Paskibra di Klaten Meninggal Dimakamkan Usai Warga Geruduk Puskesmas Bayat

Paskibra di Klaten Meninggal Dimakamkan Usai Warga Geruduk Puskesmas Bayat

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 10 Agu 2023 17:33 WIB
Suasana jelang pemakaman anggota Paskibra, TA (16), warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (10/8/2023).
Suasana jelang pemakaman anggota Paskibra, TA (16), warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (10/8/2023). Foto: Istimewa
Klaten -

Anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) berinisial TA (16) warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten yang meninggal dan sempat dibawa ke puskesmas telah dimakamkan. Siswi SMK Negeri di Kabupaten Gunungkidul, DIY, itu dimakamkan beberapa jam setelah warga mendatangi Puskesmas Bayat.

"Dimakamkan jam 13.00 WIB. Kita juga langsung melayat," ungkap warga Bayat, Sunarwan kepada detikJateng, Kamis (10/8/2023).

Meninggalnya TA direspons warga dengan beramai-ramai mendatangi Puskesmas. Warga dari perwakilan beberapa desa itu mempertanyakan kinerja Puskesmas Bayat yang dinilai lambat. Sunarwan termasuk salah satu warga yang turut mendatangi Puskesmas Bayat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(TA) Sekolah di SMK, tapi di Gunungkidul. Informasinya Paskibra di sekolah, tapi ikut Klaten atau Gunungkidul saya tidak tahu," ujar Sunarwan.

Warga lain, Ripto menyatakan warga tidak mengetahui apakah TA meninggal di rumah, di perjalanan ke puskesmas, atau setelah tiba di Puskesmas Bayat.

ADVERTISEMENT

"Entah meninggal di situ (puskesmas) atau di jalan kita tidak tahu. Tapi di Puskesmas tidak ada dokter dan sopir ambulans. (TA) Paskibra-nya di Gunungkidul, tapi sudah pulang," ujar Ripto kepada detikJateng.

Menurut Ripto, gadis tersebut sudah pulang dari latihan Paskibra dan kejang pada Rabu (9/8) malam. TA lalu diantar keluarganya ke puskesmas dengan mobil biasa.

"Diantar dengan mobil biasa. Karena tidak ada dokter, minta dirujuk ke RS, tapi di Puskesmas tidak ada sopirnya. Kalau pasang plakat 24 jam kenapa begitu pelayanannya," ucap Ripto.

Puskesmas Bayat, kata Ripto, merupakan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat bagi warga Kecamatan Bayat.

"RS paling dekat ke RS Bagas Waras, tapi jaraknya sekitar 12 kilometer. Ke Cawas ada RSI, tapi jaraknya hampir sama. Terdekat ya puskesmas," imbuh Ripto yang juga Ketua RT 01 Desa Paseban itu.

Diberitakan sebelumnya, anggota Paskibra asal Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, meninggal dunia setelah latihan.

Meninggalnya TA direspons warga dengan beramai-ramai mendatangi Puskesmas. Warga dari perwakilan beberapa desa itu mempertanyakan kinerja Puskesmas Bayat yang dinilai lambat.

"Kita banyak sekali menerima keluhan dari masyarakat Bayat, Puskesmas Bayat itu sering nggampangke (meremehkan). Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto, warga Desa Paseban saat audiensi, Kamis (10/8) pagi.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sekitar 10 perwakilan warga diterima kepala Puskesmas dokter Wahyu Ciptadi, Camat Bayat Joko Purwanto, Kapolsek AKP Diyatno, dan Muspika.

Kepala Puskesmas Bayat, dr Wahyu Ciptadi mengatakan pihaknya sudah meminta maaf dan berterima kasih kepada warga yang datang untuk memberikan masukan.

"Sebagai bahan koreksi nanti karena kami memang kekurangan driver. Driver memang sakit opname, tapi ini nanti kita sudah tindak lanjuti kok," jelas Wahyu kepada wartawan, Kamis (10/8).

Dijelaskan Wahyu, meskipun sopir ambulans di Puskesmas Bayat hanya satu tetapi tenaga lain ada yang kadang menjadi driver. Hanya saja saat kejadian pasien TA datang, staf tersebut sedang opname.

Di Puskesmas Bayat, sebut Wahyu, ada tiga mobil ambulans. Satu untuk mobil jenazah, satu untuk puskesmas keliling, dan satu untuk ambulans rujukan.

"Kalau mobil cukup, cuma driver yang belum. Tidak (dokter tidak 24 jam), biasanya kami call jika ada yang mendesak," imbuh Wahyu.

Halaman 2 dari 2
(dil/rih)


Hide Ads