Masyarakat yang hadir terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari ASN Pemkab Sukoharjo, jajaran forkopimda Kabupaten Sukoharjo, pelajar dan mahasiswa hingga masyarakat umum.
"Setiap kita ngopi bareng dengan warga pasti banyak keluar persoalannya. Kita titipkan soal penanganan kemiskinan ekstrem, penanganan stunting," ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Rabu (12/7/2023).
Di kegiatan ngopi bareng ini, Ganjar menerima ragam aduan terkait banyak hal seperti persebaran sekolah negeri yang masih sedikit serta permasalahan sistem zonasi.
"Muncul tadi umpama persebaran sekolah, masih kurang sehingga banyak akses-akses dari warga yang dengan sistem zonasi tidak bisa tertampung. Ini PR kita untuk membuat rombel baru atau membuat sekolah baru atau mengonversi beberapa sekolah," jelas Ganjar.
Selain itu, ia juga menerima aduan lainnya seperti pengelolaan sungai yang sering tersumbat sampah dan mengakibatkan banjir, permasalahan air bersih, jembatan dan jalanan rusak.
Tak hanya masyarakat umum, salah satu Kepala Desa di sana pun menyampaikan keluhannya kepada Ganjar perihal tidak adanya sarana kantor desa sebab desanya tersebut tak memiliki biaya.
Gubernur Jateng tersebut langsung menanggapi dan menyatakan bakal mendistribusikan bantuan. Dengan syarat, kepala desa harus memiliki inovasi program dan pengentasan kemiskinan ekstrem serta penurunan stunting di wilayahnya.
"Satu dua juga keluar soal sampah, air, jembatan rusak atau soal kantor kepala desa yang tidak bisa diperbaiki karena tidak ada anggaran. Maka tadi terjawab, provinsi menyediakan tapi harus ada izin khusus," tutur Ganjar.
Pada kegiatan tersebut, Ganjar juga fokus menekankan upaya pengentasan kemiskinan dan penurunan stunting di Kabupaten Sukoharjo. Dia mengatakan akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan warga.
Sebagai informasi, jumlah penduduk miskin di Sukoharjo pada 2020 sebesar 7,68 persen atau sebanyak 68,89 ribu penduduk. Kemudian di 2021, penduduk miskin naik akibat pandemi sebesar 8,23 persen atau 73 ribu penduduk.
Melalui berbagai upaya yang digencarkan, Ganjar berhasil menurunkan angka kemiskinan di Sukoharjo menjadi 68,62 ribu penduduk atau sekitar 7,61 persen pada 2022.
Pencapaian tersebut menjadikan Kabupaten Sukoharjo sebagai kabupaten dengan angka kemiskinan terendah di Solo Raya dan urutan nomor delapan terendah se-Jawa Tengah. Bahkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sukoharjo menjadi yang terbaik di antara kabupaten se-Jawa Tengah dengan angka 77.
"Angka stunting di Kabupaten Sukoharjo ini bagus sekali dan cukup berprestasi. Kemiskinan ekstremnya juga mengalami penurunan cukup bagus, jadi saya optimis kalau di sini," ungkap Ganjar.
(anl/ega)