Massa Geruduk Polresta Banyumas, Serukan Penjarakan Rocky Gerung

Massa Geruduk Polresta Banyumas, Serukan Penjarakan Rocky Gerung

Anang Firmansyah - detikJateng
Senin, 07 Agu 2023 15:13 WIB
Massa Tribhata Banyumas menggelar aksi menuntut Rocky Gerung ditangkap atas ucapannya yang dinilai menghina Presiden Jokowi, di Mapolresta Banyumas, Senin (7/8/2023).
Massa Tribhata Banyumas menggelar aksi menuntut Rocky Gerung ditangkap atas ucapannya yang dinilai menghina Presiden Jokowi, di Mapolresta Banyumas, Senin (7/8/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Massa mengatasnamakan Elemen Masyarakat dan Yayasan Tri Bhakti Pratista (Tribhata) Kabupaten Banyumas mendatangi kantor Polresta Banyumas. Mereka mendesak institusi Polri menindaklanjuti laporan soal ucapan Rocky Gerung terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam aksi tersebut mereka juga membawa karangan bunga yang bertulis tuntutan agar Polri segera menangkap Rocky Gerung.

"Kami mendesak agar Polri menangkap Rocky Gerung karena telah menghina simbol negara. Penjarakan Rocky Gerung," seru orator di Mapolresta Banyumas, Senin (7/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemui usai aksi, koordinator lapangan, Nanang Sugiri menjelaskan ucapan yang dilontarkan Rocky Gerung kepada Presiden Jokowi bukanlah sebuah kritik.

"Ucapannya hanya berkedok kritik. Tapi sebenarnya adalah ungkapan ujaran kebencian, caci maki, fitnah, berita bohong, dan hinaan terhadap pribadi Pak Jokowi maupun sebagai Presiden," terangnya.

ADVERTISEMENT
Massa Tribhata Banyumas menggelar aksi menuntut Rocky Gerung ditangkap atas ucapannya yang dinilai menghina Presiden Jokowi, di Mapolresta Banyumas, Senin (7/8/2023).Massa Tribhata Banyumas menggelar aksi menuntut Rocky Gerung ditangkap atas ucapannya yang dinilai menghina Presiden Jokowi, di Mapolresta Banyumas, Senin (7/8/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng

Mereka juga menyampaikan beberapa poin pernyataan sikap agar Rocky Gerung dapat diproses sesuai hukum.

"Kami mengutuk keras pernyataan Rocky Gerung yang disampaikan di hadapan buruh pada 29 Juli 2023 kemarin. Narasi yang disampaikan yaitu menyebut Pak Presiden berupaya menunda Pemilu 2024 karena tidak pernah peduli terhadap buruh," kata Nanang.

Lalu pada poin selanjutnya, Nanang menyebut agar Polri sebagai instrumen penegak hukum 'hadir' dalam kasus ini.

"Sebagai bangsa yang bermartabat dan negara hukum, maka negara melalui instrumen penegak hukum khususnya Polri harus hadir untuk memberikan perlindungan baik kepada negara maupun masyarakat," ungkapnya.

"Melindungi Presiden atau Wakilnya adalah merupakan primus interpares atau utama di antara sederajat," sambungnya.

Pada poin terakhir, Nanang menyebut massa aksi menolak dan siap melawan segala bentuk berita bohong, ujaran kebencian, dan segala bentuk tindakan dan perbuatan yang bertujuan merendahkan martabat bangsa Indonesia dan memecah belah kesatuan.




(rih/dil)


Hide Ads