Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten memiliki aplikasi untuk memudahkan evakuasi warga difabel saat ada bencana, khususnya erupsi gunung berapi. Hadirnya aplikasi tersebut merupakan hasil kerja sama BPBD Klaten dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Sekretaris BPBD Kabupaten Klaten, Nur Tjahjono Suharto menerangkan aplikasi itu intinya jika terjadi bencana, utamanya erupsi gunung Merapi maka warga sudah terpetakan. Terpetakan titik koordinat sampai dievakuasi ke mana.
"Maka difabel itu sudah terpetakan dengan titik koordinat tempat tinggalnya, dengan karakter disabilitas masing-masing, dengan keluarga, by name by KK. Dengan begitu akan dievakuasi kemana, ditolong siapa, relawan akan lebih mudah," papar Nur Tjahjono kepada detikJateng, Jumat (21/7/2023)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut ia sampaikan dalam rakor dan sosialisasi pemanfaatan aplikasi evakuasi untuk masyarakat disabilitas.
Sebagai admin dari aplikasi itu, sambung Nur Tjahjono, ke depannya adalah relawan unit layanan disabilitas (ULD) yang sudah dibentuk BPBD. ULD sementara memiliki anggota 25 orang.
"ULD anggota 25 orang yang tadi kita kumpulkan untuk membahas program kerja. ULD sudah dibentuk sejak 2017 dan mungkin yang pertama di Jawa Tengah dan Indonesia," ucap Nur Tjahjono.
Menurut Nur Tjahjono, ULD sudah sering menjadi mentor pembentukan ULD daerah lainnya. Tujuannya bagaimana warga disabilitas jadi subjek dan bukan objek.
"Tujuannya bagaimana warga disabilitas jadi subjek dan bukan objek. Dimana dalam penanggulangan bencana yang mengetahui karakter difabel ya difabel sendiri," imbuh Nur Tjahjono.
Dengan demikian, ucap Nur Tjahjono, untuk evakuasi warga disabilitas memiliki metode. Metode ini yang dikomunikasikan dengan relawan umum.
''Metode ini yang dikomunikasikan dengan relawan umum. Dengan demikian dapat meminimalisir risiko jika terjadi bencana dan kondisi kedaruratan," tambah Nur Tjahjono.
(akn/ega)