Kekeringan di Kabupaten Magelang melanda 10 kecamatan yang tersebar di 35 desa. Dari 35 desa tersebut, salah satunya di Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur.
Untuk Desa Candirejo yang mengalami kekeringan ada di Dusun Butuh. Di mana dusun ini berjarak sekitar 7 kilometer dari destinasi pariwisata super prioritas Candi Borobudur. Dusun Butuh berada di kawasan perbukitan Menoreh.
Warga Dusun Butuh kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang layak konsumsi. Selain mengandalkan bantuan droping air bersih, warga harus bersusah payah mencari sumber air yang masih ada.
Salah satu warga Dusun Butuh, Tukini (70) mengatakan, jika tidak ada bantuan air bersih warga terpaksa mengambil atau ngangsu dari mata air atau belik. Untuk mencapai mata air tersebut harus berjalan kaki sekitar 2 km melewati tegalan dan jalan yang terjal.
"Sumber air kecil harus menunggu giliran. Kalau dari sana ambil sewaktu-waktu satu jerigen (jeriken) digendong," kata Tukini kepada wartawan, Selasa (3/10/2023).
Tukini menyebut, beberapa tahun yang lalu warga sudah berupaya membuat sumur bor untuk mengatasi kesulitan air bersih. Sumur yang dibuat sampai dengan kedalaman 125 meter. Akan tetapi saat ini tidak bisa dipakai.
"Sumur bor itu 125 meter (kedalaman). Kalih tahun onten langkung (dua tahun lebih sudah ada). Itu nggak keluar air," kata Tukini.
Hal yang sama juga dilakukan Haryono (33). Ia saban harinya mengambil air dari mata air. Sekali ngangsu membawa 2 jeriken ukuran masing-masing 22 liter. Kemudian dibawa pulang dengan sepeda motor.
"Untuk ngangsu ini kurang lebih 2 km. Air mengalirnya kecil harus menunggu baru bisa dibawa pulang, biasanya antre. Ini salah satu mata air yang masih," ujar Haryono.
"Setiap hari ngangsu, ini untuk pokok buat minum, mandi. Minimal sekali ambil dua jeriken. Nanti sampai rumah ditaruh di gentong. Saat ini masih ada air (mata air), nggak tahu satu bulan nanti," tuturnya.
Pengambilan air, kata dia, pagi dilakukan setelah salat subuh. Kemudian siang hari dilakukan setelah pulang dari kebun dan sore hari.
"Pagi, siang dan sore. Kalau pagi antre, ada juga malam yang sudah ngisi dan pagi tinggal ngambil," ujar Haryono.
Ia menuturkan, pengambilan air bersih dari mata air tersebut telah berlangsung sekitar empat bulan yang lalu.
"Ini sudah berlangsung kurang lebih empat bulan. Ini memang satu-satunya sumber air di Dusun Butuh jaraknya 2 km jalan pegunungan, jalan setapak. Harus antre. Di sini ada 70 warga (KK) kebetulan belum ngangsu semua, kalau ngangsu biasanya 24 jam penuh orang antre ambil air," katanya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya....
(apl/rih)