Bangkai kapal tempat penemuan ribuan amunisi di perairan Cilacap diduga merupakan kapal induk USS Langley yang tenggelam saat era Perang Dunia (PD) II. Kapal perang ini diduga beroperasi tahun 1942.
"Kapal perang ini kemungkinan operasi kisaran tahun 1942-an. Sementara kita belum bisa memastikan apakah ada kapal lain yang sejenis atau tidak. Hanya penelusuran histori PD II dengan data jenis senjatanya baru diasumsikan," ujar Komandan Lanal Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno saat dimintai konfirmasi, Rabu (19/7/2023).
Bambang menyebut ribuan amunisi yang ditemukan di bangkai kapal itu merupakan produk Amerika. Temuan amunisi itu di antaranya kaliber 12,7 millimeter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya amunisi ini dipasang di pesawat Amerika jenis P40E yang kemungkinan diangkut oleh USS Langley kapal perang. Kalau dia bisa mengangkut pesawat berarti dia jenisnya induk. Tapi tentunya kapal induk mini yang bisa masuk ke alurnya Cilacap," jelas Bambang.
Lalu, bagaimana sejarah kapal induk USS Langley hingga karam di Laut Cilacap? Berikut profil dan sepak terjang kapal USS Langley yang dirangkum detikJateng dari situs Naval History and Heritage Command dan situs National Museum of the U.S. Navy.
Profil USS Langley
USS Langley adalah kapal yang dikembangkan dari kapal Jupiter, kapal pengangkut batubara setingkat Proteus-class. USS Langley (CV-1) diubah menjadi kapal induk pengangkut pesawat pertama Amerika dan kembali bertugas pada 20 Maret 1922 yang dikomandoi oleh Komandan Kenneth Whiting.
Kapal induk ini diberi nama USS Langley sebagai penghormatan kepada Samuel P. Langley, mantan asisten profesor di US Naval Academy yang kemudian menjabat sebagai sekretaris di Smithsonian Institute.
Samuel P. Langley berulang kali menguji coba peluncuran dan pendaratan pesawat di kapal laut. Samuel P. Langley kemudian wafat pada 1906 dan atas jasanya tersebut, kapal Jupiter yang memiliki geladak besar kemudian dikembangkan menjadi kapal induk USS Langley, dan geladaknya diubah menjadi hanggar pesawat.
Sebagai kapal induk pertama Amerika, USS Langley telah melalui berbagai percobaan dan pengembangan sebelum melanglang buana ke berbagai samudera. Pesawat pertama yang melakukan lepas landas di geladak USS Navy adalah Vought VE-7-SF yang diterbangkan oleh Letnan Virgil C. Griffin pada 17 Oktober 1922.
Selama tahun 1920-an, Langley beroperasi sebagai kapal induk tanpa senjata yang difungsikan sebagai hanggar pesawat. Pada periode ini, angkatan laut Amerika mempelajari bagaimana cara memarkirkan Langley dan meluncurkan pesawat dengan cepat dan efisien.
Pada pertengahan 1923, Langley mengikuti uji coba operasi udara di laut Karibia. Di tahun yang sama, Langley mengikuti pameran armada militer di Washington DC sebelum diresmikan sebagai armada tempur. Setelah diresmikan pada 13 Juni, Langley kemudian menjalani uji coba di lepas pantai Samudera Atlantik dan laut Karibia.
Pada 1924, Langley diikutsertakan dalam lebih banyak pameran, uji coba, dan perbaikan. Di tahun yang sama, Langley kemudian diberangkatkan dari pantai barat Amerika dan tiba di San Diego pada 29 November untuk diterjunkan dalam Armada Perang Pasifik.
Selama 12 tahun berikutnya, Langley menghabiskan waktu dengan menjadi lokasi pelatihan armada perang, berbagai eksperimen perang, dan pelatihan pilot pesawat tempur. Geladak Langley kemudian diperbaiki dan Langley ditempatkan di markas angkatan laut Pulau Mare pada 25 Oktober 1936 untuk menjalani perombakan agar mampu menampung pesawat terbang air.
Langley selesai dirombak pada Februari 1937 dan beberapa bulan kemudian diklasifikasikan menjadi kapal bertipe AV-3. Langley lalu ditugaskan sebagai pasukan pengintai pesawat (Aircraft Scouting Force) dan menjalani operasi di Seattle, Sitka, Pearl Harbor, dan San Diego. Langley kemudian diberangkatkan sebagai armada Pasukan Atlantik dari 1 Februari-10 Juli 1939 dan ditugaskan bersama Armada Asia serta tiba di Manila pada 24 September.
Langley kemudian diberangkatkan dari Teluk Cavite, Filipina untuk terjun dalam Perang Dunia II. Sehari setelah tragedi Pearl Harbor, Langley kemudian berlayar ke Balikpapan dan tiba di Darwin, Australia pada 1 Januari 1942.
Sampai 11 Januari, Langley mengikuti patroli anti-kapal selam yang dilakukan oleh Angkatan Udara Australia di lepas pantai Darwin. Langley kemudian ditugaskan untuk membantu sekutu (Amerika-Inggris-Belanda-Australia) untuk melindungi wilayah Indonesia dari serangan Jepang.
Langley diberangkatkan bersama konvoi dari pelabuhan Fremantle di Kota Perth pada 22 Februari dan meninggalkan konvoi tersebut lima hari kemudian untuk mengantarkan bantuan Pasukan 32 P-40 ke 13th Pursuit Squadron di Cilacap, Jawa Tengah.
Pada 27 Februari, pagi harinya Langley bertemu dengan dua pasukan anti-kapal selam, kapal Whipple (DD-217) dan kapal Edsall (DD-219) yang bertugas melindungi Langley. Tepat sebelum tengah hari, sembilan pesawat tempur Jepang menyerang Langley.
Dalam serangan pertama dan kedua Jepang berhasil mengenai Langley, tetapi dalam serangan ketiga Langley berhasil menyerang balik. Namun, bagian atas Langley terbakar, kemudinya rusak, dan arah kapal bergeser 10 derajat dari pelabuhan.
Dengan berbagai kondisi yang parah, gagalnya komunikasi dengan Pelabuhan Cilacap dan risiko diambil alih oleh Jepang, Langley kemudian ditenggelamkan di Samudera Hindia oleh meriam kapal Whipple dan karam di sana sampai sekarang.
Itulah rangkuman profil kapal USS Langley, kapal induk AS yang diduga angkut amunisi di laut Cilacap saat PD II. Semoga bermanfaat, Lur!
(rih/ahr)