Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, menyimpan legenda tentang Kampung Siluman. Konon, kampung yang kini menjadi kawasan hutan pinus itu dulunya permukiman kuno yang hilang diterjang erupsi tahun 1930.
Tidak ada jejak bangunan yang tersisa di lokasi, tetapi masyarakat sekitar mempercayai ada dua makam sebagai bukti keberadaan kampung itu. Dua kuburan itu tidak diberi nisan batu atau tembok seperti makam zaman sekarang.
Saat detikJateng bersama seorang warga ke lokasi, tampak dua makam itu hanya berupa gundukan tanah. Letak kuburan itu berada di sisi timur, dekat tebing Sungai Anyar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berada di bawah pepohonan pinus, gundukan tanah itu tampak terawat meskipun tidak berjajar. Satu kuburan di bagian utara dan satu lainnya di timur itu tidak ditumbuhi rumput karena dibersihkan warga.
Selain pohon pinus, di samping dua kubur itu terdapat pohon berakar tunggang sejenis beringin yang umumnya ada di kompleks pemakaman. Tidak ada sebongkah batu atau kayu pun yang jadi penanda.
"Tidak ada bangunan, zaman dulu rumah cuma dari anyaman bambu atau berbahan kayu. Kalau kena awan panas ya terbakar," kata Nyartono (30) warga sekitar yang mengantar detikJateng ke lokasi, Minggu (16/7/2023).
Nyartono mengatakan, dua makam itu menurut cerita para sesepuh merupakan makam kampung sebelum diterjang erupsi. Di barat dua kuburan itu dulunya rumah penduduk.
"Dari sini (barat makam) ke sana (utara) sekitar satu kilometer dulu kampung. Sejak erupsi 1930 itu sampai sekarang belum pernah dihuni lagi," ujar Nyartono.
Menurut cerita yang diperoleh Nyartono, warga kampung yang tersisa saat itu pindah ke Dusun Butuh dan Deles di sisi timurnya yang dipisah jurang.
Meskipun lokasi itu tidak dihuni, di dekat makam itu setahun sekali digunakan warga untuk menyambut tahun baru Jawa.
"Biasanya ada acara doa. Selain untuk mengenang peristiwa itu (erupsi 1930) juga untuk menyambut tahun baru 1 Suro," imbuh Nyartono.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Ya itu makam Kampung Siluman. Setelah erupsi yang luka pindah ke sini (Desa Sidorejo) tapi hanya beberapa orang,'' kata Pujo saat ditemui detikJateng.
Warga yang selamat itu akhirnya menetap di Desa Sidorejo sampai meninggal dan dikuburkan di Desa Sidorejo, tidak di Kampung Siluman.
"Setelah meninggal ya dikuburkan disini. Keturunan warga kampung Siluman sudah tidak ada, sudah meninggal semua, salah satunya Mbah Sari Sentiko, sudah meninggal juga," imbuh Pujo.
Kampung Siluman terletak di kawasan puncak Gunung Merapi. Jaraknya hanya sekitar 5-6 kilometer dari puncak gunung aktif di perbatasan Jateng-DIY tersebut.
Secara administratif, bekas perkampungan penduduk itu lebih dekat ke wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten. Kawasan berupa bukit hutan itu masuk pengelolaan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM).
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(dil/dil)