Bolehkah Berpuasa Saat Maulid Nabi? Berikut Penjelasan Hukumnya

Bolehkah Berpuasa Saat Maulid Nabi? Berikut Penjelasan Hukumnya

Muthia Alya Rahmawati - detikJateng
Rabu, 27 Sep 2023 17:19 WIB
Ilustrasi ucapan dan kutipan Maulid Nabi 2023.
Bolehkah Berpuasa Saat Maulid Nabi? Berikut Penjelasan Hukumnya. (Foto: Istimewa/ Unsplash.com)
Solo -

Maulid Nabi merupakan peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Banyak umat kemudian melakukan amalan-amalan baik di hari ini, termasuk berpuasa. Namun, bolehkah berpuasa saat Maulid Nabi? Berikut penjelasan hukumnya.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, perayaan Maulid Nabi diadakan sebagai ekspresi cinta dan kasih sayang umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam di seluruh dunia merayakan Maulid Nabi dengan penuh kebahagiaan.

Semua kegiatan ini mencerminkan rasa syukur dan kebahagiaan umat Islam atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia. Namun, penting untuk memahami bahwa peringatan Maulid Nabi bukan hanya seremonial formal, tetapi juga mengandung nilai-nilai penting yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amalan Saat Maulid Nabi

Masih dari laman Kemenag, salah satu amalan yang baik untuk dilakukan di bulan Rabiul Awal atau bulan Maulid adalah berpuasa. Menurut buku Kanz an-Najah was-Surur fi al-Ad'iyati allati Tasyrohu as-Shudur, meningkatkan amalan berpuasa dan membaca shalawat di bulan Rabiul Awal adalah salah satu cara untuk menyatakan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ke dunia ini.

Tindakan ini sangat dianjurkan dalam agama Islam dan dianggap sebagai amal yang sangat mulia. Selain itu, banyak umat Muslim juga mengadakan berbagai kegiatan keagamaan dan perayaan selama bulan Maulid untuk mengenang kelahiran Nabi. Seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW;

ADVERTISEMENT

ΩˆΩŽΨ³ΩΨ¦ΩΩ„ΩŽ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…Ω ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…Ω Ψ§Ω„Ψ§ΩΨ«Ω’Ω†ΩŽΩŠΩ’Ω†Ω Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ψ°ΩŽΨ§ΩƒΩŽ ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŒ ΩˆΩΩ„ΩΨ―Ω’Ψͺُ ΩΩΩŠΩ‡Ω ΩˆΩŽΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŒ بُعِثْΨͺُ Ψ£ΩŽΩˆΩ’ Ψ£ΩΩ†Ω’Ψ²ΩΩ„ΩŽ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰Ω‘ΩŽ ΩΩΩŠΩ‡Ω

Artinya: "Nabi SAW ditanya mengenai puasa hari Senin. Beliau menjawab; Itu adalah hari aku dilahirkan, pada hari itu aku diutus dan pada hari itu aku mendapatkan wahyu".

Puasa Senin Kamis

Namun, dalam sumber lain dikatakan bahwa hadits di atas berarti bahwa puasa Senin yang dilakukan Rasulullah SAW adalah suatu rutinitas tiap pekannya, bukan hanya setahun sekali sebagai peringatan hari kelahiran. Hal ini kemudian kita kenal dengan puasa Senin Kamis sebagai puasa sunnah.

Pemilihan hari Senin dan Kamis bukan tanpa dasar. Menurut buku "Mengapa Harus Puasa Senin Kamis? karya Asrar Mabrur Faza, selain menjadi hari bagi kelahiran Nabi Muhammad SAW, hari Senin juga menjadi hari bagi masa menutup usianya beliau, yang pada saat itu berusia 63 tahun.

Alasan lainnya adalah pemilihan hari Senin dan Kamis sebagai hari berpuasa sunah adalah berkaitan dengan masa "penyetoran" atau "pemeriksaan" amal manusia ke hadirat Allah SWT. Sebagaimana yang terungkap dalam beberapa riwayat yang maqbul (diterima) berikut ini, Rasulullah SAW bersabda,

"Amal-amal perbuatan manusia dilaporkan dua kali dalam seminggu, yaitu hari Senin dan Kamis. Setiap orang yang beriman akan mendapat ampunan Allah, kecuali orang yang antara dirinya dan saudaranya ada perselisihan. Dikatakan, 'Akhirkanlah (ampunan bagi) keduanya, sampai mereka berdamai." (HR Muslim dari Abu Hurairah)

Puasa Sunnah

Menurut buku Risalah Puasa (2021) karya Sultan Abdilah, puasa sunnah merujuk pada jenis puasa yang jika dilaksanakan akan mendatangkan pahala, sementara jika ditinggalkan, tidak akan menimbulkan dosa. Contoh nyata dari jenis puasa ini adalah puasa Senin-Kamis. Terdapat dua kategori dalam puasa sunnah:

Puasa sunnah mutlak atau puasa sunnah bebas adalah jenis puasa yang disarankan oleh Al-Qur'an dan Sunnah, namun tidak memiliki ketentuan waktu tertentu yang ketat. Oleh karena itu, pelaksanaannya dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu tertentu yang dilarang berpuasa.

Puasa sunnah muqayyad atau puasa sunnah terikat adalah jenis puasa yang juga dianjurkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah, tetapi memiliki waktu tertentu yang harus diikuti. Contohnya termasuk puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa pada hari Senin dan Kamis, puasa pada Hari 'Arafah (9 Dzulhijjah), puasa pada Tasu'a (9 Muharram), dan puasa 'Asyura (10 Muharram).

Bolehkah Berpuasa Saat Maulid Nabi?

Dari banyak jenis puasa muqayyad yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, tidak ada yang disebut sebagai puasa Maulid. Tidak ada catatan atau contoh dari Rasulullah atau para sahabat yang mengikuti puasa pada hari Maulid. Semua ini mengindikasikan bahwa puasa Maulid yang dijalankan pada tanggal 12 Rabiul Awal tidak termasuk dalam puasa yang diatur dalam syariat Islam.

Bertepatan dengan 12 Rabiul Awal jatuh pada hari Kamis, maka umat Islam disarankan pula untuk menunaikan puasa sunnah Senin Kamis pada hari Maulid Nabi.

Demikianlah informasi mengenai hukum puasa saat Maulid Nabi.

Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(aku/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads