10 Puisi Hari Santri yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati

10 Puisi Hari Santri yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Muthia Alya Rahmawati - detikJateng
Jumat, 20 Okt 2023 11:05 WIB
Twibbon Hari Santri Nasional 2023
10 Puisi Hari Santri yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati. Ilustrasi. (Foto: dok detikcom)
Solo -

Tanggal 22 Oktober tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Salah satu cara memperingati Hari Santri Nasional ini adalah membuat dan membacakan puisi yang penuh makna dan menyentuh hati.

Awalnya, gagasan peringatan Hari Santri Nasional ini muncul dari saran yang diajukan oleh warga pesantren sebagai kesempatan untuk mengenang dan mengambil contoh dari para santri yang berjuang dengan gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Setelah dikaji, gagasan tersebut kemudian disetujui oleh Presiden Joko Widodo melalui penandatanganan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pada 15 Oktober 2015.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

10 Puisi yang Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Berikut detikJateng rangkumkan 10 puisi hari santri yang dikutip dari laman NU Online, Buku "Segalanya Santri, Santri Segalanya" karya Coretysav, dkk dan Buku "Kumpulan Puisi Santri MAWI" oleh Santri MAWI Krobongan:

Puisi 1 : Perjuangan Santri

Karya Ahmad Zaini

ADVERTISEMENT

Alam bersaksi
Semangat perjuangan
Dikobarkan dari bilik santri
Hati terbuka
Kaki melangkah
Tangan mengepal
Mengangkat senjata
Mulut bertakbir
Demi kebenaran
Mengikis habis
Antek penjajah
Yang mencengkeram kedaulatan bangsa
Air mata, keringat, dan darah
Menetes di medan perang
Nyawa syuhada
Menjadi kekuatan
Memukul mundur penjajah
Hingga bangsa ini terbebas
Dari cengkeraman para serdadu asing
Alam bersaksi
Santri di garda depan
Bersama rakyat
Merebut kemerdekaan

Puisi 2: Kesejatian Santri

Karya Ahmad Zaini

Santri punya nilai dan makna
Dalam sendi-sendi kehidupan
Santri bukan sekadar identitas
Santri bukan jargon semata
Ada nilai di setiap ucapan
Ada uswah hasanah dalam perilaku
Ada tuntunan di setiap hembus nafasnya
Santri panji beragama
Bersosial, dan bernegara
Santri simbol keselarasan hidup
Duniawi dan ukhrawi
Tanamkan kesantrian
Dalam berperilaku
Sematkan kesantrian
Dalam kehidupan
Agar cahaya ilahi
Senantiasa menerangi hati

Puisi 3: Purnama di Separuh Bulan

Karya Ahmad Zaini

Dari balik dampar santri mengaji
Mengurai kata dan makna kitab kuning
Ilmu diendapkan dan ditirakati
Agar cahaya yang dipancarkan suci
Setiap malam santri bermunajat
Sebagai media pengakuan dosa dan khilaf
Serta permohonan
Mata terjaga
Jemari memutar tasbih
Mulut mengucap kalimat thayyibah
Agar jiwanya semakin dekat kepada Allah
Ketika santri berada di tengah masyarakat
Santri tidak berdiam diri
Mengamalkan ilmu
Perjuangan membangun nilai-nilai ilahi
Mengangkat martabat kemanusiaan
Agar menjadi manusia sejati
Santri penghias kehidupan
Laksana purnama
Di separuh bulan

Puisi 4: Perjuangan Seorang Santri

Karya Lulu Zinatul Mila

Kala hujan tak kunjung reda
Kala gelap tak kunjung reda
Berbaur sunyi dan rindu yang mencekam
Lembayung merah pun mengusir rasa hampa

Dalam sujud ku berdoa
Setiap harapan
Setiap dambaan
Yang ada dalam hatiku
Semoga menjadi sebuah kenyataan
Atas segala sesuatu yang aku kerjakan

Ayah... ibu...
Aku menyayangimu
Aku mencintaimu...
Aku sangat merindukanmu

Sejak kecil aku selalu bersamamu
Aku selalu dinasihati olehmu
Aku selalu dibimbing olehmu
Aku selalu dirawat olehmu

Tapi berbeda dengan kini
Disini aku belajar memimpin diri sendiri
Disini aku belajar mandiri agar menjadi yang lebih baik
Disini aku belajar menuntut ilmu
Dan disinilah aku membentuk jati diri

Menyongsong mimpi
Pergi dari zona nyaman
Bertatih ku untuk melangkah
Demi cita cita yang ku impikan

Semangat juang yang tak pernah lara
Yang setiap harinya hidup mandiri
Hidup yang jauh dari pantauan orang tua
Merasakan pahit getirnya dalam mencari ilmu

Tetap sabar walaupun sukar
Jalani dengan tegar
Karena pahala dan hasil tidak akan pernah tertukar
Jalani, nikmati dan syukuri

Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan
Dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan
Ilmu itu cahaya
Bodoh itu bahaya

Puisi 5: Setitik Cahaya untuk Kedua Orang Tua

Karya Iqlima Gina Rohimah

Santri
Sungguh mulianya cita-citamu
Sungguh tinggi cita-citamu
Sungguh besar rasa semangatmu
Sungguh agung perjuanganmu
Sungguh luhur budi pekertimu
Sungguh tulus hatimu

Santri
Kau seperti patriot yang tak kenal menyerah
Kau seperti pasukan yang berjajar kokoh
Kau berjajar untuk meneruskan perjuangan para ulama
Dengan niat yang sangat kuat
Dengan tekad sangat besar
Kau bisa mengalahkan hawa nafsu yang membara

Santri
Kau berjuang demi negeri
Kau berjuang demi bangsa
Kau berjuang demi agama
Kau berjuang demi kedua orang tuamu
Namamu yang selalu didambakan
Namamu yang selalu tersebut di dalam doa doanya

Wahai anakku
Teruslah kau berjuang berjihad di jalan Allah
Wahai anakku
Tak kan jera ku mengirim doa untukmu
Wahai anakku
Janganlah kau bersedih

Ahhh
Jeritan hati seorang ibu yang merindukanmu
Ahhh
Jeritan hati seorang ibu yang menyayangimu
Sungguh sakitnya mereka yang berpura-pura acuh
Sungguh sakitnya mereka yang harus mengikhlaskan
Mengikhlaskan untuk kau berjuang di medan perang

Tetes demi tetes air mata keluar
Karna merelakanmu pergi
Tetes demi tetes air mata keluar
Untuk melihat dirimu sukses
Hati mereka terkikis
Hati mereka tersakiti tersayat
Karena melihat betapa semangatnya dirimu

Wahai para santri
Teruslah berkobar rasa semangatmu
Rintangan demi rintangan
Cobaan demi cobaan
Kau lewati dengan sepenuh hati
Takbir....
Allahuakbar....

Puisi 6: Luar Biasa Santri

Karya Elfatonah

Jauh dari seorang yang sering dijadikan sandaran diri
Yang sering dijadikan kebergantungan diri dan hati
Demi menanam tunas baik membentuk jati diri
Untuk menumbuhkan rasa ridho karena ilahi robbi...

Tak bisa hatiku menafikan rasa
Naluri seolah ingin menjerit mati rasa
Kebiasaan yang tak biasa dilakukan dengan dipaksa...
Melatih rasa, untuk menjadi lebih terbiasa...

Dini hari terdengar ramai teriakan masa
Terbangun dengan wajah kusam, kesal yang ada
Berlari mendengar lantunan suci, seolah memanggil jiwa raga
Tenang... tempat-Mu akhir dari campuran yang di rasa

Namun terkadang pikiran mengusik jiwa dan hati
Hingga terbesit dalam hati, laku ku ucap sering kali...
Pulang... pulang... aku ingin pulang...
Benar kata orang, ini bagaikan penjara suci...
Gejolak dalam hati, ingin bertindak tapi tidak berani....

Penyadaran diri dari hati
Mencari ridhonya lewat didikan kiai
Memupuk tanaman padi dalam diri
Dengan tujuan ilahi anta maqsudi waridhoka matlubi...

Al-quran dijadikan teman kerinduannya
Harapan dijadikan teman dalam sepinya.
Rasa sabar dijadikan dasar dalam hatinya
Kesederhanaan menjadi kesehariannya...

Puisi 7: Jiwa Peradab

Karya Coretysav

Pingitmu manis merah jambu teruntuk khusus tuan rumah
Tak dusta juga tak bayangan..
Apakah nyata???
Ya semua memang nyata
Mula pucuk nan manggil lucu
Tumbuh besar bunga mawar merah
Harum semerbak tiada dua
Pupuk subur nan makmur
Tangkai kuat pula teguh
Duri penguat diri dari bisikan hati yang kotor
Inilah kisah....
Perumpamaan....
Sajak sendu ...
Kata pilu
Dari kami seorang santri.

Harumnya takkan pudar
Bahagia....
Ini dan itu
Disini juga disana
Serat kata sapa menyapa
Ruang hati menghampiri hari-hari
Senyum tawanya menampar rasa cinta
Menggelora asmara pada aturan
Akrabnya waktu pada jiwa-jiwa peradab

la rusuk semesta harapan bangsa
Benih-benih kehidupan
Rumahnya saja berlebur emas
Isinya pun berlapis perak
Sepahinya beralas kaca
Hingga terpapar karpet merah alas jalan ...
Anggunnya sang tuan melangkah
Tertata cantik rapi alur cerita
Alur cerita tentang kami
Tentang hidup kali
Santri.

Jiwa ini.
Di pelupuk mata yang berat menahan kantuk
Kau korbankan pikiran
Tenaga...
Agar bisa menerbitkan suatu karya
Kelakkan dipuji pintar
Dipuji hebat
Sukses dalam segala hal
Jiwa ini...
Kau beri ketenangan melalui lisanmu
Kau beri keindahan melalui karyamu
Kau beri kehebatan melalui keringatmu
Tanpa meminta imbalan
Walau hanya sepintas do'a.
Kau pekarya tanpa meminta gelar pencipta.

Puisi 8: Seutas Makna Santri

Karya Wahyu Hidayatul K.

Ketika goresan tinta memenuhi kertas putih
Dengan segenap tekad yang menjalar bersih
Semangat menuntut ilmu diraih dengan gigih
Walau keringat bercucuran tak kenal letih

Bagaikan bulan yang menyinari bumi
Menyalurkan kehangatan di malam yang sunyi
Sebuah insan dengan akhlak budi pekerti
Mengerahkan jiwa raga untuk kesatuan NKRI

Suatu insan yang memiliki makna sejati
Dengan Iman, Islam, dan Ihsan yang terpatri dalam hati
Sebuah nama yang terukir dalam sanubari
Dialah SANTRI, masa depan kebanggaan negeri

Puisi 9: Ikhlas Menjadi Santri

Karya Selfiana Jamil

Ikhlasku menjadi santri
Mengabdi pada agama dan negeri
Memantapkan hati
Di jalan sang Ilahi

Ketika zaman semakin gila
Peraturan sudah dianggap tiada
Santri akan tetap setia
Meluruskan setiap pertentangan yang ada

Ikhlasku mengabdi pada negeri
Mencari ridha sang Ilahi
Meski rintangan tak mau menepi
Hanya Allah lah sangat penyemangat hati

Puisi 10:Santri

Karya Rizka Amalia R.

Adzan subuh telah dikumandangkan
Pertanda sang fajar menggantikan sinar rembulan
Lantunan ayat suci Al-Qur'an yang begitu menyenangkan
Menyejukkan hati, menjernihkan pikiran

Kulangkahkan kaki tanpa keraguan
Dengan semangat jiwa yang menggelegar
Hati ini kumantapkan pada jalan kebenaran
Dengan penuh keikhlasan tiada paksaan

Kugerakkan anganku untuk menjadi kenyataan
Menimba ilmu guna meraih tahta di masa depan
Meraih kesuksesan dengan penuh keyakinan
Tanpa ingkar atas segala nikmat yang Tuhan berikan

Demikian informasi mengenai 10puisiharisantriyang penuh makna dan menyentuh hati. Semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(apl/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads