Menko Polhukam Mahfud Md melakukan ziarah ke makam tokok penyebaran Islam Sayyid Abdurahman atau Mbah Sambu di Lasem Rembang. Berikut sosok Mbah Sambu yang merupakan salah satu tokoh sentral dalam penyebaran Islam di tanah Nusantara.
Salah satu tokoh ulama di Lasem, Rembang, Kiai Zaim Ahmad atau Gus Zaim menerangkan, Mbah Sambu merupakan ulama yang tersohor keturunannya menjadi tokoh-tokoh penting. Bahkan tiga tokoh ulama sentral di kalangan Nahdlatul Ulama merupakan keturunan Mbah Sambu.
"Mbah Sambu atau Sayyid Abdurrahman. Dari Mbah Sambu ini menurunkan tiga pendiri NU (Nahdlatul Ulama) yang (nasab) langsung. Yaitu Mbah Baidlowi, Mbah Wahab Hazbullah, Mbah Hasyim Asy'ari," jelas Gus Zaim yang juga pengasuh Pondok Pesantren Kauman, Lasem saat mendampingi Mahfud Md ziarah ke makam Mbah Sambu, Minggu (15/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Makam Mbah Sambu berada di sebelah utara bangunan utama Masjid Jamik Lasem. Lokasi persisnya yang di sebelah pojok barat-utara. Makamnya diberi cungkup. Bentuknya menyerupai kubah masjid, namun ukurannya kecil.
Persis di sebelah makam Mbah Sambu ada satu makam lagi. Menurut Abdul Aziz atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan panggilan Gus Aziz tokoh masyarakat sekaligus penggagas Museum Islam Nusantara, itu merupakan makam istrinya.
"Sebelahnya itu makam istri beliau, namun tidak ada yang tahu siapa nama istri Mbah Sambu," terang Gus Aziz saat dihubungi detikJateng, Minggu (15/10/2023).
Tidak ada yang tahu secara pasti, sejak kapan Mbah Sambu lahir, tetapi untuk tanggal kewafatannya diperkirakan pada sekitar tahun 1671.
"Tidak ada catatan kapan beliau lahir. Karena kondisi Pajang yang tidak menentu, ia memilih mengembara dan mendalami agama di berbagai tempat, termasuk di pesantren Ampel Denta Surabaya. Kalau wafatnya tahun 1671," papar Gus Aziz.
"Saat Adipati Tejokusumo 1 (Mbah Srimpet) yang memerintah Lasem membutuhkan pengajar agama, Mbah Sambu dipanggil ke Lasem. Ia lalu diangkat menjadi 'wali negara' yang mengajarkan agama di kadipaten. Wilayah kadipaten Lasem saat itu meliputi Sedayu Gresik, Tuban, Rembang, Pati sampai Jepara," imbuh Gus Aziz.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
Menurut Gus Aziz, Mbah sambu merupakan ulama legendaris Lasem abad 17 yang menjadi rujukan geneologis keilmuan dan 'nasab' hampir semua ulama penting di Tanah Jawa pada periode setelahnya. Ada dua versi tentang silsilah Mbah Sambu.
"Versi pertama mengatakan beliau adalah Pangeran Sambudigdo Hadiningrat putra Pangeran Benawa, putra Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang yang menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Versi kedua menyebut beliau putra Sayyid Muhammad Hasyim Basyaiban, yang nasabnya terhubung kepada Rasulullah Muhammad," beber Gus Aziz.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)