Amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan umat Islam di bulan Muharram adalah puasa Tasu'a dan Asyura. Apa perbedaan puasa Tasu'a dan Asyura? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengutip laman NU Online, bulan Muharram merupakan salah satu bulan dalam kalender Hijriah yang diharamkan oleh Allah SWT. Bulan haram sendiri merupakan bulan yang melipatgandakan segala ketaatan maupun kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia.
Sebagaimana firman-Nya berikut ini:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ
Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu." (QS. At-Taubah 9 : 36)
Selain itu, pada bulan Muharram juga dianjurkan Rasulullah SAW untuk banyak melakukan puasa di dalamnya berdasarkan sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Puasa yang paling afdhol setelah bulan Ramadhan adalah bulan Allah al Muharram dan sholat yang paling afdhol setelah sholat fardhu adalah sholat malam."
Baca juga: Puasa di Bulan Muharram: Tasua dan Asyura |
Di antara puasa-puasa yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan Muharram adalah puasa Asyura dan puasa Tas'ua. Akan tetapi, apa perbedaan kedua puasa ini? Berikut penjelasannya.
Perbedaan Puasa Tasu'a dan Asyura
Mengutip laman MUI Digital, Asyura artinya adalah bilangan atau tanggal 10, dan budaya puasa Asyura telah lebih dulu dilakukan Rasulullah beserta keluarga dan kerabatnya sebelum turun perintah puasa wajib di bulan Ramadhan. Dengan kata lain, puasa Asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah RA yang terdapat di Sahih Bukhari dan Muslim mengenai puasa Asyura. Hadits tersebut berbunyi:
عن عائشة ، رضي الله عنها ، أن قريشا كانت تصوم يوم عاشوراء في الجاهلية ثم أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بصيامه حتى فرض رمضان وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من شاء فليصمه ، ومن شاء أفطر
Artinya: "Dari Aisyah RA, sesungguhnya orang-orang Quraisy dulu pada masa Jahiliyah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah SAW pun memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu hingga turunnya perintah wajib puasa Ramadhan. Rasulullah (setelah wajibnya puasa Ramadhan) berkata, 'Barangsiapa menghendaki maka ia boleh berpuasa Asyura, sedangkan yang tidak mau puasa maka tidak mengapa'." (HR Bukhari dan Muslim)
Setiap menjelang hari Asyura, Rasulullah selalu mengingatkan sahabat dan kerabatnya untuk berpuasa. Namun suatu hari, sahabat mendapati bahwa hari Asyura ini bertepatan pula dengan hari agung milik kaum Nasrani dan Yahudi, para sahabat kemudian hendak mengurungkan niat berpuasa di hari Asyura tersebut.
Mendengar keresahan para sahabat tersebut, Rasulullah kemudian bersabda, sebagaimana dikutip dalam kitab Riyadhus Sholihin: 701 berikut:
وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابلٍ لأَصُومَنَّ التَّاسِعَ». رواه مسلم.
Artinya: "Apabila (usia) ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan."
Namun belum sampai cita-citanya terwujud untuk melaksanakan puasa Tasu'a, Rasulullah sudah menghadapi ajalnya. Hadits tersebut adalah hadits yang menjadi landasan adanya pelaksanaan sunnah berpuasa pada hari Tasu'a yakni pada tanggal 9 Muharram, tepat 1 hari sebelum puasa hari Asyura.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan puasa Tasu'a dan puasa Asyura adalah waktu pelaksanaannya. Puasa Tasu'a dilakukan pada tanggal 9 Muharram sedangkan puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram.
Demikian jawaban atas pertanyaan mengenai perbedaan puasa Tasu'a dan puasa Asyura yang dilakukan di bulan Muharram. Semoga bermanfaat!
(rih/apl)