh perhatian, serta melakukannya tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Adapun manfaat dari berbuat baik antara lain:
- meningkatkan harga diri;
- meningkatkan empati;
- memicu perasaan kasih sayang;
- meningkatkan suasana hati;
- meningkatkan kadar serotonin dan dopamin.
Bersikap Baik Membantu Hidup Lebih Lama
Selain berhubungan dengan kesehatan secara mental, kebaikan juga disebut membantu hidup lebih lama. Mengutip dari laman Well and Good, secara ilmiah ada bukti bahwa bersikap baik membantu seseorang hidup lebih lama. Hal ini dapat ditunjukkan melalui sebuah analisis meta yang diterbitkan dalam 'Journal of Experimental Social Psychology' tahun 2018. Melalui jurnal tersebut terungkap bahwa melakukan hal-hal baik untuk orang lain adalah cara efektif untuk meningkatkan kesejahteraan.
Selanjutnya ada sebuah studi lain yang juga menemukan tentang manfaat bersikap baik. Studi Evolution and Human Behavior tahun 2017 menemukan bahwa orang-orang yang sesekali bergabung sebagai volunteer atau sukarelawan bagi orang lain, hidup lebih lama dibandingkan mereka yang tidak.
Memiliki Tujuan Hidup Menurunkan Risiko Kematian Dini
Lebih lanjut dijelaskan melalui Harvard Health Publishing, Eric S. Kim, PhD seorang ilmuwan peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health mengungkapkan bahwa ada sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa tujuan hidup yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini.
Tujuan hidup membantu meningkatkan kemungkinan seseorang melakukan perilaku yang baik untuk kesehatan mereka sendiri. Beberapa penelitian hanya menanyakan orang-orang apa yang memberi mereka tujuan hidup. Orang-orang pun menyebutkan faktor-faktor seperti:
- keluarga dan hubungan;
- masyarakat;
- membantu orang lain;
- mempelajari keterampilan baru;
- mengambil bagian dalam kegiatan rekreasi atau hobi.
Berdasarkan sejumlah penjelasan di atas, kebaikan atau berbuat baik memanglah memberikan beragam manfaat dalam hidup ini. Namun demikian, ada berbagai faktor lain yang dapat berpengaruh pada rentang waktu kehidupan manusia. Jadi berbuat baik hanyalah satu dari sekian banyak aspek penyumbang umur panjang bagi seseorang.
Demikian tadi rangkuman informasi mengenai sejarah Hari Kebaikan Sedunia dan pengaruh kebaikan dengan umur yang panjang. Semoga bermanfaat!
(dil/dil)