Puluhan ternak berupa kambing dan kelinci milik warga Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, ditemukan mati dalam dua bulan terakhir. Diduga ternak tersebut dimangsa oleh binatang buas.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Brebes, Ismu Subroto mengungkapkan peristiwa teror binatang buas itu sudah terjadi sejak dua bulan silam. Namun, dalam kurun waktu seminggu terakhir makin banyak ternak warga yang dimangsa binatang buas.
"Kasus ini sudah terjadi dua bulan yang lalu, tapi masih berlanjut. Ini karena kemarau panjang, pakan di hutan habis, sehingga menyerang ternak warga," katanya Ismu saat dimintai konfirmasi, Jumat (8/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ismu merinci, hewan ternak yang diduga dimangsa hewan buas diantaranya berada di Desa Tembongraja. Hewan yang mati ini di antaranya kambing milik Paturohman 3 ekor, Kustari 1 ekor, Parid 4 ekor, Sodikin 1 ekor, Apipudin 4 ekor dan Anjar 4 ekor. Kemudian ditambah 24 ekor kelinci milik Walijan.
Pihaknya menduga hewan ternak tersebut mati lantaran dimangsa hewan buas. Hal itu terlihat dari luka-luka yang ditinggalkan.
"Melihat luka di tubuh hewan, itu seperti digigit binatang buas," ungkap Ismu
Dia belum bisa memastikan jenis binatang buas yang memangsa ternak milik warga. Meski demikian dia menduga binatang tersebut adalah anjing hutan.
"Diduga ternak warga itu diserang anjing hutan. Karena memang lokasinya dekat hutan," sebut Ismu.
Ismu mengimbau warga pemilik ternak harus waspada dan sering melakukan ronda. Sebab hewan ternak ini diserang binatang buas saat malam hari. Sementara pemilik ternak baru mengetahuinya pada keesokan harinya.
"Hanya sistem ronda dan meninggikan panggung kandang yang bisa dilakukan. Karena kalau meracuni khawatir bisa termakan hewan lain," katanya.
Sementara itu Kapolsek Salem Iptu Edi Mardianto mengatakan, meski sudah banyak kasus namun belum ada laporan resmi dari warga terkait serangan binatang buas.
"Belum ada laporan dari warga, jadi kami belum bisa merinci berapa banyak jumlah hewan ternak kambing warga yang dimangsa binatang buas," tuturnya.
Edi menyebut, serangan binatang buas terjadi lantaran lokasi kandang ternak warga yang dekat dengan hutan. Sehingga binatang buas mudah menyerang.
"Kandang ternak warga dekat dengan hutan, jadi potensi serangan binatang buas lebih mudah menyerang ternak. Kami sudah mengedukasi supaya hal serupa tidak terjadi dengan menutup celah pada bagian pakan ternak," tandasnya.
(ahr/dil)