Dunia seakan terbelah menyikapi serangan Israel ke Gaza. Banyak negara yang awalnya mendukung Israel setelah serangan Hamas 7 Oktober, berbalik mengecam seiring dengan memburuknya kondisi kemanusiaan usai gempuran balik Israel.
Dilansir detikNews, pada 27 Oktober, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menyerukan 'gencatan senjata untuk kemanusiaan segera, bertahan lama, dan berkelanjutan' antara pasukan Israel dan milisi Hamas.
Berikut ini adalah apa yang dikatakan oleh negara-negara di seluruh dunia mengenai pertikaian Israel-Hamas, dan bagaimana mereka memberikan suara di PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amerika Serikat
Pernyataan awal Presiden AS Joe Biden setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu menegaskan bahwa Washington mendukung Israel dan akan memastikan bahwa 'Israel akan memiliki apa yang dibutuhkan untuk melindungi warganya'.
Namun, dalam sebuah acara kampanye pada tanggal 2 November, Presiden Biden menyerukan jeda dalam pertikaian tersebut setelah seorang pengunjuk rasa yang mendesak gencatan senjata menghadangnya.
Kanada dan Inggris
Perdana Menteri Kanada dan Inggris juga memberi dukungan terhadap 'hak Israel mempertahankan diri' dalam reaksi awal terhadap konflik tersebut. Namun, kedua negara tersebut abstain dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB.
Jerman dan Italia
Jerman dan Italia, yang mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, abstain dalam pemungutan suara di PBB.
Perancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang pada awalnya mengatakan bahwa Prancis "berkomitmen pada hak Israel untuk mempertahankan diri", tapi kemudian sedikit mengubah posisinya, kemungkinan karena meningkatnya jumlah korban sipil.
UEA dan Bahrain
Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang menormalkan hubungan dengan Israel melalui Perjanjian Abraham, pada awalnya mengutuk serangan Hamas. Namun, pekan lalu Bahrain menarik duta besarnya dari Israel, lalu duta besar Israel di Manama meninggalkan negara tersebut.
Yordania dan Negara Timur Tengah
Yordania juga menarik pulang duta besarnya di Israel, dan menuduhnya telah menciptakan 'bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya'.
Pada tanggal 26 Oktober, para menteri luar negeri dari Uni Emirat Arab, Yordania, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar, Kuwait, Mesir, dan Maroko mengutuk 'penargetan warga sipil dan pelanggaran hukum internasional di Gaza'.
Turki
Turki baru-baru ini menyebut Hamas sebagai 'kelompok pembebasan yang berjuang melindungi tanah Palestina'.
Iran
Pekan lalu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan kepada negara-negara Muslim untuk memutuskan hubungan ekonomi dengan Israel, dan menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel.
Rusia
Rusia memberikan suara mendukung resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan pada tanggal 27 Oktober.
Indonesia dan Negara Asia
Hampir semua negara di Asia mendukung gencatan senjata di Sidang Umum PBB, termasuk Indonesia.
"Posisi Indonesia sangat jelas dan tegas, mengutuk keras serangan acak terhadap masyarakat sipil dan fasilitas sipil di Gaza," tegas Presiden Jokowi dalam pernyataan resminya, Senin (30/10).
China
Seminggu setelah konflik, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan bahwa tindakan Israel di Gaza telah 'melampaui batas-batas pembelaan diri' dan pemerintah Israel harus 'menghentikan hukuman kolektifnya terhadap rakyat Gaza'.
India
India merupakan salah satu negara yang abstain dalam pemungutan suara pada resolusi PBB. Sikap ini dikritik partai-partai oposisi sebagai sesuatu yang "mengherankan".
Pakistan
Namun, setelah pengeboman kamp pengungsi Jabalia di Gaza pada tanggal 1 November, posisi Pakistan mengeras. Kemenlu Pakistan mengutuk apa yang disebutnya sebagai 'serangan biadab Israel'.
Somalia
Perdana Menteri Somalia, Hamza Abdi Barre mengatakan, pemerintahnya tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, dan siap untuk memberikan dukungan penuh kepada organisasi tersebut.
Tunisia dan Negara Afrika
Awalnya negara ini menyatakan solidaritas 'penuh dan tanpa syarat' dengan rakyat Palestina, tapi kemudian Tunisia abstain dalam pemungutan suara di PBB.
Negara-negara Afrika lainnya yang abstain adalah Kamerun, Ethiopia, Sudan Selatan dan Zambia. Tidak ada negara Afrika yang menolak resolusi yang diadopsi di Majelis Umum PBB pada 27 Oktober lalu.
Bolivia
Bolivia menjadi negara pertama di Amerika Latin yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sejak serangan ke Gaza dimulai. Pemerintah Bolivia menyebut serangan Israel di Gaza sebagai 'agresif dan tidak proporsional'.
Kolombia dan Cile
Kolombia dan Cile, telah menarik pulang duta besar mereka karena krisis kemanusiaan yang meningkat di Gaza.
Brasil
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva pada awalnya mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil di Israel dan menyerukan pembebasan semua sandera dengan segera. Tapi dalam pernyataan terbaru ini ia mengkritik keras serangan Israel di Gaza.
Paraguay dan Guatemala
Hanya dua negara yaitu Paraguay dan Guatemala dari kawasan Amerika Selatan dan Tengah yang memberikan suara menentang resolusi PBB.
(aku/ams)