Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober tercetus berkat peranan banyak tokoh. Salah satunya adalah Sarmidi Mangunsarkoro, salah satu tokoh Kongres Pemuda Kedua yang berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Meski tidak menjabat sebagai panitia Kongres Pemuda Kedua, Sarmidi menjadi salah satu tokoh penting karena menjadi pembicara di dalam kongres tersebut. Lebih tepatnya di hari kedua, yaitu 28 Oktober 1928.
Mari simak biografi Sarmidi Mangunsarkoro yang sudah detikJateng rangkum dari laman resmi DPAD Provinsi DIY, Kemdikbud RI, dan Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biografi Sarmidi Mangunsarkoro
Sarmidi Mangunsarkoro, atau Ki Sarmidi Mangunsarkoro, lahir pada 23 Mei 1904 di Solo, Jawa Tengah, dari keluarga pegawai Keraton Surakarta. Ia meraih pendidikan awal di Sekolah Guru Arjuna di Jakarta.
Setelah lulus, karirnya dalam bidang pendidikan dimulai ketika ia menjadi Kepala Sekolah HIS Budi Utomo di Jakarta pada tahun 1929.
Namun, perannya yang paling mencolok adalah ketika ia mendirikan Perguruan Taman Siswa di Jakarta. Perguruan tersebut mengalami pertumbuhan pesat hingga saat ini dan telah berkontribusi signifikan pada pendidikan di Indonesia.
Puncak karier Sarmidi Mangunsarkoro terwujud saat ia menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1949 hingga 1950.
Selama masa jabatannya, ia mendirikan lembaga-lembaga penting seperti Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) dan Konservatori Karawitan. Selain itu, ia juga membantu dalam pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta.
Kiprah Sarmidi Mangunsarkoro dalam Sumpah Pemuda
Sarmidi Mangunsarkoro memiliki peran penting dalam Sumpah Pemuda. Dalam Kongres Pemuda II tahun 1928, ia menjadi salah satu pembicara yang membahas pentingnya pendidikan bagi generasi muda Indonesia.
Kontribusinya dalam mengembangkan dan membina Perguruan Taman Siswa menjadi faktor kunci dalam mempromosikan pendidikan kebangsaan. Keterlibatan aktifnya dalam Kongres Pemuda mencerminkan peran pentingnya dalam gerakan pemuda yang pada akhirnya mengarah pada Sumpah Pemuda.
Penetapan Sarmidi Mangunsarkoro sebagai Pahlawan Nasional
Sebagai pengakuan atas jasa dan pengabdian Sarmidi Mangunsarkoro dalam memajukan pendidikan di Indonesia, pemerintah akhirnya mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2011. Penghargaan ini diberikan oleh Presiden RI kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono.
Sarmidi Mangunsarkoro adalah salah satu tokoh yang berbicara pada Sumpah Pemuda 1928 dan perannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang ke-4 pada tahun 1949 memperkuat pengakuan atas peran pentingnya dalam pembentukan dasar-dasar pendidikan nasional Indonesia.
Sarmidi Mangunsarkoro wafat pada tahun 1957 dan dimakamkan di sebelah makam Ki Hajar Dewantara di Taman Siswa. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di berbagai wilayah di Indonesia sebagai penghormatan terhadap perjuangannya dalam mencerdaskan masyarakat Indonesia.
Demikian informasi lengkap mengenai biografi Sarmidi Mangunsarkoro. Semoga bermanfaat, detikers!
(apl/apl)