Kader PDI Perjuangan, Suparjiyanto (58), yang diduga dipukul oleh eks Ketua DPC Gerindra Semarang, Joko Santoso, mengaku belum menerima permintaan maaf dari yang bersangkutan. Suparjiyanto menyatakan akan menempuh jalur hukum.
"Sekarang belum ada (permintaan maaf), ke saya sendiri belum ada. Itu kan hanya permintaan maaf ke warga sekitar, bukan ke saya ya," ujarnya saat ditemui di sekitar rumahnya di Kota Semarang, Senin (11/9/2023).
Suparjiyanto mengatakan telah menceritakan kronologi kejadiannya kepada polisi saat pemeriksaan hari ini. Dia mengaku mendapat pukulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sampaikan apa adanya dan tidak saya buat-buat, dan saya lapor juga keinginan saya sendiri, tidak ada yang lapor tidak ada yang membujuk. Saya tidak terima lah istilahnya, kan dia itu datang tanpa permisi ya nyelonong saja," ujar dia.
Dugaan pemukulan itu terjadi di rumahnya pada Jumat (8/9) sekitar pukul 21.30 WIB. Menurutnya, saat itu Joko Santoso datang dan marah-marah soal pemasangan bendera di gang rumahnya.
"Itu kan saya itu habis masang baliho, selesai terus masang bendera. Masang bendera selesai saya ke warung, ke teman-teman saya bilang itu minumnya dihabiskan, terus saya pulang," ucap Suparjiyanto.
"Saya pulang terus lihat HP, mau lihat coba sudah dipasang belum baliho yang di sana, di sana. Saya lihat jam itu jam 21.30 WIB, terus dia datang manggil saya 'Mas yang pasang bendera di sana siapa?' Nah itu tangannya langsung gini (memeragakan kepalan tangan ke arah pipi)," sambungnya.
Suparjiyanto menambahkan, pemasangan bendera itu merupakan kebiasaan kader PDI Perjuangan di gang tersebut. Rumahnya dan terduga pelaku berada di gang yang sama.
"Seperti yang dulu kan Pak Didik mau daftar, ya kita rayakan kita partisipasi beli bendera ,kita rayakan. Nah ini Pak Didik mendapat nomor ya kita rayakan, kita partisipasi beli bendera, ya cuma begitu aja," katanya.
Kuasa hukum Suparjiyanto dari LBH Ratu Adil, Taufiqqurohman menyebut pemeriksaan korban berlangsung dari pukul 15.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB. Pihaknya juga telah menyerahkan hasil visum kepada polisi.
"Alhamdulillah hari ini hasil visum juga sudah keluar dari RS Panti Wilasa, juga sudah kami sampaikan ke penyidik. Luka di bagian pelipis akibat benda tumpul," kata Taufiqqurohman.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, DPD Partai Gerindra Jawa Tengah mengirimkan usulan nama sebagai calon Ketua DPC Gerindra Kota Semarang pasca Ketua lama dicopot setelah ada dugaan pemukulan kader PDIP. Saat ini penggantiannya menunggu keputusan DPP Gerindra.
Sekretaris DPD Gerindra Jateng, Sriyanto Saputro mengatakan setelah adanya keputusan dari Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) Gerindra terkait dicopotnya Joko Santoso sebagai Ketua DPC Kota Semarang, maka DPD Gerindra Jateng mengusulkan nama pengganti ke DPP Gerindra.
"Setelah adanya keputusan dari MKP, kami DPD mengajukan usulan nama penggantinya ke DPP," kata Sriyanto lewat pesan singkat, Senin (11/9/2023).
Sriyanto belum menyebut siapa nama yang diusulkan ke DPP Gerindra. Namun ia menegaskan saat ini satu nama yang diusulkan dan menunggu keputusan DPP Gerindra.
Terkait Joko sebagai anggota DPRD Kota Semarang, Sriyanto menyebutkan Joko masih tetap sebagai anggota dewan. Ia menegaskan Joko juga tetap masih sebagai kader partai Gerindra.
"Tetap (anggota DPRD Kota Semarang), sebagai kader juga tetap, agar soliditas DPC tetap terjaga," katanya.
Untuk diketahui, Joko dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang setelah diduga melakukan pemukulan terhadap kader PDIP Kota Semarang, Suparjiyanto pada Jumat (8/9) lalu. Dugaan pemukulan itu sudah dilaporkan ke Polda Jawa Tengah.
Joko sudah membantah soal pemukulan tersebut, namun mengakui mendorong Suparjiyanto. Aksi itu dipicu pemasangan bendera PDIP di dekat tempat tinggalnya.
"Saya sebagai kader partai akan taat dan patuh terhadap putusan yang diambil DPP melalui Mahkamah Kehormatan Partai," ujar Joko dalam keterangannya kepada wartawan.