"Mari kita bersama-sama, para petani, kelompok tani dan kepala desa mari bersama- sama potensi unggulan ini harus kita jaga, kita lestarikan dan harus kita promosikan sehingga Rojolele Srinar dan Srinuk ini membumi dan mendunia," ajak Sri Mulyani saat memberikan sambutan penyaluran bantuan alsintan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (13/7/2023) siang.
Sri Mulyani mengatakan Klaten merupakan wilayah lumbung padi di Jawa Tengah yang harus dipertahankan untuk mandiri pangan (Mapan). Salah satu potensinya karena memiliki padi Rojolele Srinar dan Srinuk.
"Kita mempunyai potensi unggulan padi Rojolele Srinuk dan Srinar. Di daerah lainnya tidak ada sehingga saya minta tolong dibantu branding dengan setiap tahun menanam padi Rojolele Srinuk dan Srinar," jelas Sri Mulyani.
Ia menjelaskan setiap daerah di Klaten memang menghasilkan kualitas Rojolele yang berbeda karena struktur tanah yang berbeda. Untuk itu ia pun meminta dinas terkait meneliti lokasi yang memiliki kualitas produksi yang tinggi.
"Bu Kadinas sudah saya minta untuk meneliti lokasi mana saja yang menghasilkan kualitas Rojolele yang tinggi. Kita sudah hak paten, kita sudah mendapatkan PVT (perlindungan varietas tanaman atau hak pemuliaan) yang ini satu-satunya di Indonesia," kata Sri Mulyani.
Untuk itu, ucap Sri Mulyani, potensi unggulan itu harus dijaga dan dipromosikan. Pemkab Klaten tidak bisa berjalan sendiri untuk menjaga dan mempromosikan.
"Saya tidak bisa kerja sendiri untuk mempromosikan. Para petani juga harus ikut andil besar menanam dan melestarikan potensi unggulan Rojolele Srinuk dan Srinar," imbuh Sri Mulyani.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Widiyanti mengatakan program Klaten mandiri pangan (Mapan) untuk mewujudkan Klaten yang maju mandiri dan sejahtera. Tahun 2022, luas tanam di Klaten mencapai 73. 936 hektare.
"Tahun 2022, luas tanam di Klaten mencapai 73. 936 hektare. Ini luasan spektakuler yang tertinggi yang kita capai selama ini, ibu bukti nyata karya para kadang tani," jelas Widiyanti.
(prf/ega)