Puskesmas Bayat Klaten digeruduk warga yang kecewa setelah seorang anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) warga Desa Bogem, TA (16) meninggal. Pelayanan Puskesmas Bayat dikeluhkan warga hingga gadis tersebut meninggal.
Kasus ini berawal ketika TA yang mengalami kejang dibawa ke Puskesmas Bayat pada Rabu (9/8/2023) sore. Nahas, tak ada dokter yang berjaga sehingga TA tidak mendapatkan pertolongan.
"Dibawa ke Puskesmas tapi dokternya tidak ada, yang ada perawat dan dinyatakan meninggal. Mau dibawa RS ambulans juga ada tapi sopirnya yang tidak ada," kata warga Desa Bogem, Sumarwan kepada detikJateng, di Puskesmas Bayat, Kamis (10/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal Puskesmas Bayat menjadi fasilitas kesehatan terdekat di area itu. Rumah sakit terdekat yakni RS Bagas Waras disebut berjarak 12 kilometer, dan RSI di Cawas juga berjarak sama.
Hingga akhirnya ada 10 perwakilan warga yang mendatangi Puskesmas Bayat untuk mempertanyakan penanganan pasien tersebut. Mereka ditemui Kepala Puskesmas dokter Wahyu Ciptadi, Camat Bayat, Joko Purwanto, Kapolsek AKP Diyatno dan Muspika.
"Kita banyak sekali menerima keluhan dari masyarakat Bayat, Puskesmas Bayat itu sering gampangke (meremehkan). Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto, warga Desa Paseban saat audiensi.
![]() |
Ripto menyoroti realisasi pelayanan yang tertulis 24 jam. Namun faktanya, gadis malang itu meninggal tidak tertangani.
"Banyak sekali keluhan masyarakat, bahkan ratusan kali. Yang kami tanyakan Puskesmas sudah pasang plakat 24 jam mestinya petugas harus stand by, jangan cuma tulisan," kata Ripto, yang juga relawan ini.
Menanggapi itu, pihak Puskesmas Bayat mengaku berterima kasih atas perhatian warga. Masukan dari warga itu bakal dijadikan bahan evaluasi.
"Sebagai bahan koreksi nanti karena kami memang kekurangan driver. Driver memang sakit opname, tapi ini nanti kita sudah tindaklanjuti kok," jelas Kepala Puskesmas dokter Wahyu Ciptadi.
"Kasus kemarin, tidak ada lima menit datang itu sudah ditangani anak-anak, sudah dipasang (alat) dan sudah positif (meninggal), riwayatnya dari rumah sudah biru, sudah berbusa. Biasanya itu jantung tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.
Dia juga menjelaskan kondisi staf Puskesmas Bayat yang kekurangan sopir ambulans. Dia menyebut pihaknya memiliki tiga ambulans yang siaga, namun minim sopir karena sedang opname.
"Kita punya perawat sebenarnya juga kita fungsikan driver, ndilalah kemarin opname. Perawat yang jaga kemarin ndilalah juga tidak ada yang bisa nyetir," lanjut Wahyu.
"Kalau mobil cukup, cuma driver yang belum. Tidak (dokter tidak 24 jam), biasanya kami call jika ada yang mendesak," sambung Wahyu.
Sementara itu, TA yang merupakan siswi SMKN 2 Gedangsari Gunungkidul dimakamkan sekitar pukul 13.00 WIB. Perwakilan warga yang menggeruduk pun turut melayat ke pemakaman gadis tersebut.
Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)