Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Bobby Langsung Dipanggil Sekjen PDIP

Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Bobby Langsung Dipanggil Sekjen PDIP

detikNews - detikJateng
Senin, 06 Nov 2023 16:51 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution mendatangi kantor DPP PDIP usai menyatakan dukungan kepada bakal paslon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Bobby mengaku tujuannya datang ke DPP PDIP memenuhi panggilan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Bobby Langsung Dipanggil Sekjen PDIP. Foto Bobby Datangi Kantor DPP PDIP, Senin (6/11/2023). (Foto: dok Istimewa)
Solo - Wali Kota Medan, Bobby Nasution, langsung dipanggil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto setelah mendeklarasikan dukungan pada Prabowo-Gibran.

Diketahui, Wali Kota Medan Bobby Nasution mendatangi Kantor DPP PDIP, Jalan Pangeran Dipenogoro, Jakarta Pusat, pada Senin (6/11/2023), pukul 15.50 WIB.

Saat ditanya wartawan, Bobby mengaku tak mengetahui alasan dirinya diminta hadir di DPP PDIP. Ia hanya menjawab pertanyaan secara singkat.

"Belum tahu nih, masuk dulu ya," jawab Bobby, seperti dikutip dari detikNews, Senin (6/11/2023).

"Dipanggil, Pak Sekjen," ucapnya lagi.

Menurut pantauan tim detikNews, Bobby datang mengenakan kemeja putih dan menaiki mobil Hyundai Palisade hitam.

Lebih lanjut, suami Kahiyang Ayu itu mengatakan kan berbincang dengan Hasto Kristiyanto. Ia juga berjanji akan mengungkapkan hasil pertemuan mereka.

Sementara itu diketahui, Bobby sebagai kader PDIP dengan berani menyatakan dukunganya pada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di Pilpres 2024, pada Sabtu (4/11/2023). Padahal, PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo dengan Mahfud MD.

Bobby Nasution (Tiara/detikcom)Bobby Nasution (Tiara/detikcom) Foto: Bobby Nasution (Tiara/detikcom)

Senior PDIP Sebut Tuna Etika

Keputusan Bobby tersebut tentu menimbulkan kontra dari kubu PDIP. Bahkan, Politikus Senior PDIP, Hendrawan Supratikno langsung menyebutnya tuna etika.

Meski Hendrawan menyebut bahwa perubahan arah politik memang sesuatu yang wajar, namun ia menegaskan bahwa etika berpolitik tetap harus menjadi landasan.

"Kami memahami sekarang banyak terjadi tarik-menarik antara naluri politik dan nurani politik. Panggung politik belakangan sarat dengan manuver tuna etika. Mudah-mudahan kita tetap tidak terseret arus 'kuasa menggendong lupa'," kata Hendrawan dikutip dari detikNews, Minggu (5/11/2023).

"Dalam situasi seperti sekarang, kawan yang tiba-tiba berubah menjadi lawan, bukan hal yang aneh. Sumber kekuatan kami adalah energi moral rakyat," lanjutnya.

"Biarkan sikap etis membimbing langkahnya. Etika politik berada di atas tata cara praktis kesantunan," ucap Hendrawan.


(cln/sip)


Hide Ads