3 Contoh Teks Amanat Hari Santri Nasional 2023 Singkat Berbagai Tema

3 Contoh Teks Amanat Hari Santri Nasional 2023 Singkat Berbagai Tema

Paradisa Nunni Megasari - detikJateng
Sabtu, 21 Okt 2023 11:30 WIB
contoh poster Hari Santri Nasional 2023
3 Contoh Teks Amanat Hari Santri Nasional 2023 Singkat Berbagai Tema. (Foto: Freepik/@pikisuperstar)
Solo -

Hari Santri Nasional akan diperingati pada esok hari, 22 Oktober 2023. Hari Santri sendiri mulai diperingati pada 2015 lalu setelah Presiden Joko Widodo meresmikan Keppres Nomor 22 Tahun 2015.

Mengutip laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, pemilihan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri berkaitan dengan peristiwa di tanggal yang sama pada 1945 lalu, di mana KH Hasyim Asyari menyerukan jihad untuk melawan para penjajah yang berusaha merebut kembali kemerdekaan Indonesia.

Dalam rangka memperingatinya, diselenggarakan Apel Hari Santri yang di dalamnya terdapat amanat yang disampaikan oleh pembina upacara. Untuk itu, bagi detikers yang bertugas menjadi pembina upacara, bisa menggunakan teks amanat yang dikutip dari laman resmi NU, Kemenag, dan Wapres berikut ini sebagai referensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Amanat Hari Santri Nasional 2023

Contoh Amanat Hari Santri Nasional #1: Patriotisme dan Persatuan

Bertepatan dengan Peringatan 78 Tahun Resolusi Jihad, Pemerintah memberikan pengakuan peran penting perjuangan para ulama dengan menjadikan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Apresiasi ini disampaikan di Masjid Istiqlal yang dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tertanggal 15 Oktober 2015.

Tentu, penetapan dari Pemerintah Indonesia ini patut disyukuri sebagai momentum untuk mengenang dan menghormati jasa perjuangan para pahlawan, seperti KH. Muhammad Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan. H.O.S Cokroaminoto, Tengku Fakinah, Maria Josephine Walanda Maramis, dan masih banyak pahlawan Iainnya yang turut berjuang sejak zaman pra revolusi kemerdekaan.

ADVERTISEMENT

Merujuk sejarahnya, lahirnya Hari Santri Nasional bersumber pada fatwa KH. Muhammad Hasyim Asy'ari. Sebelum fatwa itu lahir, para ulama pesantren Jawa-Madura menggelar rapat di Kantor PBNU Jalan Bubutan, Surabaya, tanggal 21-22 Oktober 1945. Hasilnya, 2 keputusan yang berhasil menggerakkan rakyat melawan penjajahan:

Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan dan agama dan negara Indonesia terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangannya;

Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat "sabilillah" untuk tegaknya Negara Republik Indonesia dan agama Islam.

Kita kenal, fatwa atau keputusan itu dengan nama "Resolusi Jihad". Selain itu, beberapa peristiwa yang membutuhkan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Antara Iain, peristiwa perebutan senjata tentara Jepang pada 23 September 1945 yang pada akhirnya membawa Presiden Soekarno melalui utusannya berkonsultasi kepada Kiai Hasyim Asy'ari, yang dinilai memiliki pengaruh di hadapan para ulama.

Fatwa ini memang patut ditahbiskan sebagai tonggak sejarah yang tidak hanya bermakna heroik dalam konteks kemerdekaan Republik Indonesia, tapi juga sebagai penanda paling Iugas dari tekad para ulama, sebagai rakyat Indonesia yang mencintai bangsanya, untuk membangun peradaban baru dengan menetapkan berdirinya Republik Indonesia sebagai Negara-Bangsa. Yaitu, Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, sehingga kewajiban mempertahankannya adalah kewajiban Jihad Fi Sabilillah dengan pahala syahid.

Jihad fi Sabilillah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan melawan pasukan kolonial inilah yang menjadi esensi Fatwa Resolusi Jihad. Kala itu, para kiai dan pesantrennya memimpin banyak perjuangan bagi kemerdekaan bangsa untuk mengusir para penjajah. Sehingga, bisa disimpulkan Resolusi Jihad merupakan bagian dari cikal bakal berkobarnya semangat para pahlawan untuk berjuang meraih kemerdekaan hingga akhirnya tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Dari alur sejarah ini, bisa dipahami meski merupakan fatwa dari Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar NU waktu itu bersama para ulama Iainnya, Resolusi Jihad menjelma menjadi seruan yang disambut serempak oleh segenap anak bangsa di seluruh Indonesia, dari semua kelompok dan kalangan, terlepas dari perbedaan Iatar belakang apa pun, termasuk perbedaan agama.

Oleh sebab itu, seperti Hari Nasional lainnya, Hari Santri adalah peringatan jasa dan keteladanan para pahlawan secara umum, yakni sebagai momentum mengenang KEPAHLAWANAN SEGENAP-BANGSA INDONESIA, bukan hanya satu kelompok tertentu saja; Hari Santri harus benar-benar dipahami, dihayati, dan ditegakkan sebagai HARINYA SELURUH BANGSA INDONESIA TANPA TERKECUALI, untuk mensyukuri "Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa" yang telah mengaruniakan kepada bangsa ini generasi pahlawan paripurna yang berhasil menyempurnakan kelahiran Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Merdeka.

Meski demikian, Hari Santri tidak boleh dijadikan alasan oleh kelompok mana pun pada generasi saat ini untuk menuntut balas jasa, tidak oleh Nahdlatul Ulama ataupun pesantren. Kenapa? Karena yang berjasa mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia bukan generasi masa kini, bukan kita, melainkan para pahlawan agung dari Generasi 1945 lalu.

Tugas generasi saat ini, meski tidak turut serta berjuang bertaruh nyawa untuk negara dan bangsa Indonesia, namun bisa mensyukuri kemerdekaan dan mengenang jasa para pahlawan dengan membulatkan tekad untuk meneladani perjuangan mereka, sesuai momentum yang dihadapi.

Tahun 2022 adalah momentum bagi Indonesia yang memimpin dunia lewat Presidensi G20. Kewajiban generasi inilah untuk mendukung penuh Pemerintah Indonesia dalam kancah global dan membangun Indonesia yang sama-sama kita cintai. Nahdhlatul Ulama memelopori R20, sebagai G20 Religion Forum, yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam tiga tahun berturut-turut, G20 dipimpin oleh Indonesia yang mayoritas muslim, dilanjutkan India yang mayoritas Hindu, dan Brasil yang mayoritas Katolik. Dengan mensinergikan nilai-nilai yang dimiliki agama-agama, hal ini akan menjadi kekuatan penting yang masih relevan untuk menjawab tantangan zaman, bahkan 77 tahun, sejak Resolusi Jihad.

Selain itu, perlu pula meneladani semangat cinta tanah air dengan terus memupuk rasa nasionalisme. Hal ini dapat dilakukan dengan senantiasa mencintai Tanah Air Indonesia, bangga akan bangsa sendiri-tanpa maksud berpikiran chauvinistik-dan menjaga eksistensi bangsa Indonesia secara bersama-sama tanpa terkecoh dengan politik identitas yang bisa saja merongrong rasa patriotisme generasi bangsa.

Pantang Mengeluh, Berani Berpeluh

Bersatu Padu, untuk Indonesia Maju

Merawat Jagat, Membangun Peradaban

Contoh Amanat Hari Santri Nasional #2: Martabat Kemanusiaan Santri

Mengutip dari laman resmi Kemenag RI, berikut adalah pidato dengan tema martabat kemanusiaan santri.

Saudara-saudara santri di seluruh Tanah Air yang saya banggakan. Dalam suasana memperingati Hari Santri tanggal 22 Oktober, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, semoga rahmat, berkah, dan perlindungan-Nya senantiasa menyertai kita semua.

Saudara-saudara sekalian, Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Penetapan 22 Oktober merujuk pada tercetusnya "Resolusi Jihad" yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 Nopember 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan.

Sejak ditetapkan pada tahun 2015, kita pada setiap tahunnya selalu rutin menyelenggarakan peringatan Hari Santri dengan tema yang berbeda. Untuk tahun 2022 ini, peringatan Hari Santri mengangkat tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan.

Maksud tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan adalah bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

Dulu, ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga, berperang melawan penjajah. Menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan Kiai Subchi Parakan Temanggung, mereka tidak gentar melawan musuh.

Di Surabaya, Resolusi Jihad yang digelorakan Kiai Hasyim Asy'ari membakar semangat pemuda-pemuda Surabaya melawan Belanda. Di Semarang, ketika pecah pertempuran lima hari di Semarang, para santri juga turut berada di garda depan perjuangan. Di tempat lainnya sama. Santri selalu terlibat aktif dalam peperangan melawan penjajah.

Pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka, santri juga tidak absen. KH. Wahid Hasyim, ayah KH Abdurrahman Wahid, adalah salah satu santri yang terlibat secara aktif dalam pemerintahan di awal-awal kemerdekaan. Dialah, bersama santri-santri, dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemaslahatan umat agama-agama di Indonesia.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Pascakemerdekaan Indonesia, santri lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama.

Catatan-catatan di atas menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja. Sehingga mengasosiasikan santri hanya dengan bidang ilmu keagamaan saja tidaklah tepat. Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam, bahkan mereka menjadi pemimpin negara.

Meski bisa menjadi apa saja, santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama itu sendiri. Santri selalu mengedepankan nilai-nilai agama

dalam setiap perilakunya. Bagi santri, agama adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.

Menjaga martabat kemanusiaan atau hifdzunnafs adalah salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi (maqashid al-syariah). Tidak ada satu pun agama yang menyuruh pemeluknya untuk melakukan tindakan yang merusak harkat dan martabat manusia. Sebagai insan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, santri selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama. Apalagi di tengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk. Bagi santri, menjaga martabat kemanusiaan juga berarti menjaga Indonesia.

Hadirin yang berbahagia,

Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, hari santri adalah milik kita semua, milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan. Karena itu, saya mengajak semua masyarakat Indonesia, apapun latar belakangnya, untuk turut serta ikut merayakan Hari Santri. Merayakan dengan cara napak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan untuk Indonesia.

Contoh Amanat Hari Santri Nasional #3: Kualitas Santri

Alhamdulillah hari ini kita mengadakan peringatan Hari Santri di Kantor Polhukam, ini untuk pertama kalinya, karena Menkopolhukamnya juga memang santri. Dan yang luar biasa lagi pembacaan maulid dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur, sholawatnya juga oleh Menkopolhukam dan juga oleh Wakil Presiden RI, ini luar biasa.

Dan alhamdulillah memang peran santri di Indonesia diakui oleh negara sehingga ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Karena santri memang terus berkiprah sejak sebelum kemerdekaan, ketika juga berjuang mengusir penjajahan menyusun konstitusi negara juga santri ikut terlibat, Almaghfurlah K.H. Wahid Hasyim, Abi Kusno, Agus Salim, santri-santri yang ikut merumuskan konstitusi kita, kemudian juga mempertahankan Negara Kesatuan RI, yang kemudian tadi disebut yaitu lahirnya Hari Santri ditetapkan pada 22 Oktober 1945, yaitu dengan lahirnya resolusi jihad, ini saya kira, dan terus berkiprah untuk mengisi kemerdekaan RI, mengisi pembangunan menuju Indonesia maju.

Kenapa santri terus berperan? Paling tidak menurut saya ada tiga hal yang mendasari. Pertama, semangat hubbul waton minal iman, mencintai tanah air dianggap sebagian dari iman. Makanya dalam mars NU disebut yalal wathon yalal wathon hubbul wathon minal iman, cinta tanah air bagian dari iman, karena itu santri siap melakukan apa saja. Untuk membela, mempertahankan, memperjuangkan, karena apa? Karena hubbul wathon. Ini oleh Hadratusyeikh Hasyim Asy'ari, Hadratusyaikh K.H. Wahab Hasbullah, ditanamkan hubbul wathon minal iman, itu saya kira kenapa santri siap. Sampai mengorbankan nyawanya siap untuk bangsa dan negara.

Yang kedua menurut saya, santri memegang teguh hifdzul mitsaq, menjaga kesepakatan, karena apa? Karena terbentuknya NKRI yang ... (5:29-5:31) adalah merupakan kesepakatan. Karena itu saya menyebutnya almistaqul wathoni, kesepakatan nasional, kesepakatan nasional inilah yang terus dipegang. Jadi kalau santri mengatakan NKRI harga mati, itu artinya memegang teguh kesepakatan nasional kita. Hifdzul mitsaq. Karena itu kita menolak segala bentuk ideologi lain, bentuk negara yang lain, karena apa? Karena itu menyalahi kesepakatan. Mukholafatul mitsaq, itu bahasa agamanya mukholafatul mitsaq.

Walaupun bentuknya itu islami, misalnya khilafah, apakah khilafah itu islami? Islami, dulu pernah ada. Mamlakah, kerajaan, itu juga islami bahkan sekarang masih ada Saudi Arabia, Keamiran, Emirats juga islami ada di Kuwait, republik juga islami. Kenapa khilafah ditolak? Saya bilang tidak ditolak tapi tertolak di Indonesia. Itu beda. Kalau ditolak bisa masuk tapi ditolak. Kalau tertolak itu tidak bisa masuk, tertutup, karena apa? Karena menyalahi kesepakatan, mukholafatul mitsaq yaitu menyalahi kesepakatan yang oleh santri dipegang teguh sebagai kesepakatan nasional dalam rangka semangat hifdul miftah. Kita juga punya mistaq dengan Allah, saya menyebutnya mistaq rabbani, kalau santri itu ketika di alam arwah itu sudah ada, ketika Allah tanya:

ألست بربكم

"Apakah saya bukan Tuhanmu?"

قالوا بلى

"Iya."

Ini kita sudah melakukan pengakuan ketuhanan Allah SWT sebagai Tuhan kita. Bahkan di dalam sholat kita, kita juga memberikan janji-janji.

إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين

"Salatku, ibadahku, hidupku untuk Allah."

Ini saya sebut ini mitsaq rabbani. Bagaimana itu ini ada mitsaq rabbani, ini ada mistaq wathani, menurut saya ا منافة بينهما, tidak saling menegasikan antara kesepakatan dengan Allah, apa yang kita janjikan, dan ada perjanjian nasional kita antara mistaq rabbani dan mistaq wathoni tidak saling menegasikan. Bahkan menurut saya mistaq wathoni itu implementasi dari mistaq rabbani. Karena apa? Karena Allah mengatakan:

فان كان بينكم وبين قوم ميثاق

"Kalau kamu, antara kamu dan mereka orang-orang ada mitsaq, ada kesepakatan, maka jiwa mereka harus terlindungi."

Kalau ada yang sampai meninggal, kata Allah:

ودية مسلمة الى اهله

"Maka orang islam yang bunuh itu harus membayar diyat, harus membayar denda yang diserahkan kepada keluarganya."

Itu artinya bentuk perlindungan kita dalam menjaga eksistensi atau hidup berdampingan. Oleh karena itu, antara mistaq rabbani dan mistaq wathoni tidak saling menegasikan.

Seorang pancasilais itu tidak terhalang menjadi seorang muslim yang kaffah, muslim kaum kaffah, oleh karena itu tidak juga terhalang untuk menjadi sebagai pancasilais sejati. Saya menyebut bahwa kita muslim Indonesia adalah muslim kaffah maal mitsaq, Islam kita utuh tapi kita ada mistaq wathoni yaitu kesepakatan nasional kita, selesai. Itu cara santri berpikir. Jadi tidak ada benturan-benturan, itu tidak ada, sehingga kita tidak mengalami masalah, kecuali cara berpikir yang saling berhadapan dan tidak menyelesaikan.

Para ulama kita bisa mengambil fikiran atau mengambil cara yang dapat menyelesaikan antara masalah-masalah ini yang kita sebut kalau dalam ushul fiqih namanya الجمع والتوفيق , mengkompromikan hal-hal yang bisa saja oleh orang dianggap sebagai pertentangan sehingga sebenarnya tidak ada pertentangan atau لا منافة بينهما. Dan kita juga harus menjaga, saya menyebutnya mistaq insani, yaitu kesepakatan kemanusian sabab kita memang menganggap manusia ini saudara semua, itu ajaran islam, ajaran santri, ajaran dari Allah.

يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا

"Wahai manusia, kamu saya jadikan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dari Adam dan Hawa, semua kita Adam dan Hawa. Apapun bangsanya, apapun agamanya, apapun etnisnya, dia adalah من ذكر وانثى yang kemudian menjadi شعوبا وقبا ئل untuk saling mengenal dan bersahabat, bahkan ada yang menafsirkan:

ليعرف بعضهم البعض بى اصل انسان

Supaya masing-masing saling mengenalkan tentang asal manusia itu adalah asalnya satu, semuanya adalah sodara, sehingga tidak perlu ada permusuhan, dan hak-hak kemanusiaan itu harus dijaga. Kalau bahasa dalam bahasa-bahasa kyainya itu huquqqul ibad, hak hamba harus dijaga, di samping huququllah, ada hak Allah, hak hamba, dua hak ini harus kita jaga. Bahkan ini kata Syekh Nawawi Al-Bantani:

تقدم حقوق العباد عن حقوق الله عند التزاحم حقوق

Hak hamba itu lebih didahulukan daripada hak allah ketika terjadi perhimpitan hak, hak Allah apa hak manusia, kata Syekh Nawawi, تقدم حق العباد hak hamba yang didahulukan. Ini artinya bagaimana menghormati.

Kenapa Syekh Nawawi berpendapat seperti itu? Karena ada ayat:

وما كان ربك ليهلك القرى بظلم

وأهلها مصلحون

"Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri karena بظلم او بشرك karena kemusyrikan وأهلها مصلحون sedangkan penduduknya berbuat shalih, berbuat kebaikan."

Itu tidak akan dihancurkan oleh Allah. Syekh Nawawi mengatakan:

أن عذاب الاستئصال لا ينزل لأجل كون القوم معتقدين بشرك

"Allah tidak akan menurunkan siksa langsung walaupun masyarakat itu musyrik,"

و إنما ينزل إذا أساءوا في المعاملات

"Allah akan menurunkan siksa kalau mereka itu buruk dalam muamalahnya,"

وسعواذالناس

"Dan menyakiti manusia."

و ظلم خلق

"Dan menzalimi."

Jadi kalau ada kezaliman, ada perlakuan yang tidak baik, ada اساء di dalam pergaulannya, ada orang-orang yang disakiti, di situ oleh Allah diturunkan. Tapi kalau dia musyrik, kafir, tidak. Kenapa begitu?

لى مسامحة لحقوقه

Karena Allah mentoleransi terhadap haknya sendiri. Kalau haknya Allah, dikafirkan, ditunda, tidak langsung, ditunda, nanti saja. Tapi kalau حقوق العباد yang dikhianati, yang dirusak, allah langsung menurunkan عذاب الاستئصال. Itulah, oleh karena itu kata Syekh Nawawi dikatakan:

لذلك تقدم حقوق العباد عن حقوق الله عند التزاحم حقوق

Ini saya kira prinsip santri, Syekh Nawawi karena orang Jawa, santri Jawa, gimana dia memberikan pandangan-pandangan yang luar biasa menurut saya, dan ini menjadi pegangan kita.

Alhamdulilah kita tadi sudah keadaan negara kita sudah disampaikan oleh Pak Menko Polhukam, tidak ada masalah. Masalah akidah tidak ada disini. Masalah ibadah tidak ada masalah, bahkan masalah muamalah tidak ada masalah. Ibadah difasilitasi oleh pemerintah. Bahkan muamalah juga, masalah ekonomi, syariah, industri halal, semua ini difasilitasi. Bahkan ada KNEKS, yang ketuanya tidak tanggung-tanggung, Presiden sendiri menjadi ketua KNEKS. Dan saya wakilnya merangkap ketua harian. Sekretarisnya Menteri Keuangan. Semua menteri ikut, Menko, semua ikut di dalam KNEKS. Bahkan di daerah sudah dibangun KDEKS. Ketuanya Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekda yang sudah dibentuk di Riau, sudah dibentuk di Sumatera Selatan, sudah dibentuk juga di NTB, di Sumbar juga. Dan kita menunggu yang lain.

Jadi semua pemerintah sudah terlibat dalam ekonomi syariah, syariah yang muamalah, yang ibadah sudah langsung, yang akidah sudah langsung, yang ibadah sudah, dan semua. Sebenarnya tidak ada masalah, karena memang seperti yang disampaikan Menko Polhukam, tidak ada masalah, tidak ada sesuatu yang menghambat untuk kita menjalankan syariat Islam, tidak ada benturan.

Memang kita Indonesia dianggap sebagai negara paling toleran di dunia. Belum lama ini utusan dari Majelis Hukama Al Mukminin, himpunan orang-orang alim, orang-orang pintar kalangan umat Islam yang berpusat di Abu Dhabi di Emirat yang diketuai oleh Syeikhul Akbar Prof. Thayyeb. Anggotanya termasuk hadrat Yang Mulia Prof. Quraish Shihab, pendiri Majelis Hukama Indonesia, belum lama ini menemui saya dan mengatakan, "Kami datang ke Indonesia bukan untuk mengajari orang Indonesia tetapi saya ke sini untuk belajar kepada Indonesia tentang bagaimana itu toleransi."

Karena menurut mereka, toleransi yang di Indonesia ini adalah pantas untuk dijadikan model pengembangan dakwah Islam global. Mereka ingin belajar bagaimana Indonesia itu membangun toleransi. Bahkan mereka mengatakan bukan saatnya lagi sekarang Bahasa Arab diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, tetapi justru yang dilakukan sekarang adalah menerjemahkan Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Arab.

Ini saya kira pengakuan yang luar biasa, bahwa masih ada yang intoleran, iya saya kira masih ada, tetapi secara umum di dunia kita dianggap dan model pembangunan Islam wasatiyah yang toleran di Indonesia itu ingin dijadikan model oleh forum ulama-ulama sedunia Majelis Hukama Al Muslimin. Ini patut kita banggakan.

Bahkan sebelumnya ada produser film dari Italia datang ke sini untuk tahu tentang Islam Nusantara, dia datang ke Banten. Dia melihat orang Baduy yang tidak beragama Islam di tengah-tengah umat Islam, mereka bisa tidur dengan nyenyak. Datang ke Jawa Tengah, lihat Borobudur menjulang tinggi, di tengah-tengah masyarakat Islam aman. Dateng ke Jawa Timur, di Pasuruan, di Bromo ada orang Hindu, mereka juga tenang. Apa dia bilang? "Saya akan buat film tentang Islam Nusantara dan saya akan putar di seluruh Amerika dan Eropa." Dan dibuat filmnya, bahkan yang menariknya dia buat tentang pesantren, pesantren, bagaimana hidup santri, gimana cara santri bergaul, berinteraksi. Dan sudah dibuat filmnya. Bahkan sudah difestivalkan di Eropa, diputar juga di Vatikan. Dan yang paling kaget, komentar mereka apa, ini pendidikan pesantren, ini katanya, the future leader in the world, ini pemimpin dunia masa depan. Jadi, ini santri ini dianggap oleh orang Eropa pemimpin dunia masa depan yang toleran. Saya kira julukan ini luar biasa, Pak Mahfud, dan ini merupakan catatan kita. Oleh karena itu, kita pertahankan.

Jadi, ini adalah prinsip semangat hubbul wathon, semangat hifdzul mitsaq, dan satu lagi yaitu semangat imaratul ardhi, membangun وانشاكم من الارض واستعمركم فيها bumi memakmurkan bumi. Kenapa? Karena Allah mengatakan, Allah yang menjadikan kamu dari bumi dan meminta kamu supaya memakmurkan bumi. اى كلفكم بعمارتها, memberi tanggung jawab kepada kamu untuk memakmurkan bumi sebagai khalifatul ard. Karena itu kaum santri dituntut untuk memperbanyak sebab-sebab imarah. اسباب العمارة تكثير, yaitu melalui pengembangan ekonomi, melalui masalah pengembangan di pertanian, perkebunan, pertambangan, perindustrian.

Untuk bisa mengembangkan imaratul ardhi itu membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya santri dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk bisa mewujudkan tugas imaratul ardhi. Inilah tugas kita yang kita hadapi sekarang, setelah para pendiri dulu memperjuangkan, mempertahankan, menjaga, dan sekarang kita menjaga persatuan, menjaga ukhuwah, menjaga toleransi, dan memakmurkan, membangun Indonesia menuju Indonesia maju dan sejahtera. Ini adalah tugas kita para santri. Karena itu, santri, tugas kita adalah melakukan upaya perbaikan-perbaikan. Ini sering saya katakan, ini adalah khitah nabawiyah, khitah ulama, khitah santri. Itu seperti yang dikatakan Nabi Syuaib:

ان اريد الاصلاح وماتوفيق الابالله

"Tidak ada yang saya kehendaki kecuali perbaikan." Perbaikan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, islah, khatawat khatawatuna. Langkah-langkah santri itu adalah khatawah islahiyah, bukan untuk mencari kedudukan, bukan untuk mencari kemuliaan, kedudukan itu adalah khatwah rabbaniyah (langkah Tuhan). Tetapi kata Imam Ibnu Attailah, Allah biasanya kalau orang berjuang benar tangguh selain diberikan pahala di akhirat tetapi ada namanya ثمرة عاجلا disamping juga أجرا عاجل pahala di akhirat nanti, tapi Allah memberikan ثمرة عاجلا buah yang sekarang. Jadi apa yang diterima oleh para pejuang Islam dulu ketika zaman Nabi, bisa memperoleh kekuasaan, bisa membangun ini dan itu, bukan tujuan, tujuan tetap adalah islahiyah tetapi itu adalah ثمرة عجلا dari Allah SWT.

Santri memang tidak pernah mencari tetapi santri siap menerima tugas apapun kalau itu dipercaya. Bagi Presiden, Wakil Presiden, Menkopolhukam, Menteri, Gubernur, oleh orang NU. Tidak boleh kita mencari itu, tetapi kita juga siap kalau kita diperlukan untuk berkiprah. Itu namanya ثمرة عجلامن من الله سبحانه وتعالى .

Terima kasih.

Demikian contoh teks amanat Hari Santri Nasional singkat dengan berbagai tema. Semoga bermanfaat, Lur!




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads