Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi upaya penanganan stunting di Kabupaten Klaten. Ia menilai Pemkab Klaten telah berhasil menekan angka stunting dari tahun ke tahun.
"Klaten sudah hampir mencapai targetnya di tahun 2024, sudah ada pengurangan penurunan stunting. Saat ini nomor 6 (di Jawa Tengah), tahun depan insyaallah lebih baik lagi,'' kata Puan dalam keterangan tertulis, Minggu (3/9/2023).
Dalam kunjungan kerjanya di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten pada Sabtu (2/9) Puan mengatakan pencegahan dan penanganan stunting adalah poin penting dalam mewujudkan generasi emas Indonesia 2045 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"1.000 hari pertama kehidupan merupakan masa yang penting bagi tumbuh kembang anak. Maka dari itu fase ini harus benar-benar dijaga agar anak-anak kita terhindar dari stunting," jelasnya.
Puan menegaskan masalah stunting tak hanya berkutat pada masalah kurangnya asupan gizi pada balita. Namun, diperlukan juga edukasi kepada para calon orang tua dalam merawat anak, terutama balita.
"Masyarakat atau keluarga perlu mendapat pengetahuan tentang pengasuhan yang ideal mulai sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Puan turut menyalurkan 2.500 paket bantuan bagi balita stunting di Klaten. Paket bantuan itu berisi tambahan nutrisi bagi balita stunting. Selain di Desa Jonggrangan, bantuan juga diberikan Puan untuk Desa Nglinggi.
Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani menyampaikan jumlah pasangan usia subur di Klaten mencapai 187.417 jiwa dari total jumlah penduduk Klaten yang mencapai 1,3 juta jiwa. Per Agustus 2023, tercatat jumlah balita di Klaten sebanyak 57.611 jiwa. Dari angka itu, 7.631 balita di antaranya (14.3 persen) berisiko stunting.
"Alhamdulillah penanganan stunting di Klaten mendapatkan peringkat 6 terbaik di Jawa Tengah. Upaya penanganan dan pencegahan stunting ini terus dilakukan agar Klaten terbebas dari stunting," tutur Sri Mulyani.
Untuk meningkatkan upaya penanganan dan pencegahan stunting di Klaten, pihaknya menggulirkan program inovasi Isi Piringku. Program ini dikemas dalam bentuk lomba yang diikuti keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) tingkat desa dan kecamatan.
"Perlu adanya sinergi yang baik antara orang tua, guru, dan puskesmas terdekat untuk menciptakan kualitas gizi yang baik bagi anak-anak. Kita selaku pemerintah daerah terus mendukung dan mendorong program tersebut agar terlaksana dengan baik," pungkasnya.
(akd/akd)