Ribuan orang menyemut di sekitar rumah seorang pengusaha batik di Kelurahan Jenggot, Pekalongan. Mereka menanti pemilik rumah menyebarkan duit yang dimiliki.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (9/7/2023) lalu. Seorang pengusaha batik bernama Ramadhan sedang melakukan tradisi udik-udik, yaitu menyebar uang sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran anaknya, 40 hari lalu.
Berita kehebohan yang terjadi di Pekalongan tersebut menjadi salah satu berita di detikJateng yang menarik perhatian pembaca selama sepekan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, aparat desa telah meminta Ramadhan untuk membatalkan rencana tersebut. Namun pengusaha itu memilih untuk terus menggelarnya.
"Ya tadinya dari pihak berwajib sudah menyarankan untuk tidak, tapi berhubung, ya gimana ini sudah adat. Orang-orang juga sudah menanti semua, untuk massanya terlalu banyak. Ya udah lah jalan," kata Ramadhan pada Minggu (9/7/2023).
Ternyata, informasi tentang penyelenggaraan acara udik-udik itu menyebar luas. Ribuan orang mendatangi rumah Ramadhan untuk berebut uang.
Ramadhan lantas menepati janjinya. Dia menyebarkan uang sejumlah Rp 35 juta yang terdiri dari berbagai pecahan. Lokasi penyebaran dibagi di enam titik agar tidak terjadi penumpukan massa.
Meski demikian, aksi rebutan tetap saja terjadi. Beberapa anak pingsan dalam acara tersebut. Pagar kantor kelurahan juga rusak. Aparat terpaksa menghentikan acara tersebut.
Meski aksinya sempat ricuh, pengusaha batik itu menyatakan siap bertanggung jawab.
"Insiden tadi ada anak yang jatuh, pingsan ya, saya pribadi tanggung jawab penuh, termasuk pagar kelurahan. Surat (pernyataan siap tanggung jawab) sudah ada ini, saya bertanggung jawab penuh. Ini tadi yang luka juga sudah kami lunasi (pembayaran di puskesmas), ada tiga anak," ucapnya.
Meski demikian, polisi tetap akan memanggil Ramadhan untuk pemeriksaan atas kericuhan yang ditimbulkan akibat acara yang dilaksanakannya itu.
"Untuk sohibul hajat akan kita mintai keterangan dan selanjutnya akan kita limpahkan ke Satreskrim Polres Pekalongan," kata Kapolsek Pekalongan Selatan, AKP Aries Tri Hartanto saat ditemui di Kantor Kelurahan Jenggot, Pekalongan, Minggu (9/7/2023).
Aries menyebut ada empat korban pingsan karena berdesak-desakan saat berebut udik-udikan. Saat ini, kondisi korban sudah membaik.
Kericuhan tersebut menjadi dasar polisi untuk menghentikan acara tersebut. Alhasil, belum semua uang yang disiapkan berhasil disebar.
Awalnya, Ramadhan menyiapkan Rp 35 juta untuk disebar. Saat dihentikan, ternyata uang tersebut masih sisa.
"Masih ada Rp 15 juta yang belum disebar oleh yang bersangkutan, pecahan seratus ribuan. Yang sudah disebarkan uang koin dan uang kertas pecahan 20 dan 50 ribuan," tambah Aries.
(ahr/ahr)