Bahkan, RMI yang sempat ikut arisan dengan nominal Rp2 juta, mendapat keuntungan sesuai yang dijanjikan terduga pelaku. Namun, uangnya raib setelah kembali ikut dengan nominal yang lebih besar.
Menurut RMI, keuntungan yang dijanjikan terduga pelaku memang menggiurkan sehingga banyak orang yang turut menjadi korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dia nggak pake persentase gitu sih, langsung dinominal pastinya. Misalnya kalau Rp2 juta dapetnya Rp 2.250.000 lebihnya tuh. Jadi sudah dalam bentuk nominal. Jadi semakin gede nominal maka semakin lumayan juga (untungnya)," ungkap RMI.
Kini, beberapa korban juga telah memutuskan untuk lapor polisi lantaran terduga pelaku mulai sulit dihubungi dan tidak masuk kuliah.
"Mulai ngelaporin masing-masing, nggak digabung," ucap RMI.
Pihak Keluarga Bungkam
Pihak keluarga enggan memberikan keterangan saat detikJabar bertanya terkait kasus tersebut di kediaman mereka yang berada di Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat.
Namun, Ketua RW setempat, Ayi Supriatna, membenarkan kasus tersebut dan mengatakan bahwa sudah banyak korban yang mendatangi rumah terduga pelaku.
Ayi mengungkapkan ada sekitar empat orang yang datang dan dirinya juga ikut mendampingi saat mendatangi kediaman terduga pelaku. Bahkan, ia menyebut total kerugian mencapat Rp1,9 miliar.
"Kalau mahasiswa itu kalau nggak salah hampir empat kali lah (datang), terakhir kemarin, mungkin dari perjalan proses kemarin terakhir. Jadi dari 120 itu nggak semua datang," kata Ayi saat ditemui detikJabar, pekan ini.
"Totalnya kurang lebih Rp1,9 miliar," tambahnya.
Sementara itu, Rektor Unisba Edi Setiadi membenarkan bahwa terduga pelaku merupakan mahasiswa aktif di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Namun, terduga pelaku tak pernah lagi terlihat sejak kasus tersebut muncul.
(cln/aku)